seventeen

752 118 4
                                    

Beberapa menit setelah bel istirahat berbunyi kelas 1 - 2 terasa begitu canggung dan memanas. Beberapa murid yang didominasi oleh para gadis memilih untuk terus tinggal di tempat duduknya sambil menoleh ke arah tempat Yerim duduk. Bahkan Choi Yewon - yang lebih akrab disapa Arin - yang duduk sebangku dengan Yerim pun tidak dapat menutup mulutnya. Mulut gadis itu menganga lebar melihat Jeon Jungkook, senior baru yang sangat terkenal karna ketampanannya itu berada di hadapannya.

"Aku bilang, ayo kita makan siang bersama." Arin yang mendengar perkataan itu kembali menganga lebar. Apa dia tidak salah? Jungkook mengajak Yerim makan bersama?

Yerim yang sama kagetnya dengan sikap sunbae-nya ini hanya bisa terbelalak. Mereka memang sering pulang bersama dan sering menghabiskan waktu bersama setiap pulang sekolah belakangan ini tapi Yerim tidak menyangka bahwa seniornya ini akan mengajaknya makan bersama di kantin. Yerim pikir Jungkook malu jika mereka terlihat bersama di sekolah karna Jungkook merupakan salah satu senior yang sedang populer di sekolahnya ini, sedangkan dia hanyalah gadis yang terkenal karna insiden kakak tersayangnya memukuli salah satu senior di sekolahnya ini.

"Kau tidak mau? Kenapa? Apa kau tidak suka jika dekat - dekat denganku?" pertanyaan Jungkook yang bertubi - tubi membuat Yerim kelabakan. Bingung harus menjawab apa.

"Bu- bukan begitu hanya saja ini masih terasa asing bagiku, sunbae"

"Asing? Perkataanmu itu terdengar sangat aneh untuk orang yang sudah sering kencan denganku sepulang sekolah." Begitu Jungkook melontarkan kata - kata itu sambil tersenyum jahil, terdengar kata 'hah!?' yang begitu nyaring dari mulut para gadis. Gadis - gadis itu kemudian menatap Yerim tidak percaya, bahkan sebagian menatapnya dengan kesal.

Yerim yang tidak nyaman dengan situasi ini mencoba membela diri. "Kita tidak pernah berkencan!"

Jungkook tersenyum senang. Gadis ini sangat menggemaskan jika dikerjai seperti ini. "Lalu itu apa? Pergi ke taman sambil makan ice cream, makan malam bersama.. oh! Kita bahkan sering menonton film di bioskop." Lagi - lagi perkataan Jungkook menuai banyak tatapan tajam dari para gadis. Jika tatapan mereka bisa membunuh, Yerim pasti sudah mati.

Akhirnya Yerim mengalah dan dengan segera menyeret Jungkook keluar sebelum membuat kehebohan yang lebih besar lagi. Dengan ini Jungkook akhirnya mendapat sebuah jurus ampuh untuk terus mengajak gadis itu makan siang bersamanya.

**

"Kenapa jamurnya tidak kau makan?"

"Karna rasanya tidak enak."

"Tapi sunbae kau tidak boleh memilih - milih makanan seperti itu, ayo dimakan."

Jungkook menatap Yerim dengan kesal. Dia pikir mengajak gadis itu makan bersama adalah hal yang baik, nyatanya tidak sama sekali. Gadis itu terus memaksa Jungkook untuk menjejalkan jamur - jamur mengerikan itu ke dalam mulutnya. Menyebalkan. "Kau membuat selera makanku hilang."

"Begitukah? Haruskah aku pergi? Baiklah." Yerim dengan semangat segera membereskan nampannya sebelum beranjak pergi. Tanpa disadarinya, kebiasaan gadis itu untuk mengomeli semua pick eater dapat membantunya keluar dari semua tatapan mematikan para gadis. Yerim tidak tahan dengan tatapan itu, dan berada di dekat Jungkook hanya akan memperparah keadaan.

Jungkook dengan cepat menahan Yerim dan menarik lengan gadis itu agar dia kembali duduk. "Baiklah jangan pergi, aku akan makan jamurnya hanya kalau kau yang menyuapi."

"Hah!? Apa!?" Yerim terbelalak. "Tidak mau. Sunbae tidak perlu memakan jamurnya."

"Kenapa? Apakah menyuapi orang adalah tindakan kriminal?"

"Kau mau aku mati sunbae?" pertanyaan Yerim membuat Jungkook menoleh ke sekitar dan seketika ia mengerti. Jungkook kemudian melontarkan tatapan kesal kepada setiap orang yang memandangnya dan Yerim, membuat tatapan - tatapan laser itu hilang sebelum akhirnya berpindah tempat dan duduk disamping Yerim. "Kau aman bersamaku, lebih baik cepat suapi aku sebelum kutinggal dan kau akan mati disini." Jungkook tersenyum manis dan itu membuat Yerim bergidik ngeri. Dengan ragu gadis itu mengambil jamur dengan sumpitnya lalu mengarahkannya ke mulut Jungkook. Pria itu tersenyum puas setelah berhasil membuat Yerim menyuapinya. "Rasanya enak juga."

Dering ponsel Jungkook menginterupsi mereka. Dengan malas Jungkook merogoh saku celananya dan mengeluarkan smartphone miliknya. Nama Yein tertera disana dan Jungkook dengan cepat me-reject ­panggilan itu sebelum akhirnya mematikan ponselnya.

"Kenapa dimatikan?" tanya Yerim penasaran. Jungkook hanya bergumam tidak jelas sebelum akhirnya mengajak Yerim kembali ke kelas. Ini aneh.

**

Yein membanting ponselnya dengan keras hingga terdapat retakan pada layar ponselnya. Sudah seminggu lebih Jungkook mengabaikan semua panggilannya dan sudah seminggu lebih Yein selalu melihat Jungkook pulang bersama gadis itu. Sialan. Tidak bisakah Jungkook mencoba setia padanya?

"Wah wah, apa salah ponsel ini hingga kau melukainya?" Yein melihat Halla memungut ponselnya lalu berjalan ke arahnya. "Ataukah ini ulah dari si pemilik yang memilih untuk melampiaskan kekesalannya karena pria bernama Jeon Jungkook?" Yein menatap tajam ke arah Halla yang memamerkan senyum indahnya. "Bagaimana kabar si brengsek itu? Apakah dia sudah menemukan penggantimu?"

"Itu bukan urusanmu."

"Well, ini memang bukan urusanku tapi aku berpengalaman akan hal ini. Aku ingat betul bagaimana sakitnya diabaikan oleh Jungkook saat kau mendapatkan perhatiannya. Apa kau mau dengar tanda - tanda bahwa Jungkook akan membuangmu?"

Yein mencoba tidak terpancing dan mengacuhkan Halla, tapi gadis itu terus melanjutkan perkataannya. "Pertama, dia secara perlahan akan mulai menjauhimu. Lalu dia akan memutus kontak dengan cara mengabaikan semua pesan - pesanmu dan juga panggilanmu. Pria itu akan mengabaikan semua sapaanmu saat kalian berpapasan dan boom! Setelah memastikan bahwa gadis incarannya jatuh hati padanya kau akan di tinggalkan begitu saja seperti kaleng kosong. Gadis barunya pun akan menertawai dan menginjak - injakmu saat mengetahui kau masih mengharapkan Jungkook. Menyedihkan bukan?"

Halla kemudian menaruh ponsel milik Yein tepat di genggaman gadis itu sebelum kembali melanjutkan "Siklus itu akan terus berlanjut karna kita tahu betapa brengseknya dia. Aku pernah ada di posisimu saat mendapatkan Jungkook dan kemudian karma mendapatkanku. Sekarang giliranmu. Sudah saatnya kau merasakan apa yang pernah kurasakan saat kau merebut Jungkook, jadi selamat bersenang - senang."

Sebelum Halla berlalu meninggalkan Yein, gadis itu teringat akan sesuatu dan berbalik menghadap Yein. "Oh iya, sekedar informasi kalau gadis yang bernama Kim Yerim itu merupakan anak bungsu dari keluarga Kim dengan status orang berada. Kakaknya pun sangat tampan dan sedang menjalani masa kuliah di Seoul University. Yerim juga merupakan gadis yang cukup populer, karna berdasarkan cerita dari beberapa temanku di sana, gadis ini sempat menjadi incaran hampir semua senior di sekolahnya. Sekarang kau paham siapa lawanmu dan posisimu kan?"

Halla kemudian berlalu dengan tersenyum puas sedangkan Yein yang kesal kembali melempar ponsel yang digenggamnya.


**

maaf banget baru update sekarang lagi... author sibuk sampe gasempet untuk update cerita ini :( tapi sebagai ganti permintaan maaf, hari ini bakal di update tiga cerita sekaligus! enjoy and please keep reading this story until end! do not forget to comment!

Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang