"Dia belum datang ya?" Ali tersenyum pahit.
"Mungkin lagi di perjalanan," balas Michelle.
"Sampein salam gue, ya. Nanti kalo gue inget kalian, gue beliin oleh-oleh deh," goda Ali.
"Kalo inget, ya. Bagus, bagus. Dilupain juga gapapa, Li." Kevin meninju pelan lengan Ali, hal itu tidak membuat Ali meringis melainkan tertawa.
"Enggak mungkin gue lupain kalian," Ali memeluk kedua sahabatnya.
"Pesawatnya udah mau take-off nih, jaga diri kalian ya." Ali mengukir senyum terbaiknya.
"Lo juga hati-hati, kalo udah sampe jangan lupa telepon kita," ujar Kevin.
Ali mengangguk, "gue pasti kembali kok."
Hanya Michelle dan Kevin yang mengantar Ali ke bandara. Prilly? Mungkin dia sibuk, pikir Ali.
"Ya kali, lo bakal menetap di sana. Emang hati lo mau dibawa kemana?" Tanya Kevin.
"Yaudah, gue duluan." Ali tampaknya menghindari pertanyaan Kevin.
--------------------------------------------------------------------
"Kocak parah, Vin." Michelle terbahak mendengar cerita Kevin.
"Mana pas gue peluk dia kayak tegang gitu, kayak nahan kentut," ujar Kevin hiperbola.
"Ya kali, dia bakal kentut di muka lo. Emang sebenarnya muka lo, muka-muka orang minta dikentutin." Michelle terkekeh.
"Udah lama, ya, kita gak jalan berdua kayak gini, mana lo asik sibuk sama Mila," ujar Michelle merubah mimik wajahnya menjadi cemberut.
"Gue mulu yang disalahin, gue juga kadang bingung sih, entah kenapa pas deket Mila tuh rasanya adem-ayem." Kevin menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal.
"Gue kadang gedek ngomong sama lo, ya kali, lo benci Mila lo adem-ayem deket dia." Michelle memutar bola matanya jengah.
"Tapi gue juga nyaman dekat Silla, gue jadi dilema nih," ujar Kevin.
"Putusin Mila," ucap Michelle tajam.
"Lo ngomong tuh seenak jidat lo aja. Gue baru jadian sama dia tuh tiga hari, etdah udah main putus-putusan aje," ujar Kevin.
"Gue gak setuju lo sama Mila," balas Michelle mengungkapkan ketidak-sukaannya terhadap Jessica selama ini.
"Dia baik kok," bela Kevin.
"Gue lebih suka lo sama Silla," balas Michelle.
"Tapi–" kata-kata Kevin terhenti.
"Gue lebih tau, siapa yang pantes buat lo dan engga," potong Michelle cepat.
"Berasa punya sahabat cenayang gue," ucap Kevin.
"Tapi, gue juga suka deket Silla. Nah, kan? Gue dilema lagi," lanjut Kevin frustasi.
"Beneran deh, lo sama Silla lebih cocok," ujar Michelle tajam menandakan ia sedang tak ingin dibantah.
"Serah lo deh." Kevin selalu menyerah jika berdebat dengan Michelle.
Seputih Melati
KAMU SEDANG MEMBACA
Seputih Melati
Fanfiction[Completed] "Gue gak mau berharap lebih, gue cuman berharap kesalah pahaman di masa lalu bisa membuat hati lo seputih melati ini." "Dengan beribu melati pun, kesalahan lo yang dulu tetap pernah menjadi belati tajam yang menyayat hati gue." Kesalah...