Eleven

969 132 0
                                    


Hari berganti ditandai dengan matahari yang mulai memancarkan cahayanya perlahan – lahan. Angin pun perlahan menyelinap masuk dari jendela yang setengah terbuka, memainkan tirai – tirai kamar berwarna putih dan pastel pink. Dikamar itu Kim Yerim terbaring, masih terlelap dalam mimpinya bersama Taehyung yang berada disampingnya, memejamkan mata sambil memeluk Yerim dengan nyaman. Mereka tidur dengan damai dibalik selimut tebal milik Yerim.

Sayangnya kedamaian itu tidak bertahan lama saat jam weker milik Yerim berbunyi kencang, memecah keheningan. Taehyung adalah orang yang pertama kali bangun saat mendengar jam itu berbunyi. Pria itu bangkit dari kasur empuk milik Yerim lalu mematikan Jam tersebut. Setelah mengusap – usap matanya lalu meregangkan tubuhnya, Taehyung segera menutup jendela lalu kembali ke kasur untuk membangunkan adiknya.

"Yerim-a ayo bangun." Taehyung mengguncang – guncangkan tubuh Yerim, namun tidak ada respon. "Yerim-a ayo bangun kau harus bersekolah dan aku harus kuliah."Taehyung kembali mengguncang – guncangkan tubuh Yerim namun kali ini hanya erangan dari Yerim sebagai responnya. Kesal, Taehyung segera menggendong Yerim lalu membawanya ke kamar mandi. Pria itu lalu menaruh tubuh Yerim dalam bath tub dan menyalakan keran berisi air dingin.

Yerim terkesiap dan sepenuhnya bangun dari tidurnya. "Oppa ! Dasar gila!" Yerim bangkit dan keluar dari bath tub itu sebelum memukul Taehyung dengan sangat keras. Taehyung hanya tertawa lalu memeluk adiknya dengan erat. "Baiklah, baiklah maafkan aku. Sekarang cepat mandi dan ganti baju." Taehyung berjalan keluar untuk membuat sarapan namun ia ingat akan sesuatu. Pria itu melangkahkan kakinya kearah kamarnya dan membuka pintunya. Kosong.

"Yerim-a, aku rasa temanmu yang berandalan itu sudah pulang tanpa pamit." Yerim yang sedang mandi terdiam sejenak sebelum akhirnya bergumam sebagai jawaban.

**

"Yein-a, sekolah kita berbeda arah tapi kenapa kau disini dan mengikutiku?" Jungkook menatap heran Yein yang dengan riang berjalan disampingnya. Pria itu baru saja kembali dari rumah Yerim dan segera mandi lalu berganti baju untuk kembali bersekolah sebelum akhirnya mendapati Yein berdiri tepat di depan pagar rumahnya. Gadis itu berkata bahwa dia ingin pergi bersekolah bersama Jungkook tapi nyatanya gadis itu malah mengikutinya sampai ke Hanlim.

"Aku masih punya cukup waktu untuk kembali ke sekolah, tapi jika nanti aku terlambat aku akan mengajakmu untuk membolos, bagaimana?" ajak Yein dengan penuh semangat dan hanya dibalas senyuman kecil dari Jungkook. "Sejak kapan kau menjadi seperti ini, eoh?" Jungkook mengacak – acak rambut Yein.

Yein yang sedang memperbaiki rambutnya tiba – tiba teringat sesuatu. "Oppa, kemarin kau kemana? Aku lihat oppa menaiki bus yang berlawanan arah dengan rumahmu. Kau kemana?"

"Oh.. aku main kerumah teman." Jawab Jungkook asal. "Kau mengikutiku?" kini gantian Jungkook yang bertanya pada Yein dengan penuh rasa penasaran.

"Ah.. tadinya aku berniat untuk menemuimu sepulang sekolah tapi nyatanya kau malah pergi ke tempat lain." Jawab Yein singkat. "Tapi oppa, kau menemui temanmu yang mana? Aku tidak ingat kalau kau punya teman di daerah itu." Yein kembali bertanya. Skak mat untuk Jungkook karna dia tidak tahu harus berkata apa. Yein tipe gadis yang selalu ingat akan hal mendetail dari dirinya. Kemarin Jungkook mengatakan pada gadis itu kalau teman barunya itu hanyalah Mingyu dan dia juga memberi tahu daerah tempat Mingyu tinggal, yang mana sangat jauh dari daerah tempat Yerim tinggal.

Belum sempat menjawab, tiba - tiba entah darimana seorang gadis memanggil nama Jungkook. Kim Yerim. "Jungkook sunbae! Aku yakin kau tidak sarapan karna tadi pagi kau pergi begitu saja maka dari itu- " perkataan Yerim terhenti saat melihat Jungkook tidak sendiri, Yein berdiri di depan Jungkook dengan mengernyitkan dahinya akibat perkataan Yerim tadi. Yerim yang bingung kemudian menoleh kearah Jungkook yang membuat beberapa gerakan silang sambil menggelengkan kepalanya. Bibirnya pun tergerak untuk mengatakan kata 'berbohonglah'.

"tadi pagi..? apa Jungkook oppa menginap dirumahmu?" Yein menatap Yerim dan Jungkook secara bergantian, gadis itu menatap mereka dengan pandangan menuntut penjelasan. "Uh iya, Jungkook sunbae menginap dirumahku semalam." Yerim kembali melihat Jungkook dan gelagatnya yang kecewa dengan jawaban Yerim. Yerim pun yang bingung buru – buru menambahkan sebelum dia membuat kesalahan yang lebih besar. " Ya semalam dia menginap dirumahku karna ada urusan dengan kakakku, namun tadi pagi sunbae meninggalkan rumah kami tanpa pamit jadi Taehyung oppa memintaku untuk mengantarkan bekal untuknya."

Yein mengangkat alisnya tidak percaya, namun Yerim dengan cepat kembali menambahkan. "Kakakku tipe orang yang care pada semua temannya, jadi aku harap kau memakluminya." Yerim tersenyum cerah, mencoba memastikan Yein bahwa setiap perkataannya itu benar. Sebelum Yein kembali membuka suara, Jungkook dengan cepat meraih kotak bekal Yerim. "Sampaikan rasa terima kasihku pada hyung." Kemudian Jungkook mendorong punggung Yerim dengan pelan. "Ayo, bel sudah akan berbunyi. Yein, aku pamit dulu."

Yein mendengus kesal. "Apa – apan itu? Oppa bahkan melupakan ritual kita setiap harinya untuk memberikan good morning kiss." Yein menghentakkan kakinya sebelum akhirnya berjalan ke halte bus.

**

"Ini sudah ketiga kalinya aku melihatmu melamun." Taehyung terbangun dari lamunannya lalu menoleh kearah seorang pria dengan senyum manis, No Minwoo the flower boy in their college.

Taehyung hanya menghela napasnya lalu mengacuhkan Minwoo. Sahabatnya sejak mereka masih di bangku sekolah menegah atas itu pasti dapat menebak apa yang membuatnya melamun seharian lalu Taehyung akan menceritakan semuanya, seperti biasa.

"Mau kutebak?" Minwoo kembali mencoba membuat Taehyung berbicara, namun nihil. "Pasti kau sedang memikirkan adik manis kesayanganmu itu kan?" Minwoo melanjutkan tanpa menunggu persetujuan Taehyung. "Kali ini ada apa?"

Taehyung tiba – tiba menegakkan kepalanya dan menoleh kearah Minwoo dengan wajah frustasi. "Kau tau? Dia bahkan lebih memilih bocah berandal itu daripada aku."

"Bocah berandal? Siapa?"

"Jeon Jungkook, anak berandalan yang tiba – tiba datang dan mengusik Yerim." Jelas Taehyung masih dengan wajahnya yang frustasi.

Minwoo tertawa mendengarnya. "Jadi kau cemburu karna adikmu memiliki kekasih?" pertanyaan Minwoo membuat Taehyung melotot marah padanya. "Dia bukan kekasih adikku, dan akan aku pastikan dia tidak akan pernah menjadi kekasihnya."

Minwoo menggelengkan kepalanya sambil terus tertawa. Tiba – tiba pria itu terdiam sebentar sebelum akhirnya kembali membuka suara. "Hey Taehyung, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu sejak lama."

"Apa?"

"Kenapa kau begitu protektif pada adikmu? Sifat protektifmu bahkan sebenarnya sedikit berlebihan. Ini tidak seperti seorang kakak yang tidak suka kalau adiknya didekati oleh pria manapun, ini bahkan lebih kepada seorang pria yang tidak suka kalau gadis yang disukainya didekati oleh pria lain. Ini seperti rasa cemburu. Apa kau menyukai adikmu?"

Taehyung mendengus tidak percaya. Sahabatnya ini benar – benar aneh. "Tentu saja aku menyayanginya sebagai adikku sendiri."

"Well, kalian tidak memiliki hubungan darah sama sekali jadi mungkin saja perasaan sayangmu terhadap adikmu itu bukan perasaan sayang seorang kakak terhadap adiknya walaupun kau mengidentifikasikannya seperti itu. Hal seperti itu sudah sering terjadi bahkan pada kakak dan adik yang sedarah. Dari seluruh ceritamu yang kudengar, sikapmu terlalu aneh untuk seorang kakak yang mengklaim dirinya bahwa dia hanya mengkhawatirkan adiknya. Jadi kutegaskan sekali lagi, apa kau menyukai adikmu?"

Kali ini Taehyung terdiam, memikirkan perkataan temannya itu sesaat sebelum akhirnya menjawab "Tidak, aku menyukainya karna dia adikku. Tidak lebih." Bersamaan dengan itu, Taehyung melangkahkan kakinya keluar kelas, mengabaikan fakta bahwa perkuliahan akan dimulai beberapa menit lagi.

Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang