SATU

414 40 8
                                    

Jin memandangi kedua insan di ujung ruangan itu. Mengingatkannya akan gadis yang duduk termenung di rumah sakit. Gadis pucat itu. Seseorang yang pernah hampir membuat hati rekannya itu menjadi batu.

"Hyung, kau iri dengan mereka, ya?" Goda Jungkook menyenggol lengan Jin. Jin melirik Jungkook malas dan berlalu pergi meninggalkan ruangan. Jungkook hanya menggeleng.

"Sarang-a, Jimin-hyung, aku beli camilan dulu." Ujar Jungkook sebelum meninggalkan ruang santai itu. Jimin dan Sarang mengangguk. Setelah mengetahui bahwa usia Jungkook dan Sarang sama, Jungkook mulai memanggil dan berbicara dengan Sarang menggunakan banmal. Jimin kembali membaca komiknya.

"Oppa, kenapa kau selalu baca komik, sih?" Tanya Sarang sebal. Jimin menoleh sekilas.

"Karena aku bosan." Jawabnya membuat Sarang membuka mulutnya tak percaya. Plak. "Yah!!" Teriak Jimin karena Sarang memukul lengannya cukup keras.

"Aku pergi." Ujar Sarang beranjak.

"Sarang, kamu ngambek?" Tanya Jimin berdiri dan meraih tangan Sarang, menghentikan langkah Sarang sebelum melewati pintu.

"Nggak." Jawab Sarang menepis tangan Jimin dan berjalan keluar. Jimin mengejar Sarang dengan senyum diwajahnya.

"Aigoo, pacarku lagi marah~" Godanya seraya kembali mengenggam tangan Sarang, yang sekali lagi langsung di tepis Sarang. "Sarang...? Kenapa?" Tanya Jimin khawatir.

"Oppa, banyak mata di luar sini." Ujar Sarang menjelaskan dengan nada normal. Sudah setahun lebih 4 bulan Sarang menjadi idol, yang artinya hubungan Sarang dan Jimin sudah berjalan selama setahun lebih 5 bulan. Ya, sebulan sebelum debutnya, Sarang resmi jadi pacar Jimin. Dan Hubungan mereka dirahasiakan.

"Nanti malam kita makan ayam bersama member yang lain. Oke?" Ujar Sarang mengembalikan senyum Jimin.

"Oke."

xxxxx

"Cheonsa." Panggil Jaeshin pada maknaenya. Sarang menoleh dan menghampiri Jaeshin dengan wajah bertanya. "Besok ikut aku ke toko alat musik, ya?"

"Oke. Panggil aku Sarang aja, eonni." Jawab Sarang tersenyum. "Ah, eonni. Malam ini latihannya libur dulu dong. Kita makan bareng BTS, ya~"

"Dimana? Siapa yang bayar? Kau tahu, aku dirumorkan berpacaran dengan Yoongi-sunbae, kan? Padahal yang berpacaran itu kamu, bisa bahaya kalau kita makan diluar. Apalagi--"

"Stop!" Seru Sarang menghentikan omelan rekannya. "Aku tahu, Jae-eonni. Kita akan makan di studio latihan. Dan Appa-ku yang bayar."

"Benarkah? Lagi?" Tanya Jaeshin sumringah. Sarang mengangguk dengan tawa kecil melihat Jaeshin yang girang karena ditraktir lagi. "Oh, annyeong, Jin-sunbae." Ujar Jaeshin membuat Sarang berbalik.

"Jin-oppa, annyeong." Sapa Sarang.

"Annyeong. Kalian mau kemana? Kok mobil kalian udah siap di luar?" Tanya Jin.

"Hanya ke sebuah acara talkshow. Mungkin nanti sore sudah selesai." Jawab Jaeshin. "Sunbae sendiri mau kemana?" Tanya Jaeshin menunjuk kontak mobil yang dibawa Jin.

"Seperti biasa, ke--"

"...Rumah Sakit." Sela Jungkook di depan lift tanpa ada yg menyadari kedatangannya. "Tembak saja, hyung. Jangan kelamaan."

"Apa kau menjenguk seorang wanita?" Tanya Sarang membuka matanya lebar.

"Kook. Tutup mulutmu." Ujar Jin agak sebal, kemudian Jin berlalu keluar kantor agensi dan mengendarai mobilnya menjauh.

"Yah!" Bentak Sarang pada Jungkook yang masih terpaku menatap mobil Jin. "Aku tak pernah melihat Jin-oppa semarah itu... Kau yang bertanggungjawab. Bye." Ujar Sarang seraya menggandeng Jaeshin keluar menuju mobil mereka. Jaeshin hanya bisa menepuk bahu Jungkook sebelum ia tinggalkan.

CheonSarang Book 2 : MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang