Part 17: Angel Couple

754 101 16
                                    

Yu Ri mengerutkan kedua alisnya saat Ia merasa diperhatikan seseorang. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati pelayan Hae berdiri di depan pintu dapur yang tertutup rapat.

Pelayan itu melihat semuanya. Yu Ri sudah tertangkap basah.

Tapi.. pelayan hanyalah pelayan. Mereka bukan apa-apa dibandingkan dengan Yu Ri.

Yu Ri berjalan tergesa-gesa dan membuka pintu dapur. Ia mendapati pelayan Hae masih berdiri sambil membekap mulutnya sendiri. Yu Ri tersenyum miring.

"Kenapa? Apa kau terkejut?"

Pelayan Hae masih berdiri diam di tempatnya tanpa bisa mengatakan apapun. Seluruh badannya gemetaran.

"Pelayan Hae.. dengar ya." Yu Ri mendekatkan dirinya ke pelayan Hae. "Apa aku melakukan kejahatan? Lagipula orang itu akan mati. Aku hanya ingin mempercepat kematiannya untuk mendapatkan kekuasaanku lebih cepat. Apakah aku salah? Dengan ini, dia tidak akan menahan rasa sakitnya lebih lama lagi. Bukankah itu baik?"

Pelayan Hae menurunkan tangannya perlahan, berusaha melawan Yu Ri. Namun ia tidak bisa mengatakan sepatah katapun selain berkeringat dan bergetar.

"Suamimu meninggal dan anakmu memiliki penyakit, 'kan?" Tanya Yu Ri, yang semakin membuat pelayan Hae gemetaran. Tangannya mengepal kuat, sementara dahinya penuh dengan keringat.

"Kalau kau berani membuka mulutmu atas hal ini dan merusak rencanaku.." Yu Ri menekankan setiap kata-katanya. "Anakmu akan berada dalam bahaya. Ingat itu baik-baik." Ancam Yu Ri sebelum berbalik kembali ke arah dapur.

Ia menatap gelas berisi air mineral yang benar-benar jernih meski sudah dituangkan racun ke dalamnya.

Yu Ri tertawa sinis. "Saatnya mengambil kekuasaan."

~•~

Yu Ri memberikan gelas yang dibawanya kepada suaminya.

"Terima kasih, Yu Ri-ah. Beruntung, kembang apinya belum muncul. Mungkin kau memang ditakdirkan untuk menontonnya bersama denganku." Ucap suami Yu Ri, kemudian meneguk air mineralnya. "Aaah.. rasanya menjadi lebih enak karena kau yang membawanya."

Yu Ri tertawa kecil sebelum membuka mulutnya kembali. "Kalau begitu minumlah yang banyak.."

Namja paruh baya itu kembali meneguk air mineral beberapa kali, membuat Yu Ri merasa puas melihatnya.

Duarr! Duarr! Duarr!

Pandangan mereka teralih ke arah kembang api yang telah meletus dengan indah di langit kota Seoul.

"Wah.. indah sekali.., benarkan?" Ucap Yu Ri sambil menghadap ke suaminya.

Namja paruh baya itu hendak membuka mulutnya untuk menjawab, namun entah kenapa tenggorokannya terasa tercekat sehingga ia tidak bisa bicara sama sekali.

"Uhuk..uhuk..uhukk..uhuk.."

Yu Ri tersenyum puas, kemudian kembali menatap langit Seoul yang dihiasi oleh warna-warni kembang api. "Ini benar-benar indah. Ternyata kau benar, aku ditakdirkan untuk menonton kembang api malam ini bersamamu. Dan.."

Yu Ri tersenyum sinis. "Kau ditakdirkan untuk mati malam ini." Lanjut Yu Ri pelan, yang tidak dapat didengar suaminya karena suara berisik dari kembang api.

"Y-Yu Ri-ah.. t-tolong, o-o-obatku.." Ucap namja paruh baya itu susah payah. Yu Ri berusaha untuk berakting sepanik mungkin.

"Omo.. ada apa denganmu? B-baiklah. Kau tunggulah di sini, aku akan mencari obatmu." Yu Ri setengah berlari meninggalkan balkon, lalu Ia berhenti di balik tembok. Ia mengawasi suaminya yang terus terbatuk hingga jatuh dari kursi roda. Namja paruh baya itu berusaha untuk berdiri ketika Yu Ri tak kunjung datang untuk memberikan obatnya. Tentu saja, karena Yu Ri bahkan tidak berniat untuk mencarikan obat. Namja paruh baya itu terjatuh sambil terbatuk-batuk, sebelum akhirnya tergeletak tak berdaya di atas lantai tanpa suara.

Incredible DestinyWhere stories live. Discover now