Seoul, 2016
Minggu pagi yang cerah, biasanya disambut oleh senyuman lebar bagi orang-orang yang dapat merasakan pancaran sinar matahari pagi dari jendela kamar mereka. Tidak bagi Joo Hyun. Lagi-lagi Ia tidak tidur semalaman karena berbagai pasien yang terus datang untuk dioperasi.
"Byun Baek Hyun seonsaeng, apa kau sudah memeriksa pasien kecelakaan di sana?" Tanya Joo Hyun kepada Baek Hyun yang menganggukkan kepalanya.
"Ne, sudah kuperiksa. Kita tinggal menunggu hasil CT Scannya."
"Baguslah. Ah.. rasanya kepalaku akan pecah. Aku bekerja dari sabtu pagi kemarin sampai sekarang." Joo Hyun meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal, sama halnya dengan Baek Hyun.
"Gyosunim, aku juga! Aku merindukan anjingku dirumah. Aku harap adikku tidak memakannya karena kelaparan.." Ucap Baek Hyun sambil membayangkan nasib malang anjingnya.
"Apa maksudmu?"
"Seo gyosunim, kedua orang tuaku sering bekerja ke luar kota, dan aku hanya tinggal berdua dengan adikku di rumah. Aku harus merawatnya sendirian sekarang.. Terakhir kali aku hanya menyediakan lima mie instant untuknya. Bagaimana kalau dia kehabisan persediaan mie dan melahap anjingku karena kelaparan? Aissh!" Baek Hyun mengacak rambutnya kesal, sampai pukulan keras mendarat di kepalanya. "Arrgh!"
"Dasar ratu drama! Kau pikir adikmu akan menyantap hal seperti itu? Kalau aku jadi adikmu, aku tidak akan memakan anjingmu meskipun aku harus mati kelaparan.." Ucap Seohyun sambil menggosok kedua lengannya.
"Waeyo?" Tanya Baek Hyun sambil mengelus kepalanya yang masih terasa sakit.
"Ya! Apa kau ingat kapan terakhir kali kau membersihkan anjingmu? Asal kau tahu saja, terakhir kali aku ke rumahmu, kondisinya sangat mengenaskan. Awalnya aku pikir anjingmu baru saja selamat dari medan perang." Joo Hyun menjadi ingat keadaan anjing Baek Hyun yang acak-acakan, bahkan lebih berantakan dari gelandangan di terowongan bawah tanah.
"Gyosunim! Dia tidak separah itu! Hanya saja.. aku tidak punya banyak waktu untuk merawatnya.. Sehunnie juga jarang memandikannya. Bocah itu hanya memanjakan dubu kalau dia mau saja.." Jelas Baek Hyun untuk menyingkirkan prasangka buruk seniornya tentang dirinya—walaupun sebenarnya dia memang malas merawat anjingnya.
"Sehunnie? Siapa Sehun? Siapa Dubu?"
Baek Hyun menghembuskan nafasnya kesal. Kalau saja Joo Hyun bukan seniornya dia akan mengatai yeoja ini dengan sebutan 'nona penyihir sudah keras kepala, pakai acara pikun lagi'
"Gyosunim, apa kau tidak ingat? Sehun, Dubu, Adikku, Anjingku!" Jelas Baek Hyun sambil menahan kekesalannya.
"Ah, aku ingat!" Joo Hyun menepuk tangannya, dan Baek Hyun menganggukan kepalanya sambil tersenyum yang berarti: akhirnya dia bisa mengingat dengan jangka waktu yang cukup cepat tanpa berfikir lebih lama seperti biasanya.
"Adikmu dubu dan anjingmu Sehun?"
Tidak sampai perkataan bodoh yang keluar dari mulut Seniornya tadi.
"Aissh, gyosunim! Bagaimana bisa kau menyebut adikku anjing? Meskipun dia suka makan di lantai seperti anjing, tapi kau tidak bisa menyamakan dia dengan dubu!" Bentak Baek Hyun yang tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia menyayangi adik satu-satunya dan tidak ingin harga diri adiknya itu jatuh semudah itu di depan Joo Hyun.
"Ah, mianhae.." Joo Hyun menutup mulutnya menyesal.
"Arraseoyo. Karena kau seniorku, aku akan memaafkanmu." Ucap Baek Hyun sambil mengerucutkan bibirnya yang sudah maju sepanjang 5 centi.
YOU ARE READING
Incredible Destiny
FanfictionSemua orang di Korea tahu bahwa 'Park Chan Yeol' adalah seorang aktor top star yang sedang dikagumi banyak orang berkat ketampanannya, prestasinya, juga segala bakat yang dimilikinya. Lalu, bagaimana dengan dokter genius dari rumah sakit terbesar da...