Part 3

701 47 2
                                    

Aku melihat seorang anak kecil yang diikat dan ditarik kasar oleh prajurit. Dia tidak menangis dan terlihat di wajahnya perasaan berserah diri. Penjaga menutup matanya. Agar dia tidak melihat kematiannya sendiri. Kemudian di mulailah perdebatan yang selalu ku lewatkan setiap ada rapat. Karena sangat membosankan. Benar - benar membosakan !

"Jadi, siapa yang mau berbicara duluan ?" ayah Shiro.

"Saya" suara seorang wanita.

"Silahkan tertua para siluman rubah" ayah Shiro.

"Kami inggin 1 % dari daging anak itu. Kami tidak terlalu ingin banyak. Karena daging dulu masih kami awetkan" kata nya beribawa.

"Kalau begitu kami tertua dari siluman srigala mengambil 40 % saja. Semua wargaku akan memakan bagian kakinya" kata seorang pria tua.

"Kalau begitu, kami tertua dari siluman ular hanya mengambil 30% saja" dengan beribawa

"Sisanya akan kami ambil alih. Bagian kepalanya, akan kami ambil" ayah Shiro sedih.

"Kami setuju dengan hal ini" mereka serentak.

Aku menatap laki-laki yang terlihat pasrah itu. Memang mata merahnya menyilaukan ku tadi.

'Sungguh indah. Rasanya ingin memilikinya saja' senangku.

"Jadi, disku..." ayah Shiro terkejut dengan sanggahan seseorang.

"Aku ingin mengambil 100 % dari dirinya" tunjuk ku.

Semua orang diam melihat diriku. Shiro hanya tersenyum lebar melihatku.

'Dia benar - benar berani' Shiro.

Tapi bagi mereka aku hanya manusia rendah kan ?

"Dasar manusia rendahan. Berani sekali kamu angkat bicara !" tertua siluman serigala.

"Kamu tidak tau tempatmu di rantai terbawah !?" ejek putrinya.

"ASTAGA !!!. Apa sih untungnya memakan kami ?" ejekku.

Aku mulai berdiri dan berjalan kearah tengah menghampiri laki-laki itu.

"Apa kalian lupa. Aku ini manusia yang sangat spesial" senyumku sambil membuka jubahku.

Mereka kaget. Memang aku gak pernah memperlihatkan wujudku ke mereka. Mereka mulai bisik-bisik.

"Apa yang kalian bisikan ? Aku ini spesial loh. Kalian tidak dapat menyentuhku sampai sekarang kan ? Ada beberapa siluman yang berusaha membunuhku dan itu sangat mengganggu. Iyakan tertua siluman serigala. Oh, ya siluman ular juga sering mengirim pembunuhnya ke rumahku kan ?" kataku sinis.

Semua hewan sangat marah pada tertua yang ku sebutkan. Memang para hewan sudah seperti keluargaku sendiri.

"Berani sekali kalian melakukan hal itu di belakangku !!" marah ayah Shiro.

"Tapi... Bukan kah anda yang melindunginya ?!" marah tertua serigala.

"Mana pernah aku melindungginya ! Aku selalu sibuk dengan tugas ku sebagai kepala hutan. Dan lagi kalau aku membantunya dia akan sangat marah" ayah Shiro.

"Benarkah. Lalu kemana perginya para utusan kami ? mereka adalah orang - orang yang sangat hebat" heran tertua Serigala.

"Aku juga gak tau kamu di serang !" Shiro juga kaget.

"Mana mungkin ku beritahu. Aku gak mau merepotkan keluarga Shiro lagi. Apa lagi mereka sudah membuatkan kastil untuk ku. Jadi, ku bunuh saja mereka" aku tersenyum marah.

Semua diam. Mungkin mereka mulai memikirkan apa yang terjadi dengan orang-orang yang mereka suruh. 

"Hahaha... aku bercanda. Mereka belum mati kok. Aku mengurung mereka di penjara di kastil ku. Ada juga beberapa yang menjadi pelayan rumah" jujurku.

DEWI KESEDIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang