"Ini kerjaan lo lagi kan?" Tanya seorang gadis berapi-api sambil melempar setangkai bunga melati ke wajah siswa laki-laki yang sedang sibuk menyalin tugasnya.
Yang ditanya hanya terdiam di tempat. "Mulut lo bisu?" Bentak gadis yang sedang berdiri di hadapannya sambil menggebrak meja lalu beranjak meninggalkan kelas terkutuk itu.
Setelah gadis itu pergi, "maaf," hanya kata maaf yang mampu terucap.
Gadis cantik dengan sejuta pesona membuat para siswa laki-laki di sekolah itu terjerat pesonanya. Gadis dengan sejuta keceriaan, dia Adeeva Prilly. Gadis dengan segudang bakat dan talenta membuat semua orang terkagum-kagum dengannya. Namun hanya satu hal yang dapat membuat keceriaannya seketika hilang. Aliando Gavriel.
"Pasti lo mikirin dia lagi kan?" Tanya sahabat Aliando, Kevin Julio. Yang ditanya hanya mengangguk lemah.
"Yaudah lah, Li. Lagian ini gak sepenuhnya salah lo kok," ujar Kevin menenangkan.
"Lagian lo sih. Uda tau dia itu beda dari temen-temennya masih aja berusaha minta maaf," ujar Kevin mengambil posisi di sebelah Ali.
"Kalo bukan sekarang gue minta maaf, kapan lagi?" Ali melontarkan pertanyaan pada Kevin.
"Setidaknya lo uda berjuang, kalo dia belum maafin lo itu hak dia. Tapi jangan sampe ngerendahin harga diri lo juga dong," balas Kevin.
"Gue yang uda buat dia terluka dan gue juga yang harus nyembuhin luka itu," kata Ali tegas.
"Tumben lo sendirian, Michelle mana?" Tanya Ali yang menyadari ketidak-hadiran Michelle Joan, sahabat Kevin dan dirinya.
"Dia lagi dapet, ngeri kalo di dekat dia. Bisa-bisa dimakan hidup-hidup gue," Kevin bergidik ngeri membayangkan amukan Michelle saat sedang didatangi tamu bulanan.
"Gue lapar, ngantin yok," ajak Ali berjalan mendahului Kevin yang terbengong.
"Ali Baba, tungguin gue," pekik Kevin yang tertinggal di belakang.
"Makanya ngelangkah tuh langsung satu meter jangan satu ce-em," ejek Ali mempercepat langkahnya.
"Ali Baba," geram Kevin berusaha menyamakan langkahnya dengan Ali yang sudah mendahuluinya.
SEPUTIH MELATI
"Gak capek apa dia ngancurin hidup gue mulu?" Tanya Prilly geram.
"Yaudah lah, Pril. Niatnya baik kok," ujar Dahlia menenangkan.
"Lo kok belain dia sih. Atau jangan-jangan lo uda kemakan rayuan sampah dia?" Selidik Prilly membuat Dahlia tertawa geli.
"Bukan gue yang kemakan rayuan sampah si Penghancur itu. Tapi onoh yang kemakan rayuan sampah sohibnya Penghancur," jelas Dahlia menekan kata 'penghancur' sambil melirik ke arah Jessica Mila.
"My JessJess, apa bener lo kemakan rayuan sampah sohibnya Penghancur? Siapa tuh? Kavan, eh Kevin." Prilly menatap lekat Jessica yang tampak salah tingkah.
"Jadi benar lo kemakan rayuan sampahnya? Oh My God, Tuhan. Cobaan apalagi ini?" Tanya Prilly sebal.
"Prilly sayang. Siapa sih yang bisa menolak pesona seorang Kevin Julio," balas Jessica mendramatisir keadaan yang sudah panas.
"Gue gak restuin hubungan kalian, Jess." Prilly melempar ultimatum tentang pertentangan hubungan Jessica dan Kevin.
"Gue gak minta restu dari lo," cibir Jessica.
"My Dahlia jangan sampe lo ngikutin jejak Jessica," pesan Prilly.
"Lagian gue mau sama siapa? Kevin uda diembat Jessica. Kalo sama si Penghancur gue mah ogah, lagian tuh ya alisnya uda kayak ulet bulu. Oh My God, Tuhan. Tidak, tidak, tidak. Gak mungkin gue sama si jutek Michelle dikira jeruk makan jeruk lagi. Ih, no way!" Dahlia menggeleng keras.
"Masih ada Ricu kok Dahlia sayang," goda Prilly sambil mengedipkan matanya.
"Sama Jin Tomang? Apa kata dunia?" Dahlia menambah kecepatan gelengan kepalanya.
"Hai, Cabe Rawit," sapa Duo Perusuh.
"Apaan coba Cabe Rawit," balas Prilly kesal.
"Cabe rawit itu kan kecil kayak lo, kenapa mesti cabe? Karena omongan lo tuh selalu pedas," balas Duo Perusuh kompak yang terdiri dari Ricky Harun, Kirun dan Ricky Cuaca, Ricu.
"Oh My Ghost, Setan! Pergi gak lo? Hush hush," usir Prilly.
"Kok gitu sih, Be." Ricu menampilkan senyum pepsodent-nya.
"Nama gue itu Adeeva Prilly dan gak ada tulisan Be dalam nama gue," pekik Prilly sambil menghentak-hentakkan kakinya.
"Itu kan panggilan sayang dari kita berdua," jawab Kirun pelan.
"Kalo nyari nama tuh yang cakepan dikit jangan Caba-Cabe, Caba-Cabe. Kayak Princess kek atau Barbie juga boleh. Gitu kan enak," usul Prilly yang disusul gelengan dari Duo Perusuh.
"Lebih enak didengar Cabe Rawit, kecil-kecil gimana gitu," ledek Ricu yang dihadiahi jitakan dari Prilly.
"Dahlia, Jessica. Hajar," titah Prilly sambil menyiapkan ancang-ancang bersama pasukannya.
"Dasar Jin Tomang, pulanglah ke dunia lo." Ketiga gadis itu memukul lengan Duo Perusuh.
"Dan lo Makhluk Astral tubuh lo itu kayak lidi kecilnya." Dahlia bertugas menganiaya Kirun.
"Jangan macem-macem sama kita kalo gak mau pulangnya kalian gak make baju," ancam Prilly yang dihadiahi anggukan oleh Dahlia dan Jessica.
Sedangkan Duo Perusuh masih belum jerah dengan ancaman Prilly. "Gue tunggu saatnya," kata Kirun sambil mengedipkan sebelah matanya membuat Dahlia bergidik ngeri.
"Makluk Astral," teriak Prilly sambil menjambak rambut Kirun.
"Cabe Rawit stamina lo hebat juga. Gak nyangka badan sekecil upil bisa buat kita kewalahan," ledek Kirun sontak membuat Prilly mengencangkan tarikan pada rambut Kirun.
"Hati-hati lo, Run. Pulang-pulang telanjang dada, gue sih ogah mamer badan gue yang seksi ini," ujar Ricu percaya diri.
"Seksi kalo diliat pake lobang pipet dari puncak Gunung Sinabung. Yang ada tuh lemak dimana-mana," ledek Prilly melepaskan tarikan rambut Kirun saat menyadari jambakannya menanggalkan beberapa helai rambut Kirun.
"Gue suka gaya lo," tampaknya Duo Perusuh takkan jerah meskipun sudah dihadiahi pukulan dan jambakan.
.
.
.
.
.
Tbc..!
Please vote⭐️ and comment📨
KAMU SEDANG MEMBACA
Seputih Melati
Fanfiction[Completed] "Gue gak mau berharap lebih, gue cuman berharap kesalah pahaman di masa lalu bisa membuat hati lo seputih melati ini." "Dengan beribu melati pun, kesalahan lo yang dulu tetap pernah menjadi belati tajam yang menyayat hati gue." Kesalah...