SM-3

1.4K 141 3
                                    

"Chelle," panggil Ali saat Michelle berkunjung ke rumahnya.

"Apaan?" Tanya Michelle yang masih setia dengan ponsel di genggamannya.

"Cewek itu suka apa selain bunga?" Tanya Ali. Michelle yang mendengar pertanyaan dari Ali buru-buru menghentikan aktivitasnya.

"Mau untuk Prilly yang gak tau diri itu?" Tanya Michelle sebal.

"Gue yang gak tau diri. Coba aja dulu gue gak nekad, mungkin sekarang Prilly gak ngebenci gue," kata Ali lirih.

"Yaudah lah, Li. Itu bukan salah lo kok, niat lo kan baik cuman dia yang salah ngartiin. Coba aja dia mau dengar penjelasan lo, mungkin kejadiannya gak kayak gini."

Ali yang mendengar pembelaan Michelle hanya tersenyum pahit. "Gue gak nyaman tiap hari dikelilingi rasa bersalah," lirih Ali membuat Michelle tak tega.

"Ini bukan waktu yang tepat buat sedih-sedih kayak gini. Lo tadi nanya cewek suka apa? Kalo gue sih suka makan," terang Michelle membuat Ali mendengus.

"Itu emang uda kebiasaan lo yang nempel sejak dini. Ya kali gue masakin dia sarapan?" Tanya Ali sambil menimang-nimang ide Michelle.

"Ide bagus tuh. Lo masakin makanan terus diatasnya lo kasi sesajen melati deh," ledek Michelle.

"Oke juga ide lo, tapi gue aneh ya sama dia. Dimana-mana cewek tuh suka mawar merah, mawar putih, mawar pink. Dia malah sukanya melati."

"Tumben banget si Kevin kagak ngikut nongkrong," ujar Michelle membuat Ali teringat akan ancaman Prilly tadi pagi.

"Dia bilang mau kemana sama lo?" Tanya Ali, pasalnya Ali tak tahu Kevin absen kemana.

"Kata dia sih mau pedekate sama gebetan," ujar Michelle.

Benar dugaan gue, ini pasti ada sangkut pautnya sama Jessica. Gara-gara Kevin gue kenak semburan dari Prilly.

"Sudah kuduga," ceplos Ali.

"Emangnya kenapa?" Tanya Michelle.

"Enggak kok, eh lo uda makan belom?" Tanya Ali mengalihkan pembicaraan.

"Uda sih, cuman masih laper," jawab Michelle apa adanya.

"Gimana kalo kita buat cupcakes? Terus besok gue kasih ke Prilly deh," usul Ali.

"Terserah lo deh. Mau lo kasih kemenyan buat dia toh gue gak peduli," jawab Michelle malas.

Diantara tiga bersahabat hanyalah Michelle yang paling membenci Prilly dkk. Karena bagi Michelle, Prilly tak tahu menghargai usaha orang lain. Berbeda dengan Kevin yang labil, kadang mendukung dan kadang menusuk.

"Cara buat cupcakes gimana sih?" Tanya Ali cengengesan.

"Tanpa lo ngode gue juga uda peka. Yang intinya lo nyuruh gue buat kan?" Tanya Michelle malas.

"Lo makin cantik deh kalo jadi sahabat yang pengertian," perkataan Ali sukses membuat Michelle kesal.

"Lo kalo ada maunya doang muji, kalo uda gabung sama Kevin gue yang diledekkin," oceh Michelle

"Udah lo ngoceh makin durasi, sekarang bahan apa aja yang diperlukan? Biar gue pergi beliin."

"Sia-sia bokap lo nyari nafkah buat beliin lo hape. Lah lo malah begonya gak ketulungan, ada hape kan? Minta tolong sama Mbah Google dong," Michelle yang kesal menoyor kepala Ali.

"Maklum orang kaya mikirin siapa aja yang utang sama gue," balas Ali tertawa geli.

"Iya, iya. Tau deh yang orang kaya," kata Michelle.

"Rumah gue ada gula, telur, sama mentega gak?" Tanya Ali.

"Lah mana gue tau. Rumah, rumah elo. Berasa jadi nyonya gue disini," kata Michelle asal.

"Iya tolong liatin dong, Chelle," pinta Ali lembut.

Michelle yang sedang berbaik hati berjalan santai menuju dapur rumah Ali untuk mengecek perlengkapan bahan.

"Gula masih ada, telur juga ada. Menteganya yang uda habis," teriak Michelle.

"Yaudah. Lo mau ikut pergi beli ke supermarket depan atau tinggal disini?" Balas Ali berteriak.

"Gue ikut," teriak Michelle sambil berlari tergopoh-gopoh takut ditinggal Ali.

Seputih Melati

"Bosen banget," gumam Prilly menyandarkan tubuhnya pada bantalan tempat tidur.

"Ajak Dahlia video call aja deh. Semoga dia gak lagi sibuk," Prilly sibuk membuka aplikasi LINE untuk bergosip ria dengan Dahlia.

"Halo," Dahlia telah menjawab sambungan via telepon dari Prilly.

"Lagi ngapain nih?" Tanya Prilly menggeser tubuhnya mencari cara duduk yang nyaman.

"Sodara gue main ke rumah," jawab Dahlia.

"Open house nih ceritanya? Gue kok gak diundang sih," ledek Prilly.

"Tante-tante gue aja kayak jelangkung. Datang gak diundang, pulang gak dianter."

"Mana sepupu lo yang ganteng itu?" Tanya Prilly.

Dahlia pernah curhat pasal sepupunya yang ganteng pada Prilly dan Jessica. Dan yang paling heboh mendengar kabar cowok ganteng hanyalah Adeeva Prilly. Sedangkan Jessica hanya duduk anteng mendengar curhatan Dahlia.

"Dia lagi gabut, gue panggilin kagak mau nyaut," Dahlia mendengus sebal.

"Dia gabut. Kenapa lo gak mau gatul aja?," ledek Prilly.

"Apaan gatul?" Tanya Dahlia terheran karena tak pernah mendengar akronim gatul.

"Belaga tuli," balas Prilly sambil tertawa terbahak-bahak.

"Yaudah matiin telponnya gue lagi gatul," ucap Dahlia sengaja menekankan kata 'gatul'.

"Canda aja," kata Prilly terkekeh.

"By the way, lo uda pertimbangin perkataan gue yang tadi?" Tanya Dahlia santai.

"Yang mana?" Tanya Prilly bingung.

"Dia cuma punya hati, tapi kamu mungkin tak pakai hati," balas Dahlia dengan nada lagu Aku Cuma Punya Hati dengan lirik ciptaan Dahlia sendiri.

"Gue males bahas dia, daripada ujung-ujungnya kita berantem gara-gara Penghancur lebih baik gak usah ngomong," ketus Prilly.

"Elah, Pril. Sensi amet, perasaan ini belum arus lo deh. Apa lo dapetnya kecepetan?" Goda Dahlia membuat Prilly kesal.

"Iya gue lagi dapet jadi pingin makan orang," ucap Prilly mengakhiri sambungan via telepon sepihak.

Ini si Dahlia apa-apaan sih belain dia, liat aja besok gue buat perhitungan sama dia. Semua sahabat gue uda terkontaminasi sama ajaran sesatnya.
.
.
.
.
.
Tbc..!
Please vote⭐️ and comment📨

Seputih Melati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang