Sudah dua hari Sarang stay di Indonesia. Siang ini cuaca di luar sangat cerah dan mendung di hati Sarang sudah mereda. Semalam, Sarang menangis habis-habisan seraya curhat pada Yue tentang dirinya, Jimin, dan Yejin. Melepas amarah dan kesedihannya. Ya, Yue sudah mengenal Yejin sejak pertama ia bersahabat dengan Sarang. Bahkan Yejin pernah menjadi sahabat pena Yue sampai sebelum Yejin hilang kontak dengan Sarang dan Appa Sarang. Maka dari itu, hal yang menimpa Sarang ini membuat Yue tak kalah emosi.
"Sarang... ayo, makan dulu. Nanti kita ke makam Ibumu." Ujar Yue menepuk bahu Sarang. Sarang berajak dari sofa kamar Yue dan sarapan berdua dengan Yue. Tak lama, manajer Jisoo datang bersama stylist Sarang.
"Cheonsa ya, iliwa. (kemarilah)" Panggil stylist-nya, Hong Soobin (27).
"Ne, Soo-eonni." Sahut Sarang melangkah ke ruang tamu, Yue membuntutinya.
"Uwaah... bahkan untuk keluar kau harus pakai makeup?" Celetuk Yue. Sarang menggelang.
"Hanya rambut saja kok..." Timpal Sarang. "Kalu makeup, ya makeup biasa... pelembab, bedak tipis, lip balm."
"Oh... tapi, aku lihat artis-artis korea, tuh cakep-cakep kalo keluar. Keliatan lho kalo pake makeup." Ujar Yue.
"Aku mah gak suka yang gitu. Makanya aku selalu bawa makeup kit-ku sendiri. Tipis-tipis gitu pakenya." Ujar Sarang yang sedang ditata rambutnya.
"Kalo rambut itu sudah pasti di style, mau style sendiri atau pake stylist kayak aku gini... aku masih belum bisa style rambutku sendiri, jadi masih pake stylist." Tambah Sarang, Yue hanya mengangguk mengerti. Seusai menata rambut, Yue dan Sarang diantar manajer Jisoo ke makam Ibu Sarang.
"Naega geunyang yeogi-e gidaryeo. Ppalli oseyo. (Aku tunggu di sini saja. Cepat kembali)" Ujar Soobin tak bergeming dari bangkunya.
"Eoh. Danyeo-olgeyo. (Kami akan kembali.)" Ujar Sarang melambaikan tangan. Yue dan Sarang berjalan di depan, semetara Jisoo berjalan lebih lambat 10 cm di sebelah kanan Sarang. Sarang berhenti di depan sebuah nisan berhias kembang kering. Ia berjongkok san membersih kan bunga-bunga itu, Yue membantunya. Setelah membersihkannya, Sarang dan Yue meletakkan sebuket bunga di depan nisan itu dan berdoa.
'Ibu, joesonghaeyo. (maaf) Aku baru mengunjungimu saat aku kesulitan. Maafkan aku dan berilah aku kekuatan, Bu.'
Sarang berdoa dengan air mata menyusup keluar dari mata Sarang yang tertutup rapat.
"Ayo, kita jalan-jalan." Ajak Yue menepuk bahu Sarang pelan. Sarang tersenyum pada sahabatnya.
"Oke."
xxxxx
"Jimin?" Panggil Jin dengan nada datar. Jimin menoleh senang, karena pada akhirnya Jin mau berbicara dengannya.
"Ne, hyung?" Jawab Jimin melonjak dari sofa menuju dapur. Jin memandangi Jimin dari atas hingga bawah, lalu berbalik melanjutkan memasak.
"Kudengar Yejin memintamu balikan." Ujar Jin angkat bicara. Jimin berdiri kaku di belakang Jin. Senyumnya sirna.
"Hyung... aku tak mau semua jadi begi-"
"Usianya tinggal sebentar lagi." Sela Jin meletakkan pisaunya. Jimin memandang punggung Jin bingung.
"Setidaknya... ia bahagia." Ujar Jin pilu.
"Hyung, apa kau tak memikirkan perasaan Sarang? Aku tak pernah berniat menemui Yejin lagi, Hyung. Tapi kau-"
![](https://img.wattpad.com/cover/72025358-288-k188321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CheonSarang Book 2 : MISTAKES
Romance*Baca buku 1 (1004랑:CheonSarang) juga ya, bagi yang belom baca* MISTAKES. Kesalahan. Semua berawal dari kesalahan. Kesalahan dapat berujung kisah yang indah namun juga dapat berujung kisah yang pahit. Kesalahan dalam memilih subjek demi mencari uang...