(Diatas ada pictnya Edgar dan Sasha lagi di bandara (Kristen S. & Nick J.)
Matahari sudah hampir berada tepat diatas kepala. Saat ini keramaian kota sedang berada dipuncaknya. Sinar yang menyengat dan polusi dimana-mana, hal yang sangat menyebalkan tentu saja. Sasha masih bergelung dibalik selimut tebal yang sangat hangat. Pendingin ruangan hidup, jadi dia tidak akan terganggu suhu diluar yang meningkat drastis.
Samar-samar terdengar suara orang berbincang-bincang dari luar kamar. Ada suara Edgar.
"Baiklah, aku akan memberitahunya nanti setelah dia bangun," ucap pria itu.
"Apa?! Anak itu jam segini masih tidur? Mama pikir dia sedang mandi," Sasha mengerang mendengar suara wanita yang sangat mirip dengan mamanya. "Jangan-jangan..mama."
Suara langkah kaki yang mendekat kearah kamar seketika membuat Sasha segera keluar dari balik selimut dan masuk ke dalam kamar mandi dengan kecepatan penuh. Bahkan ia sampai menutup pintu kamar mandi dengan keras hingga suaranya menggema diseluruh ruangan. Bertepatan saat suara itu menghilang, seorang wanita paruh baya membuka pintu kamar. Wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Sandra, mamanya Sasha.
"Loh, dimana dia?" tanya Sandra bingung setelah melihat keadaan kamar yang tidak berpenghuni. Edgar yang berdiri dibelakang mertuanya itu sama bingungnya. Terakhir kali ia masuk ke kamar, Sasha masih tertidur pulas, dan perempuan itu sama sekali belum keluar dari dalam kamar.
"Mungkin Sasha sedang mandi," ucap Edgar kepada mertuanya yang sibuk memperhatikan kamar. Tiba-tiba Sandra membalikkan badannya dan menatap Edgar dengan serius. "Apa kalian sudah.."
"Melakukannya semalam?" tanya Sandra seraya mengerutkan keningnya. Edgar yang tidak mengerti pertanyaan mama mertuanya mengerutkan kedua alisnya. "Maaf?"
Sandra berdecak kesal lalu memukul pelan lengan Edgar. "Kasurnya berantakkan dan Sasha yang menghilang. Mungkin anak itu malu jika mama melihatnya," kata Sandra sambil tertawa lebar. Edgar hanya tersenyum kecil, ia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Yang jelas, ia sadar jika ada kesalahpahaman disini.
Dibalik pintu kamar mandi, Sasha menguping obrolan Edgar dan mamanya. Sejak tadi ia terus menggumamkan kata 'yang benar saja' saat mamanya mengira ia dan Edgar sudah melakukan 'itu'. Padahal sebenarnya, malam pertama mereka setelah hari pernikahan biasa saja, sangat sangat biasa. Tidak ada hal yang spesial, kecuali Edgar yang sempat memeluknya sekitar jam 4 dini hari. Rasanya benar-benar nyaman, ucap Sasha dalam hati saat memikirkan kejadian itu. Walaupun pada akhirnya, Sasha tidak sengaja memendang tubuh pria itu karena kepanasan.
"Baiklah, kalau begitu mama pulang dulu. Titipkan salam buat Sasha ya," Edgar menganggukkan kepalanya pelan lalu mengantar Sandra keluar dari dalam kamar hotel yang sangat mirip dengan apartemen ini. Setelah mendengar suara 'cklek', Sasha mengendap-ngendap keluar dari dalam kamar mandi, berusaha mengeluarkan suara seminimal mungkin.
"Belum mandi?"
Buset dah. Cepet banget balik ke kamar. ucap Sasha dalam hati.
"Eh ee.. belum," sahut Sasha polos. Edgar menatap istrinya dari ujung kepala hingga kaki, yang bahkan masih memakai piyama. "Kalau begitu cepat mandi."
Mendengar perintah dari Edgar, Sasha bergegas mengambil baju dari dalam lemari dan berlari kecil menuju kamar mandi.
Edgar's POV
"Apa?! Kita ke Paris?" pekik perempuan yang duduk disampingku. Wajahnya terlihat sangat panik dan bahkan ia tidak bisa diam semenit saja.
"Kenapa kau tidak bilang kita akan ke Paris? Kenapa bulan madunya secepat ini? Bagaimana dengan galeri lukisanku? Siapa yang akan menggantikanku menjadi model untuk Quinnesha? Apa yang--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married with Boss ( PAUSED )
Romansa#120 ROMANCE [092616] "Pertama, kita harus beda tempat tidur. Kedua, ga boleh pegang-pegang. Ketiga, dilarang mencampuri urusan pribadi masing-masing," Pria itu menyunggingkan senyuman tipis sebelum meletakkan selembar kertas di atas meja. "Kalau be...