TIGA BELAS

158 25 5
                                    

"Jimiiiniii~!" Seru seorang wanita berusia 25 tahunan di pintu Bangtan Room, mengejutkan semua member yang ada di dalam, dalam arti positif.

"Noona?? Kapan kau kemari?!" Pekik Namjoon girang. Semua member menghampiri wanita itu.

"Noona! Jiyeon-noona!!" Seru Jungkook seraya menggelayuti lengan wanita itu, Park Jiyeon, 24, mantan artis BigHit - GLAM. Semua artis dan trainee BigHit masih sangat akrab dengan Jiyeon, karena ia masih sering mengunjungi BigHit yang baginya sudah seperti rumah kedua.

"Aigoo... Kookie, kau ini sudah besar sekarang... menyingkirlah, kau berat." Keluh Jiyeon menyingkirkan Jungkook yang lima tahun lebih muda darinya.

"Mau makan sekarang, Noona?" Tanya Jimin santai. Semua member menatap Jimin teringat akan sesuatu.

"Ahh... benar." Celetuk Hoseok. "Kalian kan... ehem ehem." Goda Hoseok. Jiyeon menatap Hoseok kesal, Jimin menarik Jiyeon keluar Bangtan Room untuk segera makan sebelum Jiyeon dan Hoseok ribut seperti biasanya. Jiyeon teringat akan seseorang yang juga akrab dengannya di gedung ini.

"Kudengar idol kesayanganku sudah pulang..." Ujar Jiyeon menyenggol lengan Jimin.

"Siapa?" Tanya Jimin agak loading.

"Orang yang kau sayangi." Jawaban Jiyeon membuat Jimin terdiam, Jimin meliriknya sekilas dan menghela napas panjang. Mereka berhenti di tengah koridor menuju kantin. Jimin menyandarkan badannya di tembok, Jiyeon sadar raut wajah Jimin mulai masam.

"Dasar J-Horse... padahal dia tahu kita hanya pura-pura." Cibir Jiyeon mengalihkan pembicaraan. Jimin tersenyum, kemudian tertawa kecil melihat kedekatan Jiyeon dan Hoseok. Mereka melanjutkan berjalan menuju kantin. "Tidak bisakah ia bertingkah biasa saja? Aku kan Noona-nya."

"Sudahlah, Noona. Kalau kau meladeninya... maka akan ada skandal baru." Ujar Jimin bercanda. Jiyeon menatap Jimin bingung.

"Hot News : J-Hope dan Jimin berebut Jiyeon." Ujar Jimin menahan tawa. Jiyeon terdiam sejenak, namun detik berikutnya ia tertawa.

"Hahaha... berita macam apa itu? Kau bahkan membuat judul yang jelek. Hahaha.." Tawa Jiyeon. Jimin ikut tertawa menghadap Jiyeon. Namun, tawa Jiyeon berhenti, ia melihat sosok yang sangat ia kenali sedang berhalan ke arahnya. Tapi bukan Jiyeon yang sosok itu tatap dengan tatapan membunuh nan pilu. Langkahnya cepat. Jimin menyadari sikap Jiyeon, ia menatapnya bingung.

"Ada apa, Noona-?"

"Cheonsa!" Panggil Jiyeon ceria seraya melambaikan tangan. Jimin yang mendengar nama itu langsung berbalik. Sosok malaikatnya berjalan dengan tatapan tajam menyayat dengan segaris air mata di pelupuk matanya.

"Chagi y--" PLAK!! Jiyeon menahan napasnya dan menutup mulutnya terkejut. Jimin mematung dengan wajah yang dipaksa menoleh ke kanan. Merah cerah terlukis di pipinya.

"Cheon- Cheonsa?" Hanya kata itu yang dapat keluar dari celah bibir Jiyeon. Ya. Jiyeon tahu masalah dua orang dihadapannya, namun ia tak menyangka akan menyaksikan hal pilu itu dihadapannya. Jimin menoleh pelan, ia sangat berhati-hati untuk menatap manik mata gadis di hadapannya.

"Chagi ya... kenapa?"

"AKU PUTUS DENGANMU DEMI SAHABATKU!!" Pekik Sarang dengan air mata tak tertahan. "IA SUDAH TERLALU RAPUH UNTUK TERSAKITI HATINYA!! TAPI MENGAPA KAU MEMBUAT SKANDAL PALSU ITU HAH?!" Bentak Sarang dengan air mata yang tak berhenti menetes dan jari telunjuk menuding Jimin. Semua orang di radius 7 meter di lantai satu itu dapat mendengar jeritan pilu Sarang, namun memilih tetap berada di tempatnya dan tak ikut campur. Jiyeon meraih tangan Sarang.

"Cheonsa... jinjeonghae jwo. (Tenanglah)" Pinta Jiyeon.

"Eonni... hks... kau tak tahu apa yang sedang kuhadapi." Ujar Sarang.

CheonSarang Book 2 : MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang