DUA BELAS

148 27 4
                                    

"Jimin... fansmu berkurang. Sekarang Cafe semakin sepi dan banyak blog yang mengulas skandalmu." Ujar Bang Shihyuk PD-nim. (Cafe : website fans dan idol saling berhubungan)

"Maaf, Shihyuk-ssi. Tapi aku harus melakukan ini supaya tidak ada masalah kedepannya." Sahut Jimin.

"Masalah?"

"Kau sudah tahu semuanya kan?" Tanya Jimin terkait masalah kehidupan pribadinya.

"Terserah..." Keluh Bang Shihyuk menyandarkan bahunya lelah ke kursi kebesarannya. "Asalkan tak ada masalah lagi." Sambung kepala agensi itu. Jimin membungkuk sebelum meninggalkan ruang kepala. Ia berjalan ke ruang santai, duduk di sofa, dan membayangkan Sarang, yang masih ia anggap kekasihnya, duduk di sebelahnya.

KLAK. Jimin menoleh, ia mendapati seseorang yang ia tunggu bersandar di tepi pintu ruang santai dengan senyuman lebar di wajahnya, lebih seperti mengejeknya. Jimin tertawa ringan, ia menepuk sofa kosong di sebelahnya.

"Duduklah, Noona."

xxxxx

"Okaa-san... yakin tak mau ikut?" Tanya Miho menggelayuti lengan ibunya. "Onee-chan juga?" Tanyanya pada kakak tak sedarahnya.

"Gomen, Miho-chan... (maaf)" Sahut Okaa-san.

"Aku akan jaga Okaa-san. Kalau kau sudah sukses, kami akan menyusul." Sambung Miwa. Miho memasang wajah sedih. Sarang tak tega memisahkan adiknya dengan keluarga yang sudah bersamanya sejah kecil. Sarang sudah merekomendasikan adiknya kepada Bang Shihyuk dengan menyertakan video bakat Miho. Sudah seminggu lebih Sarang mengikuti Miho ke kelas seninya, dan Sarang yakin Miho bisa jadi lebih baik darinya. Dan hari ini, hari kepulangannya ke Korea, Sarang berencana mengajak serta Miho untuk tinggal dengannya di Korea dan menjadi trainee BigHit.

"Miho..." Panggil Sarang pada adiknya. "Kalau kau merasa berat untuk berangkat sekarang... berangkatlah kapan-kapan saja." Ujar Sarang santai.

"Iie! (Tidak!)" Jawab Miho berdiri tegak. "Aku harus konsisten." Jawab Miho pasti. Sarang tertawa kecil, tiba-tiba Miwa mendekati Sarang dan menariknya ke dapur.

"Ada apa Nee-chan?" Tanya Sarang bingung. Miwa menoleh melihat Miho yang masih berbincang dengan Okaa-san.

"Sarang, tolong jaga Miho." Ujar Miwa mengenggam tangan Sarang. "Dia punya trauma kecelakaan besar."

"Kecelakaan?!" Ujar Sarang terkejut hampir memekik.

"Dia sudah bisa mengatasi phobianya akan kendaraan saat SMP, tapi dia masih takut melihat kendaraan yang melaju terlalu cepat." Jelas Miwa. "Meskipun kendaraan itu mainan." Sambung Miwa.

"Astaga..." Sahut Sarang tak menyangka kembarannya memiliki memori seburuk itu.

"Dan kalau ia jadi kalut, kau jangan ikut kalut. Kau harus menenangkannya."

"Bagaimana?"

-

"Eonni, ayo..." Ajak Miho pada Sarang yang baru keluar dari dapur bersama Miwa. "Kalian ngapain, sih?"

"Berangkatlah... Maaf, Okaa-chan dan Miwa-chan tak bisa mengantar kalian." Ujar Okaa-san. Sarang dan Miho memeluk Okaa-san dan Miwa bergiliran.

"Kami berangkat. Jaga diri, Okaa-chan, Miwa-nee. Aku akan sering berkunjung." Ujar Sarang melambai seraya menggandeng Miho ke van hitam. Okaa-san mengantar kedua anak kembarnya ke depan.

.
.
.
.
.

Mobil van hitam milik Bighit melaju menyusuri jalanan Seoul yang cukup lengang malam itu. Dua gadis berwajah mirip tertidur pulas di bangku tengah. Jisoo membawa mobil van hitam itu cukup ngebut, karena ia takut mereka pulang terlalu larut, Jisoo sukses membuat Soobin mengomel berkali-kali. Sarang terbangun mendengar kebisingan itu.

CheonSarang Book 2 : MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang