EMPAT BELAS

161 28 8
                                    

Jimin termenung di kasurnya. Ia memikirkan apa yang telah di katakan Hoseok padanya semalam. Aku tampak bahagia? Bagaimana kabar Sarang ya? Batinnya menunduk menatap bed cover di hadapannya. Kriet. Seseorang duduk di ujung kasurnya.

"Hey, Tae." Sapa Jimin. Taehyung terdiam dengan wajah kelabu. Jimin memukul lengan Taehyung pelan, sahabatnya itu menoleh lesu. "Ada apa?"

"..." Tae terdiam menatap Jimin. "Adikku..." Ucapnya menggantung.

"Ada apa dengan Kim Minjoo?" Tanya Jimin menyebut nama adik Taehyung.

"... ia mengubah marganya." Ujar Taehyung dengan mata yang mulai basah. "Dia..."

"...mengancamku."

"Mengancam?" Tanya Jimin terkejut.

"Jika aku membongkar identitasku sebagai kakak Minjoo... dia akan bunuh diri." Ujar Taehyung menjambak rambutnya kesal. Jimin memeluk Taehyung erat.

"Semangatlah, Tae. Pasti semua ada jalan terangnya. Kau harus bertahan. Suatu saat pasti kau bisa memeluk adikmu lagi." Ujar Jimin menepuk punggung Taehyung. "Ayo tidur. Besok masih ada jadwal."

"Kay, Jimin."

xxxxx

"Eonni~" Seru Miho berlari keluar rumah dengan pakaian rapi style tomboy khas Miho. Sarang tersenyum dan menggandeng Miho masuk mobil van hitam yang biasa dikendarai Sarang dan melaju menuju BigHit.

"Eonni, lihat." Ujar Miho pada Sarang yang duduk di sebelahnya. "Tadi Appa memberiku tas ini. Keren kan?"

"Wah... cocok sekali dengan karaktermu." Ujar Sarang melihat tas satu lengan berwarna biru tua yang bertengger di bahu Miho.

"Hehe..." Tawa Miho senang seraya mengusap-usap tas barunya.

"Miho ya, nanti kau langsung temui Bang Shihyuk-ssi. Untuk konfirmasi jadi anggota trainee, aku sudah buatkan kau janji dengannya." Ujar Sarang mengaca dan membenahi rambutnya sedikit.

"Ruangannya...?"

"Nanti aku akan mengantarmu." Timpal Soobin seraya menepuk bahu Miho.

"Terima kasih, Soobin-eonni."

"Wah... Eonni benar-benar feminin, ya." Puji Miho seraya menatap Sarang yang sedang merapikan makeup wajah. "Bagaimana aku bisa jadi idol sepertimu? Aku sangat careless pada diriku sendiri."

"Jadilah dirimu sendiri." Ujar Sarang mengenggam tangan Miho. "Setiap orang itu memiliki sesuatu yang spesial di dirinya..." Ujar Sarang membuat Miho tersenyum lebar.

"Ne, Eonni."

.
.
.

"Hey... kau tahu? Aku punya adik lagi." Ujar Hoseok dengan wajah super cerah. Jungkook menyenggol lengan Hoseok cukup keras hingga Hoseok yang baru saja duduk di sofa Bangtan Room itu bingung dengan suasana suram di tempat itu. Hoseok menangkap sosok sumber aura gelap itu di ujung ruangan.

"Eung... ada yang belum sarapan?" Tanya Hoseok canggung. "Mau ku traktir di kantin?" Tanyanya lagi. Beberapa member menoleh pada Hoseok, termasuk Taehyung. Hoseok menatap Taehyung dengan senyum lebarnya.

"Ayo." Ajak Hoseok beranjak dari sofa.

xxxxx

"Yejin!! Buka pintunya!!" Pekik Jin seraya menggedor pintu kamar rawat inap Yejin.

"Jung Yejin-ssi!!" Panggil seorang dokter khawatir.

"Pergilah... hks... hks..." Tangis Yejin terdengar begitu berat. Suara di luar kamarnya terus menggema, Yejin mengunci rapat pintu kamarnya, hatinya perih setiap kali melihat berita kedekatan Jimin dengan Jiyeon. Hari ini, ia hanya ingin meringkuk di kasurnya sendiri. Tak ingin siapapun mengganggunya. Namun Jin begitu mengkhawatirkan hal-hal mengerikan akan terjadi di dalam sana, karena Jin tahu... mental Yejin tak begitu baik.

CheonSarang Book 2 : MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang