Part 12

260 22 0
                                    

Shiro hanya menatap dari jauh bersama yang lainnya. Aku lupa kalau kami sudah membagi kesedihan kami sendiri. Aku memberikan sedikit ingatanku untuk bisa mengambil semua penderitaan penyihir itu. Melihat penyihir yang menangis Shiro berlari dengan cepat kearah ku dengan tampang kawatir.

"Kenapa dia belum bangun juga ? Apa dia tidak ikut dengamu kearah cahaya ?" tanya Shiro ke penyihir.

Penyihir itu hanya mengeleng kan kepalanya. Shiro langsung panik. Ini pertama kalinya dia menghadapi situasi seperti ini. Lalu aku pun bangun. Bukan yang bangun adalah diriku yang lain. Rambutku dan mataku berubah. Diri ku yang sebenarnya masih tertidur didalam dasar kegelapan.

"Mia kamu gak papakan ?" Shiro memegang tangan kiri ku.

"Aku bukan Mia manusia bodoh !" bentak ku.

"Kau !" Shiro geram dan berniat untuk marah.

"Hentikan amarahmu bodoh ! Aku hanya bilang kalau Mia sudah tidak bisa banggun untuk beberapa minggu kedepan. Rawat tubuhnya dengan baik. Aku akan pastikan dia akan bangun dari tidurnya" kataku.

"Kau berjanji !" Shiro masih tak percaya.

Aku tersenyum dan semua orang melihatnya. Diriku mulai membuka mata di alam bawah sadarku. Bisa ku lihat sebuah cermin didepan mataku. Terlihat wajah Shiro yang cemas.

'Apa aku membuatnya cemas lagi ?' gumanku.

'Ya dan tidurlah lagi bodoh !' perintah suara itu.

'Kenapa ?' tanyaku.

'Kau tidak perlu khawatir pada mereka, Mia. Sekarang kamu harus memulihkan dirimu dari rasa sakit. Kalau kamu mati bisa gawatkan ! Siapa lagi yang akan ku rasuki selain kamu !' kesalnya sambil menutup mataku.

'Ku percayakan padamu' kataku lambat dan tertidur lelap.

Shiro masih menatap kearah diriku yang lain. Semua orang mendekatiku dan dua orang yang sedang mendengar kan kata-kata yang menjanjikan dari mulut ku ini.

"Tentu saja aku janji. Bisa gawat bukan, kalau anak ini mati. Dunia ini tidak asik lagi " sambil tersenyum licik dan menutup mata

"Apa kita harus percaya dengan iblis yang ada didalam tubuhnya  ?" tanya penyihir pada Shiro.

"Kalau dia sudah berjanji, semuanya akan baik-baik saja" Shiro serius.

Mereka pun membawa tubuh ku ke kamar. Niko berhasil selamat dan penyihir meminta maaf sebesar-besarnya kepada piha kerajaan. Sementara Shiro melihat tubuhku yang lemah terbaring lemas. Dia duduk sambil melihat wajahku. Penyihir dan semua penghuni kastil mengadakan jamuan makan. Ini untuk menyambut Ratu terdahulu yaitu bernama Karin {Singkat aja, tidak ada niat buat nama panjang untuk nya} Walau mereka belum bisa senang dengan keadaanku yang masih tertidur. Tetap saja mereka harus bersantai dari kesedihan, ketakutn dan penderitaan. Setelah acara selesai, Shiro pergi ke taman dan duduk di kursi di teras kamar ku. Kiba datang bersama Niko bersamanya.

"Sampai kapan Mia akan tertidur ?" Kiba memecah keheningan pada Shiro.

"Aku tidak tau. Tapi yang jelas ,dia akan cukup lama tertidur karena kesedihan yang di miliki oleh nenek buyut mu itu" Shiro.

"Maafkan aku" Kiba menunduk sedih.

"Untuk apa ? Jangan salahkan dirimu dan keadaan sekarang. Lagi pula Mia ikhlas membantumu dan aku juga ikhlas menolongmu. Aku ingin membalas budi pada ayahmu " senyum Shiro.

"Untuk apa ?" Raja datang bersama Permaisurinya.

Mereka datang untung melihat keadaan Shiro. Sejak aku tertidur, Shiro terlihat sangat khawatir, cemas dan sedih.

"Untuk membela Mia. Kalau saja Mia tidak ada di hutan. Mungkin... mungkin saja kami masih sama. Melihat manusia seperti makluk rendahan. Tidak memiliki rasa kasih sayang. Mia mengubah segalanya. Dia sangat di sukai oleh semua hewan. Walau dia pendiam. Aku sangat.... menyayanginya " Shiro memeggang tangan nya.

'Perasaan apa ini ? Terasa sakit untuk ku pendam sendiri' Kiba memengang dadanya.

"Shiro ada apa denganmu ?" tanya Karin

"Aku tidak tau nenek. Tiba-tiba saja hatiku perih" bisik Kiba pada Karin.

'Aku tidak tau apa yang kau lakukan padanya Mia. Namun, mereka berdua menantikan dirimu disini' senyum Karin mengembang indah dan wajahnya terlihat lah cantik.

Sementara diriku ini terlihat sangat lah menyedihkan. Aku sudah keluar dari tubuhku sendiri. Sekarang mataku melihat kearah diriku yang tengah tertidur.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang ?" lemas ku.

Aku tidak bisa berpikir sedikit pun. Itu karena kepalaku terasa pecah dan tak mau di ajak bicara. Ini sudah 1 minggu saat arwah ku keluar dari tubuh ku. Suara aneh berbisik dan mengatakan hal ini padaku.

[ Back To Time ]

'Sampai kapan kamu tertidur bodoh ! ini sudah 2 hari !' kesal suara.

Mataku sudah dapat terbuka dan tubuh ku sudah bisa di gerakan. Aku melihat dia tersenyum senang.

'Sekarang pergi lah !' dia mendorongku jatuh ke jurang.

'Aaa.......' pekik ku.

'Dengar ini Mia ! Kamu tidak akan bisa kembali sebelum kamu menerimaku seutuhnya !' suara nya lantang.

Bersamaan dengan kata-kata itu, aku terpelantal keluar dari tubuhku sendiri.

[ Back To End ]

Aku sudah berusaha bicara dengan semua orang di istana dan tidak ada yang bisa melihat ku. Karin juga tidak bisa melihat ku.

"Sekarang aku harus bagaimana !" kesal ku sambil mengacak-acak rambutku.

Tiba-tiba Shiro mendekati ku. Dia mengelus rambut ku dan itu terlihat lembut. Aku hanya melihat tanpa komentar. Shiro memang sudah seperti keluargaku.

'Ku harap dia bisa mendengar keluh kesal yang ku derita sekarang' keluh ku sambil duduk di sofa.

Kiba masuk dengan membawa bunga yang indah. Aku hanya melihat kebingungan dia kebingungan. 

'Aku tidak mengerti dengan situasi ini. Namun, bisakah aku senang dengan keadaan ini ?' sambil melihat mereka berdua dengan syahdu.

"Sampai kapan Mia akan tertidur ?" Kiba.

"Sudah ku bilang beberapa kali bukan ? Aku tidak tau" Shiro santai.

"Tuan anda ada disini ?" Niko masuk ke kamarku.

"Kamu sudah sadar Niko ? Ada apa ?" Kiba senang.

"Iya pangeran. Aku sudah bangun. Oh, ya Raja memangil anda dan tuan Shiro untuk menghadap" Niko.

"Kami akan kesana" Shiro beranjak dan pergi bersama Kiba.

Sekarang hanya ada aku dan Niko. Dia tidak bergerak ketika melihat ku di ranjang.

'Apa yang kau pikirkan sampai melihat ku seperti itu ?' kesalku melihat tingkah Niko.

"Seharus nya aku yang bertanya pada anda. Kenapa kamu ada 2 ?" Niko bingung dan menatap kearah sofa.

'Aku juga tidak mengerti. Jika aku mengerti aku tidak akan di....' aku terdiam dan menyadari nya.

"Ada apa denganmu ?" Niko menghampiriku yang masih shock.

'KAMU BISA MELIHATKU ! DAN JUGA MENDENGARKU !" sambil memengang pundaknya.

"Ten-ten-tentu saja bisa. Memang kenapa ?" Niko setengah takut.

'Huh ku-kukira. Kukira tidak ada yang dapat melihaku lagi... hhuhu...." tanggis ku padanya.

"Jangan menangis. Aku bisa melihat dan mendengar mu kok" senyum Niko pada ku.

Aku hanya bisa menanggis di pelukan Niko. Aku juga jadi gak bisa menanyakan kenapa dia bisa melihat ku.

BERSAMBUNG....

DEWI KESEDIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang