Part 27

202 18 0
                                    

"Tapi.... kamu tidak tau betapa aku terluka !!! Tubuhku di penuhi oleh luka. Tidak ada yang mau mendekatiku !!" teriak Rin.

"Tapi pangeran mengulurkan tangannya padamu !! Dia selalu percaya padamu ! Terlihat dari beberapa kali dia bersama mu. Karena ke egoisanmu lah ! Kamu tidak bisa melihat wajah pangeran yang baik ! Hanya karena dia pernah melukai mu ! Dan sekali itu saja, kamu malah memandang itu sebagai hal yang salah ! Kenapa kamu tidak bertanya padanya ! Kenapa dia melakukan itu semua padamu ! Kenapa kamu malah menghancurkan hidupnya tanpa bertanya padanya !" tanya ku dengan amarah.

"Itu karena..." Rin ketakutan.

"Kamu takut ? Biar ku tebak, Kata-kata pangeran ketika menyiksamu. Kalau menurutku.... dia ingin berkata seperti ini. Aku terpaksa melakukan itu semua dia terlihat sedih kan ? Namun, kamu yang bodoh ! Kamu malah tersenyum. Seolah mengerti dengan keinginan nya. Tentu saja Pangeran berpikir kamu tau apa yang sedang terjadi " jelas ku.

Dia terdiam dengan mengigit bibir nya. Semua orang hanya diam dan tak berkutit. Bukan karena kaget. Namun, mereka sedang mencari momen yang pas, untuk masuk dalam pembicaraan ini. Saat momen itu tidak pas, maka dia akan membalikan keadaan.

"Kenapa kamu diam ? Apa kamu mengakui hal itu ?" Kiba lantang.

"Kalau kamu mengaku salah ! Artinya kamu bersalah !" Suara Shiro marah.

"Jadi, apa keputusan mu Mai ?" suara Niko lembut.

"Dia harus keluar dari rumah ini ! Lagi pula kita akan berangkat nanti. Terserah mau kalian apa kan dia, yang penting setelah aku kembali, dia harus lenyap dari rumah ini !" aku menatap nya tajam dan pergi ke kamar mandi.

"Tunggu Cery !! Tolong aku !!" Rin berteriak.

Aku tidak peduli, bukan karena aku kejam. Namun, dalam menyelamat kan suatu kelompok yang lebih besar, pengorbanan harus di lakukan. Kalau tidak kami semua akan mati, hanya karena masalah kecil.

'Anak itu pantas menerima nya. Lagi pula hidupnya hanya tersisa 1 minggu. Dalam waktu itu, dia tidak akan ada lagi di dunia ini' tawa diri ku yang lain.

"Jadi, kamu tau efek samping dari kabut itu ?" kata ku sambil tersunging senyuman di wajahku.

'Jangan pura-pura tidak tau. Kamu jelas tau apa saja efek samping dari kabut itu. Kalau dia terlalu lama bersama kita, bisa-bisa kita terkena penyakit' senang nya.

'Ya, aku juga gak tau harus berbuat apa. selain melakukan itu padanya' jujur ku.

'Keputusan mu sudah tepat' puji nya.

Sebelum masuk ke kamar mandi aku berpikir, sesuatu yang sangat rumit dan akan sulit untuk ku lupakan sampai kapan pun itu.

'Apa keputusan ku benar ?' Pikiran yang selalu ada, di akhir pilihan.

Apa itu penyesalan atau pun pertannyaan, tidak akan ada yang tau. Jawaban ataspertanyaan seperti itu hanyalah masa depan tanpa arah. Ketika aku kembali, Rin sudah tidak ada. Semua hanya diam tanpa suara. Aku tersenyum kecil sambil melirik mereka. Melirik sambil menebak apa yang sedang mereka pikirkan. Mereka merasa senang dengan kepergian Rin. Tapi, tentunya mereka tidak tau kenapa ? Kenapa aku melakukan kekejaman itu ? Diluar sana, Rin akan dalam bahaya. kenapa ? Kenapa mereka tak bertanya ? Hanya ada satu jawaban nya. Rin adalah kebencian.

"Jadi, kalian tau alasan sebenarnya. Kenapa aku sejahat itu ?" tanya ku lembut.

"Tidak perlu penjelasan Mai. Dia pantas untuk keluar dari sini !" Kiba lantang.

"Tapi aku berhak memberi tau kebenaran nya" senyum ku pasrah.

"Ya, biarkan Mai menjelaskan alasan sebenar nya. Mai tidak akan mengusir seseorang, tanpa akibat yang berimbas pada kita" Shiro menolong ku.

DEWI KESEDIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang