One

1.6K 201 7
                                    


Touch my body...body

Touch my body...body

Alunan lagu dari girlband ternama Sistar mengalun penuh semangat dari sebuah kamar. Kamar yang bernuansa serba pink itu menjadi terasa ramai dengan lagu yang menghentak - hentak. Didalamnya terlihat seorang gadis dengan hot pants dan sweatshirt berwarna peach sedang asyik berdiri didepan kaca rias ovalnya. Sambil menggoyangkan badannya dan menyanyikan lagu itu dengan riang, gadis itu sibuk mencoba berbagai make up yang baru saja dibelinya.

Tiba - tiba terdengar suara derap langkah seseorang yang berjalan mendekati kamarnya. Gadis itu terkesiap dan menoleh kearah pintu kamarnya dengan horor, lalu dengan cepat berlari kearahnya. Semua alat make up yang baru saja dibelinya dibuang dengan sembarang ke atas tempat tidur.

"Andaweyo! Kau tidak boleh masuk!", gadis itu memekik sambil mencoba menutup pintu kamarnya yang sudah setengah terbuka.

"Ya! Kim Yerim! Kenapa kau pelit sekali, eoh? Biarkan aku masuk.", Laki - laki itu tetap saja memaksa masuk dengan cara mendorong pintu kamar itu lebih keras. Sekuat apapun Kim Yerim mendorong pintu itu agar tetap tertutup, Kim Taehyung tetaplah seorang pria yang sudah pasti dengan mudah membuka pintu itu.

Yerim menyerah dan membiarkan kakaknya masuk. "Ada apa? Aku akan menendangmu dengan keras jika kau merusak... Ya! Kenapa kau merusak susunan boneka itu!?", dengan cepat Yerim melangkah kearah kakaknya dan kemudian memukul bahunya dengan kencang. Kakaknya selalu saja melakukan hal itu dengan sengaja, mengacak - acak kamarnya sebelum akhirnya pergi karna bosan.

"Yerim-a! Ini kekerasan dalam rumah tangga! Kenapa kau memukul oppamu sendiri, eoh?", Taehyung hanya bisa membalas perlakuan adiknya itu dengan mencubit dengan gemas pipi gadis itu. "Ayo turun kebawah dan bermain PS denganku. Bagaimana?"

Tanpa berpikir panjang, gadis itu segera melompat naik kearah punggung Taehyung sambil memekik riang. "Call! Kali ini takkan kubiarkan kau menang", Taehyung hanya bisa tertawa renyah sebelum akhirnya menggendong adik kesayangannya itu turun kebawah.

Ini sudah menjadi kebiasaan kakak beradik itu untuk menghabiskan waktu liburan dengan bermain PS atau mungkin mendengarkan musik sambil menikmati semangkuk besar Banana Split buatan mereka sendiri dirumah. Orang tua mereka sibuk bekerja dan menetap diluar kota untuk waktu yang cukup lama. Sebagai yang tertua, Taehyung dipercayakan untuk merawat rumah serta menjaga adiknya yang merupakan freshman di Hanlim Multi Arts High School.

Bibi Jang sudah lama sekali diberhentikan setelah Yerim duduk dibangku Sekolah Menengah Pertamanya. Menurut eomma, mereka berdua sudah cukup besar untuk mengurus diri mereka sendiri dan merawat rumah, untuk itu Bibi Jang diberhentikan.

Berdua bersama adiknya dirumah tidak pernah membuat Taehyung kesepian. Adik kesayangannya yang manis itu sudah cukup membuat hari - hari Taehyung bahagia dengan celotehan asal dan sikap manjanya yang menggemaskan. Taehyung bersyukur, hari itu eomma melahirkan seorang adik untuk menjadi temannya. Dan karna itulah, Taehyung akan memastikan bahwa adiknya akan selalu aman dan nyaman bersamanya.

"Oppa, liburan musim panas sebentar lagi akan berakhir, apa eomma dan appa berencana untuk pulang?", Yerim mengangkat kepalanya untuk menatap kakaknya yang sedang duduk sambil memeluknya dari belakang. Kakaknya itu hanya menatap Yerim sekilas sebelum kembali sibuk menatap layar.

"Oppa, mereka tidak akan pulang?", Tanya Yerim sekali lagi dengan pandangan yang kini juga ikut menatap layar TV LED 52 inch-nya. Jemari kecilnya sibuk memainkan joystick sambil terus menunggu jawaban dari Oppanya itu.

Taehyung tetap diam dan hanya mengeratkan back hug-nya pada tubuh mungil adiknya itu. Tangannya sibuk memainkan joystick dan otaknya sibuk mencari kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan adiknya itu.

"Oppa!", Yerim berdecak malas sebelum akhirnya memencet tombol pause dan melempar joystick miliknya asal. Gadis itu kemudian memutar tubuhnya dan mensejajarkan kepalanya dengan kepala milik Oppa-nya. Jarak wajah mereka kini hanya tinggal 20 sentimeter dan Taehyung dapat merasakan karbon dioksida yang berhembus pelan dari bibir mungil itu. "Oppa sama sekali tidak berniat untuk menjawabnya? eoh?", gadis itu menatap mata Taehyung dengan manik matanya yang bulat sempurna.

Taehyung tersenyum kecil sebelum akhirnya menjauhkan wajahnya dari wajah milik adiknya itu dan berdeham beberapa kali. "Mereka akan pulang. Yang pasti setelah semua pekerjaan mereka disana selesai", pria itu melihat tubuh adiknya beringsut menjauh dan kembali memegang joystick yang dilemparnya barusan. Gadis itu pasti kesal dengan jawabannya yang selalu sama setiap hari.

Jujur, Taehyung merasa bingung tiap kali dihadapkan dengan pertanyaan itu. Orang tua mereka memang sibuk atau mungkin lebih tepatnya 'menyibukkan diri' sehingga harus meninggalkan rumah bahkan disaat liburan seperti ini. Tentu saja dia tidak mau menjawab pertanyaan itu dengan pemikirannya yang mungkin saja meleset, untuk itu Taehyung tidak punya jawaban lain selain jawaban yang terdengar klise itu.

"Yaay! Aku menang! Aku menang!", pekikan dari Yerim membuyarkan lamunan Taehyung. Dilihatnya gadis itu melompat - lompat riang dan kemudian dengan tiba - tiba memeluk Taehyung. "Sudah kukatakan kepadamu bahwa hari ini aku yang menang. Banana Split untuk hari ini aku yang akan menentukan rasanya!", gadis itu kemudian menghilang kearah dapur. Dengan senyum yang mengembang, Taehyung segera membereskan ruang tamu dan mematikan TV-nya sebelum menyusul adiknya ke dapur. Membiarkan adiknya menang selalu menjadi jurus yang paling ampuh untuk menghilangkan ekspresi kecut dari wajah manisnya itu. Dasar adik manis tukang ngambek.

Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang