Part 18

198 23 0
                                    

Seorang anak berumur 7 tahun duduk didalam kamar. Kamar yang besar dan mewah. Tiba–tiba terlihat wanita tua datang bersama dengan seorang anak cowok. Anak perempuan itu hanya tersenyum masam. Cowok itu tidur di kamar dan anak perempuan hanya tersenyum dan melewati anak cowok itu. Anak perempuan itu tidur di kamar yang sempit dan bau. Dia di perintah–perintah oleh anak cowok dan di pukuli oleh wanita tua itu.

Terlihat lah seorang wanita yang tidak terlalu cantik. Matanya yang berwarna kuning memancarkan keindahan. Dia meracuni wanita tua dengan racun mematikan. cowok yang dulu kecil sekarang sudah dewasa. Perempuan itu mempunyai rasa benci didalam hatinya. Walau begitu, wanita itu menyiksa pria itu perlahan–perlahan. Sampai dia membunuh semua keluarga nya dengan racun yang sama. Wanita itu berdiri disamping keranjang tidur sang cowok dan tersenyum manis.

"Pangeran aku akan menyembuh kanmu. Akan ku cari Daun Kyu yang melegenda. Tapi sebagai gantinya menikah lah denga ku " senyum nya.

"Hanya kamu orang yang tersisa di istana ini, Rin. Aku sudah lama mengenalmu. Aku tidak akan ingkar janji. Jika, kamu berhasil menyembuhkan ku. Aku akan membebaskan mu dari perbudakan dan menjadikanmu istriku. Kecuali, ada orang lain yang datang dan membawa daun itu di tangannya. Aku akan mengabulkan permintaannya" seru pria itu lemah.

"Tentu saja pangeran ku tercinta" senyumnya.

Di sebuah kamar kecil dan bau. Seorang wanita tertawa senang dan menari. Dia tertawa tanpa henti sambil memengang racun yang berbahaya itu.

"Sebenarnya aku tidak tega menyiksamu pangeran... . bukan kah kamu berkata seperti itu juga. Aku tidak tega memukulmu. Tapi aku harus melakukannya ! Aku suka dengan kata–katamu itu !" senyum nya.

Tiba–tiba ada sebuah belati yang menusuk ku. 

'Ternyata aku terkena....' aku terkejut. 

Terlihat ada seseorang yang menusukan belati ke tubuhku. Padahal biasanya belati itu akan mucul begitu saja.

'Jangan ganggu tugas ku bocah. Kau harus mati' Dia menusukan belatih itu dalam ke perutku.

'Aa.......' pekik ku kesakitan.

Tiba – tiba saja ada pedang yang menusuk orang itu. Dia terpekik keras.

'Berani sekali kamu melukai punyaku. Kalau kamu ingin melukainya. Pertimbangkan keberadaanmu. Dasar makluk rendahan ! Mati lah kamu !' pekik diriku yang lain.

Orang itu terbakar dan menghilang. Bayangan lain pun terlihat. Wanita itu mempersiap kan semua orang untuk berangkat. Namun, pangeran memerintah kan Jendral sekaligus tangan kanan nya ikut. Dia tersenyum dan memulai perjalanan nya. Dia singgah di beberapa desa dan menambah angotanya secara paksa. Tentu saja tidak di ketahui oleh Jendral.

"Jadi, lah budak ku !" perintah wanita itu.

'Aku mengerti sekarang 5 budak itu adalah perbuatanya' simpul ku.

Jendral itu marah dengan penambahan anggota. Namun, Jendral itu tidak bisa membantah. Wanita itu mempunyai mulut yang sangat lihai.

"Mereka sendiri yang ingin menjadi budak ku. Kamu hanya disini untuk menunjuk jalan dan melindungi ku saja. Jadi, tunduk lah padaku !" wanita itu angkuh.

Ingatan itu pun terus berjalan. Sampai lah mereka didepan air terjun. Mereka berkemah didalam hutan. Jendral menyarankan agar mereka agak didalam membuat tenda.

"Kalau di dekat sungai. Itu sedikit berbahaya. Ada hewan di hutan biasanya akan minum disana" Jendral.

"Terserah padamu. Aku sudah lelah" wanita itu turun dari kuda.

"Kita berhenti disini !" pekik Jendral.

Wanita itu pun tidur. Namun, dia terbangun dan bertemu dengan ku. 

'Perasaan apa yang akan kamu rasakan ketika bertemu denganku ?' penasaranku.

'Astaga dia sangat cocok menjadi budak ku. Dia sangat lah manis dan mudah diajak bicara' senang nya.

Aku tertawa dan kesakitan. Sakit karena tusukan itu belum hilang.

'Kenapa kamu tertawa ?' diriku yang lain.

'Dia mengingin kan ku untuk menjadi budaknya ? Padahal dia juga seorang budak yang belum merdeka. Sudah lah,  apa kamu sudah kenyang ?' kataku.

'Sudah, aku kenyang karena makluk yang menghasutnya. Rasanya sangat enak' suaranya senang

'Baguslah. Ayo bangun' pekik ku senang.

Aku sudah terbangun dan melihat Rin tertidur. Ku sandar kan dia ke batu. Rasa sakit di perutku masih terasa. Padahal tidak ada luka di bagian itu. Tidak ada darah atau pun lubang.

"Maaf Rin. Aku tidak bisa menjadi budakmu. Karena aku masih punya banyak urusan. Sampai jumpa pembunuh berdarah dingin. Kita akan bertemu di desa Sinar" aku pergi.

Aku kembali ke perkemahan. Shiro terlihat cemas. Aku tersenyum dan mengangkat 3 ekor ikan kearah Shiro. Memang aku sempatkan menangkap ikan. Shiro memanggang ikan tersebut dan membawanya kearah Niko. Kami berdua duduk di pinggir api unggun.

"Kamu nangkap ikan kok lama ? Aku khawatir" Shiro.

"Tenang saja. Aku kan sudah biasa di hutan. Kamu sendiri yang membanggakan ke propesionalan kita di hutan ke mereka" menunjuk Kiba dan Niko.

"Tapi tetap saja...." kata–kata Shiro ku sanggah.

"Iya iya, ayo makan Shiro. Oh, ya aku tadi bertemu dengan saingan kita didekat air terjun. Dia gadis yang egois dan suka sekali meracuni orang. Dia pendendam dan kamu tau Shiro. Diriku yang satu lagi sudah kenyang. Jadi, aku gak perlu memaksamu untuk memberi ingatanmu" jelasku.

Shiro yang mendengar itu terkejut. Sampai–sampai ikan yang di pengangnya terjatuh. Tubuhnya kaku. Aku tetap tersenyum. Dia masih mencerna apa yang telah terjadi tadi.

"Apa kamu mengambil kesedihan orang lain lagi ?" Shiro.

"Ya begitulah. Kamu orangnya pelit jadi aku cari orang lain saja" keluh ku sambil memakan ikan yang telah matang.

"Mia... kamu itu...." Shiro mengepal tangan kirinya.

"Marah ? Itu salah mu yang tidak mau memberi ingatanmu. Aku harus memberi makan diriku yang lain. Kalau tidak dia akan menendang ku keluar. Dari pada itu, setidaknya kita tau kalau ada seseorang yang memang ingin mengambil Daun Kyu, hanya untuk diri sendiri. Kamu tau Shiro, dia juga ingin aku menjadi budaknya. Sudah lengkap lah semuanya" tawaku.

"Jangan tertawa Mia. Artinya kita harus hati–hati dengan nya kan ! " Shiro serius.

"Tentu saja. Aku tidur duluan. Udah ngantuk" aku berdiri dan pergi tidur.

BERSAMBUNG....

Terima kasih sudah mau menanti.
Tapi kalian harus tetap menanti
Saya lagi proses UTS
Doakan saya ya ! ; )

DEWI KESEDIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang