"Apa kau menyukaiku?" Tanya Joo Hyun, selagi jantungnya berdegup kencang.
"Setidaknya dulu."
Atau tidak sampai saat ini. Jantungnya kembali berdegup dengan normal, atau mungkin menjadi lebih lambat dari biasanya?
"Aku pernah menyukaimu saat itu. Saat kau belum meninggalkanku dan memintaku untuk melupakan dirimu."
'Benar. Aku yang salah. Ini semua karena keegoisanku.' Pikir Joo Hyun ketika hatinya kembali merasa sakit untuk yang kesekian kalinya.
"Tapi tidak lagi untuk sekarang. Aku tidak akan pernah jatuh cinta lagi kepada seorang yeoja. Cukup dirimu.. dan Yu Ri." Lanjut Chan Yeol sambil menatap tajam Joo Hyun.
Joo Hyun mengangguk mengerti, walaupun Ia berusaha mati-matian untuk tidak meneteskan air mata yang sudah membendung di pelupuk matanya.
'Seharusnya aku tidak terlalu berharap. Namja ini sudah berubah menjadi manusia yang lebih ingin daripada es di kutub utara. Ini semua karenaku, aku yang melakukannya sendiri.'
"Kalau begitu, mari kita lakukan ini dengan baik, Seo Joo Hyun-ssi." Ucap Chan Yeol sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Joo Hyun menatap tangan itu dengan nanar, tidak percaya jadinya akan seperti ini. Pertemuannya kembali dengan Chan Yeol berakhir seperti ini, pertemuan yang sama sekali tidak pernah diharapkannya.
Joo Hyun menerima uluran tangan itu. Ia tidak bisa menatap wajah Chan Yeol sama sekali, atau tangisannya akan pecah saat itu juga.
Sementara itu, seorang wartawan yang bersembunyi tidak jauh dari tempat dimana Joo Hyun dan Chan Yeol berada, menatap hasil foto yang didapatnya dengan puas. 'Mari kita lihat apa yang akan terjadi setelah ini..' Pikirnya dengan senyuman miring.
~•~
Joo Hyun berjalan sepanjang lorong rumah sakit dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang kepada kejadian di taman rumah sakit barusan. Ia terus merasa bersalah atas semua kesalahannya di masa lalu. Joo Hyun tidak memperdulikan luka yang meninggalkan bercak warna merah di jas dokternya. Ia bahkan tidak menyadari ada darah yang terus mengalir dari luka di tangannya.
Baek Hyun menghembuskan nafasnya panjang sambil memijat tengkuk lehernya. Ia segera menghentikan aktifitasnya setelah melihat Joo Hyun yang berjalan dari arah berlawanan dengannya.
"Oh, gyosunim!" Baek Hyun membungkukkan dirinya 90° kepada Joo Hyun yang tidak memperdulikannya. "Gyosunim, dari mana saja kau-" Ucapan Baek Hyun terputus ketika Ia menyadari darah segar yang masih mengalir di tangan Joo Hyun.
"Gyosunim!" Baek Hyun berlari ke arah Joo Hyun sambil memegang tangan kiri Joo Hyun, sementara Joo Hyun meringis kesakitan.
"Ck, gyosunim! Apa yang kau lakukan sedari tadi? Kau tidak mengobati lukamu? Lihatlah, ini bertambah serius!" Ucap Baek Hyun dengan khawatir, kemudian menatap wajah Joo Hyun yang pucat. "Aissh, gyosunim! Seharusnya kau mengobati lukamu!" Lanjutnya sedikit membentak Joo Hyun yang hanya diam tak bergeming.
Baek Hyun mendesah kesal melihat ekspresi wajah Joo Hyun sekarang. Ia menuntun Joo Hyun pergi untuk mengobati lukanya.
~•~
Baek Hyun mengobati luka di tangan Joo Hyun dengan perlahan. Sesekali Ia melirik ke arah Joo Hyun yang menggigit bibir mungilnya untuk menahan rasa sakit, sedangkan tangan kanannya meremas jas dokter yang dipakai Baek Hyun.
"Kau bisa berteriak kalau ini terlalu sakit." Ucap Baek Hyun, karena merasa kasihan melihat Joo Hyun yang benar-benar merasa kesakitan, di sisi lain pundaknya juga sakit karena ulah Joo Hyun yang meremas jas dokternya di bagian pundak.
YOU ARE READING
Incredible Destiny
FanfictionSemua orang di Korea tahu bahwa 'Park Chan Yeol' adalah seorang aktor top star yang sedang dikagumi banyak orang berkat ketampanannya, prestasinya, juga segala bakat yang dimilikinya. Lalu, bagaimana dengan dokter genius dari rumah sakit terbesar da...