Part 4

534 30 1
                                    

Pagi harinya. Hari ini adalah hari dimana aku akan pergi ke perbatasaan bersama dengan anak kecil yang manis itu. Kami sudah bersiap-siap. Dan terlihat ayah Shiro dan Shiro menuju ke arah kami.

"Hai Mai" sapa Shiro sambil melambaikan tanggannya padaku.

"Hai juga" senyum ku.

"Wah kamu ikut juga toh... .  Ku kira kamu gak akan datang" godanya.

"Jangan salah paham ya ! Aku hanya melaksanakan tugas aja kok. Aku gak akan keluar dari hutan ini !" cetusku.

"Terserah pada dirimu saja nak. Paman harap kamu lekas berinteraksi dengan manusia yang lainnya" ayah Shiro tersenyum.

"Jadi, kalian mau mengusir  ku ?" cetus ku.

"Bukan begitu maksut kami Maiko. Aku hanya inggin kamu merasakan punya keluarga manusia" jelas ayah Shiro.

"Terserah aja. Toh kalian memang akan mengusir  ku juga" kesal ku.

"Dia keras kepala banget !" Shiro berbisik.

"Aku mendengarnya Shiro. Bisa kah kamu tidak bisik-bisik di belakang ku ? Bilang saja langsung padaku" jengkel  ku.

"Sudahlah kalian jangan bertengkar lagi. Ayo kita mulai perjalanannya. Keburu siang loh" ajak ayah Shiro.

Kamii pun berjalan kearah barat. Sudah 1 jam berjalan kami putusakan untuk berhenti. Sembari duduk dan makan siang. Shiro dan aku sedang ke sungai menangkap ikan. Sementara ayah Shiro sedang berburu. Kiba hanya melihat dari tepi sungai.

"Rasakan ini" Shiro mengelurkan kukunya dan menerkan ikan.

Sayang ikannya itu malah berhasil melewati sela-sela cakarnya.

"Shiro kamu gak akan bisa nangkap ikan kalau pakai cara itu~" ejekku.

"Memangnya kamu bisa" kesal Shiro.

"Lihat ini" senyumku.

Aku pergi ke tengah sungai dan melihat gerak-gerik ikan. Lalu ku buka tanganku. Tiba - tiba ikan meloncat lansung kearah tanganku sehingga badannya masuk kedalam tangan dan ku bekap agar tidak lari.

"Lihat Shiro. Aku dapat satu" ejek ku lagi.

"Sialan !" shiro ngambek.

"Sudahlah, kamu juga coba dong" senyumku.

Pada akhirnya kami mendapatkan 5 ekor ikan. Ayah Shiro juga mendapatkan rusa. Kami pun melaksanakan pesta besar. Hari sudah semakin siang. Kami pun melanjutkan perjalanan kearah barat. pada akhirnya kami semua sampai di bukit di atas kuil.

"Lihat kuil itu Maiko. Itu adalah kuil pertemuan antara tertua hutan dan tertua manusia" ayah Shiro bercerita.

"Kukira itu cerita bohongan Shiro" datar ku.

"Memang aku pernah bohong padamu ?!" kesal shiro.

"Dari sekarang jaga sikapmu. Dan lagi Maiko pakai tudungmu. Mereka akan kaget,  kalau melihatmu untuk kedua kalinya" ayah Shiro serius.

"Baik paman" ku pakai tudung  ku.

"Tunggu dulu ! Kamu sudah tau itu !  Lalu kenapa kamu bilang aku bohong !" kesal Shiro.

"Ayo berangkat paman" pergi.

Memang waktu aku pergi ke hutan sangatlah sulit. Ayah Shiro mengijinkan. Namun ada permasalahan pada manusia yang tidak ingin aku tinggal di hutan ini. Untungnya ayah Shiro dapat menyakinkan mereka.

Sekarang aku harus kesini lagi ya ? kami masuk kedalam kuil. Terlihat ada 2 orang. Mereka berpasangan dan kemukinan mereka adalah ratu dan raja. Orang tua dari Kiba mungkin (?)

"Kami menerima surat dari raja hutan. Apa kami membuat kesalahan ?" tannya Raja sopan.

"Tidak ada. Kami hanya ingin mengembalikan anak kalian saja" ayah Shiro meminta Kiba berdiri dan duduk ditengah.

"Anakku ..." tanggis ibu nya.

Kiba juga menanggis dan memeluk ibunya. Mereka saling berpelukan. Entah kenapa aku malah teringat dengan kedua orang tua ku.

"Apa kah gerangan yang mengakibatkan anda mengembalikan anak kami ? Apa terjadi sesuatu ?" ayah Kiba khawatir.

"Tenang. Tidak ada yang terjadi. Cuman ada sedikit. Ritual ini akan di hapuskan mulai sekarang. Kami tidak membutuhkan tumbal lagi" jelas Shiro bangga.

"Tapi sebagai gantinya. Kalian harus membawa seseorang ke tempat kalian untuk menyembuhkan anak kalian dari kutukan tampa habis ini" ayah Shiro.

"Ayah apa yang kau maksud ?" kaget Shiro.

"Bukan kah kamu tertarik dengan mata merah itu Maiko ?" tanya ayah Shiro datar.

"Jadi, kalian beneran mau ngusir aku ya ?" ejekku sambil  tertawa.

"Ayah~" renggek Shiro.

"Bukan kah kamu sudah setuju dengan keputusan Maiko ? Ku kira dengan ikut bicara seperti itu kamu sudah setuju" ayah Shiro menatap Shiro serius.

"Huh, kalian selalu begitu menjebak ku dengan kata-kata ku sendiri. Aku kira kalian bercanda. Apalagi kamu Maiko. Kamu terlihat gak setuju tadi" marah Shiro.

"Kalau gak gitu kamu gak akan mengizinkanku keluar dari hutan. Aku memang sedikit tertarik dengan kutukan itu. Izinkan aku untuk meneliti tentang anak anda raja dari barat" seriusku.

"Tenang saja, anak kalian di jamin akan menjadi normal kembali. Apa kalian ingat dengan nya ? Anak dengan mata dan rambutnya ?" ingat ayah Shiro pada Raja dan Ratu.

"Kami tau sekali dengannya. Karena kami lah yang mendukung anda untuk membiarkan dirinya tinggal dengan anda" serius ayah Kiba.

"Dia ada disini. Dan lagi, kemampuannya lebih hebat dari ayahnya dulu" ayah Shiro.

"Kami akan membawanya dan mempercayakan anak kami padanya. Lagi pula kami tau anda berniat baik Raja hutan " senyum ayah Kiba.

Dengan begitu aku akan masuk ke dunia manusia. Dan kehidupanku akan berubah mulai sekarang. Hidup untuk meneliti tubuh seorang anak kecil dengan mata merah. Ku harap semuanya akan berjalan lancar.

BERSAMBUNG..........

DEWI KESEDIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang