Part 11

249 26 2
                                    

Setelah 2 tahun berlalu. Sekarang dia telah menua. Anak dari wanita raja menertawakannya namun dia tetap tabah. Memang dia sudah terlalu tua dan wanita itu masih lah muda. Anak dari Raja sangat menyukainya dan terucap lah sumpah yang seharusnya tidak di ucap kannya.

"Aku akan berjanji melindungi istana ini dari bahaya dan aku akan berjanji untuk hidup selamanya sampai kutukan dari keturukan kerajaan ini berakhir" katanya.

Lalu dia pun mulai menua. Menjelang ajalnya datang seorang Iblis dan berseru padanya.

"Kau tidak akan mati sampai kau menepati semua janjimu. Setelah ini kamu akan menjadi kan seseorang yang tau jalan di istana ini ! Sebagai tumbal kecantikanmu ! Dan semua penderitaan yang ada didalam istana ini ! akan kau tangung sendirian! " pekik iblis itu.

Wanita malang itu kembali muda. Dia melihat kearah taman, terlihat mayat seorang pelayan yang sering berkeliling di istana. Dia pun mengerti yang terjadi dan terdiam sambil terduduk. Semuanya terus berjalan. Semua penderitaan orang–orang di istana teratasi oleh keajaiban. Bersamaan dengan keajaiban istana itulah, wanita itu menderita. Tubuhnya terus berteriak kesakitan berusaha untuk lari dari kenyataan hidup yang dia jalani.

"Aku membecinya. Aku membenci semua orang di istana ini !" marah wanita itu.

'Dari sini dia mulai dendam. Ini.... ter...ter....terlalu.... sakit !' tubuhku terasa masuk ke lautan pisau.

Wanita itu mulai melakukan kejahatan. Dengan mengetuk pintu dan menculik tamu yang datang dengan membawa penderitaan. Dia membunuh orang itu sebelum rasa sakit datang padanya. Dia terus melakukan hal itu berabat–abatnya lamanya. Sampai terlahirlah seorang anak.

"Ku nama kan dia Kiba" Raja bahagia.

Anak itu tumbuh seperti hal nya anak pemilik mata merah lainnya. Hanya saja ada satu hal yang membuatnya marah. Anak itu mirip dengan pangeran yang pernah menjadi orang yang dia cintai. Wanita itu terus melihat anak itu dengan harapan kalau itu adalah rekarnasi dari suaminya.

"Dia akan memberikanku kebahagiaan" wanita tertawa sadis.

Anak itu mulai tubuh besar. Dan satu hal yang dia sesali. Anak itu memiliki banya pikiran yang sangat menyakitkan. Anak itu menyiksanya. Setelah dia dewasa pun anak itu menyakitinya.

"Dia harus MATI ! Apa dia tidak tau seberapa menderitakannya aku karena sikap nya !" kesal wanita itu.

Wanita itu pun mengambil semua orang yang ada di dekatnya. Semua pelayannya pun di culik dan di gantung di atas istana. Di mana diatas atap itu ada kamar pangeran. Wanita itu selalu menatap senang perbuatn sadisnya. Walau dia harus merasakan sakitnya penderitaan dari anak itu. Namun, wanita itu mulai merasakan hal yang tidak harus dia rasakan.

"Ternyata rasa sakit itu sangat menyenang kan" tawa wanita itu.

'Aaaaaaa........' teriak ku kesakitan.

Wanita itu sedih karena pangeran pergi menjadi tumbal. Namun dia senang karena dia kembali. Tapi.... dia merasa sangat kesal dengan wanita dengan arwa penuh dengan kesedihan di sekujur tubuhnya.

"Siapa gadis yang menyedihkan itu ! Sampai–sampai aku menangis hanya dengan melihatnya disini" tangisnya.

'Kau... ter...terlalu... baik ?' tubuhku tak dapat di gerakan lagi.

'Kau telah mati. Lebih baik hentikan saja' pinta seseorang yang selalu didalam kesadaranku.

'Masih belum. Mataku masih dapat melihat. Jantungku masih berdetak. Telingaku masih mendengar. Aku masih bisa menahan perasakan sakitnya. Aku .... baik–baik saja' ku tutup mataku.

Wanita itu mengerjai anak perempuan yang menyedihkan itu. Dia merasakan hal aneh didalam dirinya.

"Kenapa dia masih bisa terlihat tenang dengan penderitaan yang ada di tubuhnya ? Kenapa dia tidak memakai kekuatanya ? Dia bukan manusia biasa bukan ?" wanita itu serius.

"Kau harus membunuhnya. Sebelum dia mengambilmu dariku" Iblis datang dan memeluk leher wanita itu.

"Dia menganggu ku !" kesal wanita itu.

"Ya dia menghalangimu. Dia tidak lah kuat. Namun dia akan membebaskanmu sekarang" kata iblis itu senang.

"Apa kamu telah bosan denganku ?" wanita itu menatap tampa berkedip.

"Ya, aku sangat tertarik padamu dahulu. Tapi sekarang kamu tidak lah memiliki kebaikan. Aku merasa sangat bosan dengamu. Dari pada itu.... Aku masih mempunnyi banyak mainan yang menunggu ku" Iblis pun menghilang.

"Kalau memang anak ini yang akan mengambil semua penderitaanku ini. Ku mohon.... Ku mohon padamu.... Ku mohon ambil lah semua penderitaanku ini ! aku tidak lah sangup lagi menahanya ! Sekarang pun aku tidak tau bagaimana cara tersenyum, bagaimana cara tertawa. Ku mohon ! Ambil lah semuanya !" tangisnya terisak.

'Aku tidak bisa menahanya lagi' mata ku pun tertutup.

Sementara yang lain juga melihat apa yang ku lihat. Tiba–tiba cahaya berganti dengan kegelapan. Semuanya kembali seperti semula. Shiro mendekatiku dengan tampang sangat... sangat kawatir. Semua tubuhku di penuhi oleh darah dan luka. Apa yang terlihat sekarang hanya lah diriku yang terluka parah dan sang penyihir yang tertidur dengan tangisan. Shiro meminta yang lain untuk tidak mendekat selama aku belum bangun. 

'Mia cepat lah bangun. Jangan sampai kamu tersesat di sana ' sedih Shiro. 

Kiba dan keluarganya yang melihat ingatan penyihir itu ikut sedih. Dan yang paling terpukul adalah Kiba yang tau alasan kenapa penyihir itu menganas.

'Maafkan aku yang membuatmu terluka nek' Kiba merasa bersalah. 

Sementara aku masih berada di tempat yang gelap. Dan aku tau akan hal ini.

'Kau harus segera keluar dari sini' kataku pada seseorang yang tidak bisa di lihat orang lain.

'Apa maksud mu ? Di sana terlalu menyakitkan untukku' suara isakan.

'Aku akan menghilangkan kutukan pada Kiba. Kamu akan bisa bertemu dengan Raja lagi. Aku berjanji. Tapi sebagai gantinya. Tetap lah tegar. Lagi pula semua rasa sakitmu sudah tidak ada' kataku lembut.

Mataku yang telah tertutup dan tak bisa terbuka hanya bisa merasakan kalau wanita di dekatku sudah berdiri dan pergi. Aku rasanya ingin tersenyum puas.

'Setidaknya aku masih dapat menahannya sampai akhir' kataku.

'Terima kasih untuk kerja kerasnya~ Aku sudah kenyang dengan rasa sakit dari wanita tua tadi~' suara yang tidak ingin ku dengar.

'....' aku diam.

Seluruh kesadaran ku sudah menghilang. Seseorang yang berbicara denganku tersenyum manis di sebelah ku.

'Selamat tidur Dewi kesedihan ku' katanya sambil membelai rambutku hangat.

Shiro melihat wanita itu terbangun. Wajahnya melihat ke sekelilingnya. Sekarang matanya sudah tidak sesadis sebelumnya. Di lihatnya tubuhku yang terluka parah. Dia terisak menanggis dan memeluk kepalaku.

"Betapa menderitanya dirimu nak.... huh...." tangis penyihir.

BERSAMBUNG...

DEWI KESEDIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang