Two

1.5K 167 1
                                    


Ini buruk, sangat buruk dan teramat buruk. Ini tidak boleh berakhir seperti ini. Pikiran Yerim sangat kacau pagi ini. Padahal baru saja dia menyelesaikan liburan musim panasnya yang menyenangkan bersama orang tuanya, namun semuanya tidak bertahan lama. Seminggu sebelum liburan musim panas berakhir, keluarga Kim akhirnya dapat menikmati liburan empat hari ke Jepang secara utuh. Yerim akhirnya bisa merasakan bagaimana rasanya berkumpul bersama keluarganya sambil menikmati pemandangan indah negara matahari terbit tersebut.

Dua minggu setelahnya semuanya berjalan seperti biasa. Eomma dan Appa kembali bekerja, Taehyung oppa kembali sibuk dengan perkuliahannya, sedangkan Yerim kembali menyibukkan diri dengan berbagai tugas dari seongsaengnimnya di sekolah. Semua rutinitas terasa begitu membosankan dan menyebalkan hingga Yerim berharap akan ada sesuatu yang menghebohkan hingga merubah suasana rutinitas yang kaku ini menjadi lebih berwarna. Namun ternyata ini salah. Yerim merasa begitu bersalah hingga jika dia memiliki mesin waktu dia akan menarik lagi kata – katanya. Sebab kehebohan benar – benar terjadi didalam keluarga Kim. Kehebohan yang menyebabkan mata Yerim bengkak karena menangis. Eomma-nya jatuh sakit, dan harus dilarikan kerumah sakit.

Yerim kembali memencet botol BB cream miliknya untuk mengeluarkan isinya. Kemudian dengan jari telunjuknya gadis itu memoleskan isi dari botol itu tepat dibawah kedua matanya. Gadis itu kemudian dengan kasar mengusap – usap bagian bawah matanya itu. Setelah dilihat mata pandanya dan mata bengkaknya cukup tersamarkan, gadis itu beralih untuk memoleskan lip tint pada bibir mungilnya. Selesai. Wajah monsternya kini berubah menjadi putri buruk rupa, namun setidaknya tidak separah seperti sebelum memakai make up.

"Kau sudah siap? Kau tidak perlu naik bus pagi ini, aku akan mengantarmu dengan motor-", Perkataan Taehyung terhenti setelah melihat wajah adiknya. Dia pasti tidak dapat tidur nyenyak belakangan ini. Matanya terlihat lebih bengkak dari sebelumnya dan wajahnya pucat. "Kau baik – baik saja?"

Yerim mengangguk pelan dan tersenyum. "Ya, sudah lebih baik sekarang.", Yerim tidak yakin dengan jawabannya sendiri, namun dia yakin make up telah membantunya menjadi terlihat sedikit lebih baik. Gadis itu melangkah pelan kearah kakaknya dan memeluknya. "Eomma.... pasti baik – baik saja kan? Nanti malam kita harus menjenguknya dan memberikan seikat bunga matahari untuknya"

Taehyung tersenyum miris. Yerim pasti benar – benar terpukul dengan keadaan eomma mereka. Dia tidak menyangka, bahkan seluruh keluarga Kim tidak pernah menyangka bahwa Nyonya Kim akan menderita penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Tifus. Sejenak mungkin terdengar biasa, namun Nyonya Kim yang sangat workaholic itu bersikeras untuk tidak beristirahat dengan sewajarnya dan memaksakan tubuhnya yang memiliki imune yang lemah itu untuk terus beraktivitas hingga akhirnya terserang penyakit komplikasi. Kim Taehyung bahkan tidak mengerti bagaimana Ibunya itu bisa menahan rasa sakit dan terlihat baik – baik saja pada liburan musim panas kemarin. Benar – benar keras kepala.

Taehyung mengusap perlahan pucuk kepala adiknya itu lalu mengecupnya. "Ya, kita akan mengejutkannya dengan buket bunga matahari yang paling besar", Taehyung kemudian segera memungut tas ransel berwarna pink milik adiknya lalu menarik lembut Yerim keluar dari ruangannya. Mungkin sampai Nyonya Kim benar – benar pulih, hari – hari Yerim dan Taehyung akan selalu penuh dengan kecemasan dan kekhawatiran.

**

Di dalam ruangan serba putih ini semuanya terasa membisu. Terlalu hening, bahkan suara buah apel yang terkelupas dapat bersanding dengan suara jam yang berdetak pelan. Angin malam perlahan berhembus melewati jendela kaca yang terbuka sebagian, bermain – main dengan tirai – tirai yang tergantung untuk memisahkan pasien satu dengan pasien yang lainnya. Di ruangan ini hanya ada tiga orang pasien, dua dari mereka telah tertidur lelap. Hanya satu orang pasien yang masih duduk tegap mengamati seorang gadis yang sedang sibuk tertunduk sambil mengupasi kulit apel.

"Kau masih marah padaku?", seorang pria yang merupakan satu – satunya pasien yang masih terjaga itu angkat bicara. Suaranya yang berat namun halus itu memecah keheningan diruangan itu. Gadis yang terus ditatapnya itu tidak menjawab. Matanya tak pernah teralihkan dari sebuah apel yang sudah hampir selesai dikupasnya. Gadis itu menghela napasnya, namun tertahan karna hidungnya yang berair. Gadis itu sekarang memotong – motong apel yang selesai dikupasnya itu menjadi beberapa bagian, lalu menaruhnya dalam mangkuk yang ada dipangkuannya dan menyerahkannya pada pria itu. Gadis itu tetap tidak mau menatap mata Jeon Jungkook.

Jungkook menerima mangkuk itu lalu menaruhnya diatas meja kecil disamping tempat tidurnya. Tangan kanannya kemudian terulur untuk mengangkat dagu gadis dihadapannya ini. "Aku minta maaf", kata Jungkook sambil mengeluarkan cengiran lebar. "Kau tahu persis kan aku ini siapa? Aku ini seperti apa? Dan teman – teman sering menjulukiku apa? Ini sudah menjadi kebiasaanku. Bahkan sulit untuk mengendalikannya sekalipun aku memilikimu sekarang ini.", melihat pelupuk mata gadis itu yang sudah basah karna airmata, Jungkook menyekanya dengan ibu jari miliknya. "Jung Yein, maafkan aku. Aku pasti tidak akan- ", belum sempat Jungkook melanjutkan perkataannya, gadis bernama Yein itu dengan cepat bangkit berdiri dan melangkah keluar.

Jungkook terus saja mengeluarkan cengiran lebarnya. Tercetak jelas bahwa rasa bersalah tidak dirasakannya. Sambil mulai mengunyah potongan apel, Jungkook mengambil smartphone miliknya dari kantong celana lalu mengetikkan sesuatu disana.

Yo Park Jimin, berani bertaruh untukpertandingan sepak bola malam ini?

Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang