DELAPAN BELAS

233 28 32
                                    

"Sarang... kembalilah padanya." Ujar Yejin seraya menggenggam tangan Sarang. "Aku tahu kau pura-pura benci padanya." Sarang terdiam. Hoseok yang duduk di sofa tiba-tiba berdiri dan berjalan keluar.

"Oppa? Mau kemana?" Tanya Miho yang sibuk memakan jeruk di sebelah Sarang.

"Aa... Jiyeon dan Jaeshin ada di lobi, aku akan menjemput mereka." Ujar Hoseok.

"Okey... pergilah." Sahut Miho cuek. Hoseok tertawa kecil melihat tingkah lucu Miho, kemudian ia berlalu. Yejin menatap Sarang mencari jawaban. Mata Sarang memerah dan basah.

"Sepertinya... ia sudah mulai membenciku. Salahku..." Ujar Sarang.

"Bukan salahmu, Sarang ah..." Ujar Miho mengusap rambut Sarang lembut. "Dan Jimin-oppa pasti masih sangat mencintai dan merindukanmu..."

"Aku setuju." Sahut Yejin. Sarang tersenyum dan menghapus air matanya.

"Annyeong, semuaaa~~" Seru Jiyeon lantang seraya masuk ke kamar rawat inap Yejin.

"Sst! Eonni, ini rumah sakit." Ujar Jaeshin yang ada di sebelahnya.

"Owh... mian." Sahut Jiyeon. "Jadi? Kita lakukan sekarang?" Tanya Jiyeon membuat Sarang menyerngit tak mengerti. Jaeshin menyenggol lengan Jiyeon keras.

"Aw!! Apaan sih, Jae?" Tanya Jiyeon kesal seraya menoleh pada Jaeshin.

'Sarang kan tak tau!' Ujar Jaeshin berbisik, Jiyeon langsung menutup mulutnya karena baru ingat.

"Ada apa?" Tanya Sarang. Jaeshin menggeleng manis.

"Tak ada... kita hanya.... berencana makan siang dan bermain kartu di atap sebentar lagi." Ujar Jaeshin asal. "Mau ikut?"

"Boleh..."

"Aku ikuut!!" Seru Miho girang. Namun ia segera diam setelah Jaeshin memberi pandangan yang mengatakan 'memangnya kau tak ikut?'.

"Kapan ke atap? Aku ingin ke kamar mandi dulu." Ujar Sarang.

"Setelah dari kamar mandi tunggulah kami di atap." Ujar Yejin menambahkan. Sarang mengangguk dan berlalu keluar kamar.

xxxxx

Jimin berjalan agak cepat menuju kamar rawat inap Yejin. Ia mendengar suara ribut saat ia sudah dekat kamar Yejin.

"Hei--"

"Yejin ah!! Bertahanlah!!" Pekik Jiyeon dengan mata memerah. Jimin terpaku di pintu.

"Hhh! Hhhn!! Ssal- Salyeojwo!! (tolong aku!)" Rintih Yejin dengan badan yang kaku. Jimin mendekat dengan wajah syok.

"Yejin ah..." Gumam Jimin.

"Jimin!!" Seru Hoseok menoleh, ia menarik Jimin mendekat ke sisi kiri Yejin. Yejin menatapnya dengan tatapan sendu nan pedih. Jimin membatu.

"Oppa- oppa..." Ujar Yejin meraih tangan kiri Jimin. Miho, Jaeshin, Seokjin, dan Hoseok menahan tubuh Yejin yang kejang. Jiyeon mendekati wajah Yejin dan mengusap dahi Yejin lembut.

"Yejin ah, jinjeonghae... (tenanglah...)" Ujar Jiyeon kalem. Tubuh Yejin mulai berhenti kejang, napasnya terengah-engah dengan keringat di sekujur tubuhnya. Matanya tak teralih menatap Jimin. Jimin membeku, tak tahu harus bagaimana.

"Oppa... waktuku-"

"Maaf, Yejin ah. Maaf. Maafkan aku." Ujar Jimin berulang-ulang seraya melangkah mundur menarik tangannya lepas dari cengkeraman Yejin yang pucat.

"Jimin." Panggil Hoseok. "Waktu Yejin sudah hampir habis, tak maukah kau membantunya?"

"Hyung?" Ujar Jimin terkejut mendengar kalimat itu keluar dari mulut Hoseok yang notabene adalah kakak dari malaikatnya. "Mengapa kau memihak Yejin? Aku masih menunggu Sarang kembali padaku. Aku masih mencintainya-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CheonSarang Book 2 : MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang