Ketigabelas

283 11 4
                                    

"Nih orangnya malah ngobrol," ucap Adit yang langsung melepaskan tangannya dariku dan menyerahkanku seperti tawanan lalu pergi meninggalkanku.
"Ditungguin dari tadi, ayo cepet," wajahnya seperti ingin memakan orang. Wira, baru saja aku melihat dirinya khawatir padaku beberapa waktu lalu dan sekarang? Sudah seperti sediakala.

Aku mengikutinya dari belakang. Langkah kakinya begitu cepat, membuat langkahku semakin sulit karna aku menggunakan rok span. Wira tak menengokku sedikitpun, terus saja melangkah dengan secepat kilat dan aku berlari-lari untuk mengejarnya.
"Chan tiati," teriak seseorang di belakangku, aku melihat dan ternyata laki-laki tinggi tadi yang berteriak. Wira hanya menengoknya lalu melanjutkan langkahnya.
"Kok lu dipanggil itu dah?" tanyaku heran.
"Kan Wira dipanggil Kochan," jawabnya singkat.

Langkah kaki Wira berhenti di parkiran yang masih penuh oleh motor-motor. Aku bahkan lupa di mana motor Wira. Wira duduk di atas motor, entah motor siapa tapi yang jelas itu bukan motormya karna motornya metik. Huh dasar Wira, menarikku menyuruhku cepat-cepat tapi dia malah asik duduk santai.
"Ra motornya mana?" tanyaku lembut.
"Tuh," jawabnya santai sambil mdnunjuk motor di deretan depan. Pantas saja ia diam, motornya tak bisa keluar karna terhalang motor lain.

Aku berdiri di sampingnya, seperti penerima tamu yang mengharapkan tamu itu menggeser motor yang ada di belakang Wira. Jam sudah menunjukkan pukul 8 saat seseorang menghampiri motor yang dinaiki Wira, berbicara sopan untuk meminta Wira turun dari motornya. Syukurlah, aku bisa segera pergi dari sini.
"Nih helm nya Koc," kata Zhani yang memberikan helm warna merah menyalanya kepada Wira.
"Nih helmnya," Wira memberikan helm berwarna biru kepadaku, helm kesayangannya yang bermerk.

Wira mengeluarkan motornya dengan susah payah. Jaraknya terlalu dekat dengan motor lain sehingga sulit untuk dia mengeluarkan motornya. Ia menstandarkan motornya di standar 2 dan mulai menstarter motornya dan ia menginstruksikan kepadaku untuk naik.
"Ati-ati Sha," ucap Zhani saat motor Wira melewatinya.

Malam yang indah dinodai dengan macet saat aku melewati jalan panjang. Lampu-lampu berkilauan membuat mata menjadi mengantuk. Aku menikmati waktu yang ada. Hatiku bergemuruh, berkata dengan lantang dan ingin kuucapkan di hadapannya, bahwa Wira, Aku mencintaimu tanpa batas. Kata-kata itu terulang-ulang dalam hati, tak mampu ku keluarkan. Wira masih konsentrasi memegang kendali dan aku hanya diam saja di belakangnya.
"Sha mau lewat mana?" tanya Wira.
"Gatau seterah, gue aja gatau ini di mana," jawabku pasrah.
"Lewat Lebak Bulus aja ya, kalo ke Palmerah muter-muter," balasnya dan aku langsung membalas oke.

Kami sama-sama terdiam. Tuhan mengapa aku seperti ini? Lidahku bahkan keluh untuk menjadi orang yang bawel seperti biasanya. Otakku tak mampu mencari bahan untuk ku bicarakan pada Wira. Membuat kesan hambar terasa begitu menyakitkan. Aku takut, aku takut Wira bosan dengan ini semua karna sejujurnya, aku tak suka di posisi seperti ini.

"Woy," teriak seseorang dengan mencolek belakangku, membuyarkan lamunanku. Aku segera menengok ke belakang. Aulia.
"Ra, Aulia," kataku sambil mencolek Wira yang sedang fokus, sepertinya ia tak mendengar teriakan Aulia.
"Ngapain lo berdua lewat sini? Mau ke mana dulu lu Koc? Parah cewek masih dibawa jalan malem," tuduh Aulia yang tidak-tidak saat Wira menengok ke arahnya, mensejajarkan motornya dengan motor Wira.
"Nganter pulang, cari warkop dulu yuk, gue mau minum kopi," jawab Wira santai.
"Bayarin ya? Gua gaada duit," balas Aulia.
"Jangan di restoran duit gue juga mepet," kata Wira.
"Heh kalo mau ngobrol jangan sambil jalan," teriak seseorang di belakangku. Wira dan Aulia serentak langsung lari sendiri-sendiri.

Aku tertawa melihat kelakuan mereka, seperti anak kecil yang kepergok main api. Aulia bergerak lebih cepat meninggalkan Wira.
"Udah sana lu duluan cari warkop," suruh Wira saat motornya hampir sejajar dengan Aulia. Aulia mengangguk dan segera melaju.

Bandung dan Semua Yang Tertinggal [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang