Nine

916 135 1
                                    

"Ow! Pelan – pelan!" Jungkook mengaduh saat pipinya di kompres oleh Yerim. "Jangan ditekan."

Yerim tersenyum kecil. "Maaf, aku akan lebih hati – hati kali ini." Yerim kemudian kembali mencelupkan sapu tangannya pada baskom yang berisi air kompresan. Mereka berdua sedang ada di ruang kesehatan dan Yerim dengan telaten mengompres pipi Jungkook yang lebam. Semalam, Yerim tidak bisa tidur karna terus memikirkan Jungkook. Dia merasa bersalah karna kakaknya memukulnya dengan keras. Walaupun sebenarnya ini adalah salah Jungkook yang berbuat iseng pada kakaknya, tapi tetap saja Yerim merasa bertanggung jawab pada luka di pipi Jungkook.

Disela – sela kesibukan Yerim mengobati luka Jungkook, pria itu tiba – tiba membuka suaranya. "Kakakmu itu.. kenapa sih? Aku bahkan tidak tahu salahku dimana. Apa kau tidak boleh pacaran sebelum lulus sekolah?"

Yerim terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Entahlah, kakakku memang aneh. Dia selalu mendorong jauh – jauh setiap pria yang dekat denganku. Aku tidak tahu kenapa, tapi mungkin sebenarnya dia hanya ingin melindungiku."

"Cara melindungi yang sangat aneh." Komentar Jungkook.

"Ya begitulah." Yerim tersenyum kecil. Selang beberapa menit kemudian Yerim selesai mengobati pipi Jungkook. "Sudah selesai. Kalau begitu aku akan kembali ke kelas."

"Kau tidak ingin menemaniku disini?"

Yerim menggeleng. "Tidak. Aku tidak ingin tertinggal materi lebih jauh lagi." Gadis itu kemudian melenggang keluar.

Jungkook menyadari sesuatu dan baru akan memanggil Yerim, tapi gadis itu telah menghilang. "tsk, menyusahkan sekali."

**

Ini menyebalkan! Sudah sepuluh kali Yein mencoba menelepon Jungkook namun tidak ada jawaban dari pria itu. Dengan kesal Yein memasukkan kembali ponselnya kedalam tasnya. Lebih baik aku menemuinya langsung.

Saat Yein hendak berlari kearah pintu gerbang, langkahnya ditahan oleh Lee Suji, atau yang lebih sering disapa Halla. "Kau mau kemana? Buru – buru sekali?"

"Ingin menemui Jungkook." Jawabnya singkat.

Halla tertawa sarkastik, gadis itu kemudian menatap Yein dari atas kepala hingga ujung kaki. "Kenapa? Kau takut bahwa Jungkook akan berpaling? Apa kau takut merasakan hal yang kurasakan dulu?"

Yein berusaha mengacuhkan Halla dan berjalan pergi, namun sekali lagi langkahnya ditahan oleh Halla. "This is what we called karma babe. You took Jungkook from me that harshly, and now you'll gonna pay for that." Halla tersenyum puas sebelum akhirnya pergi meninggalkan Yein. "Selamat bersenang – senang."

Sialan. Yein menjadi takut. Takut apa yang dikatakan Halla benar – benar terjadi padanya. Jungkook merupakan tipe pria brengsek yang tidak akan pernah melepaskan kesempatan untuk berdekatan dengan gadis cantik dan Hanlim High School merupakan sekolah yang menjadi pilihan mayoritas para gadis mixed blood untuk bersekolah. Oh shit, Jungkook tidak boleh berpaling.

**

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam namun Yerim belum juga keluar dari sekolah. Karena sebelumnya Jungkook mendapat izin untuk beristirahat di ruang kesehatan, maka Jungkook juga diizinkan untuk pulang lebih awal. Namun Jungkook tidak pulang. Pria itu memilih duduk diam di depan gerbang sekolah, menunggu Kim Yerim. Gadis itu meninggalkan sapu tangannya, dan Jungkook berniat untuk mengembalikannya sepulang sekolah. Sebenarnya Jungkook bisa saja mengembalikannya besok pagi, namun entah kenapa hatinya tergelitik untuk menunggu Kim Yerim disini.

Jungkook yang ketiduran kemudian terbangun begitu mendengar suara beberapa siswa tertawa. Pria itu mendapati Kim Yerim sedang dibonceng oleh teman prianya yang menggunakan sepeda. Sial. Jungkook pun dengan cepat mengejar Yerim menuju halte bus. Sesampainya Jungkook di halte bus, pria itu dengan cepat menaiki bus yang sudah akan berangkat. Setelah masuk kedalammnya, Jungkook segera mencari sosok Yerim. Gadis itu ada disana, memakai headset sambil memejamkan matanya. Jungkook menghela napas lega, lalu duduk dibelakangnya.

Cukup lama berdiam didalam bus, akhirnya Yerim turun dihalte dekat rumahnya diikuti dengan Jungkook diam – diam dari belakang. Pria itu ragu apakah harus memanggil gadis itu dan memberinya sekarang atau menemui gadis itu dirumahnya dan pulang dengan satu tinjuan lagi di pipi kanannya. Jungkook tiba – tiba berpikir, untuk apa pula dia datang jauh – jauh hanya untuk mengembalikan sapu tangan yang panjangnya tidak sampai 30 sentimeter itu? Benar – benar bodoh. Akhirnya Jungkook memutuskan untuk berbalik arah dan berjalan menuju halte bus.

Namun baru saja pria itu membalikkan badannya, Jungkook mendengar jeritan dari suara gadis yang tidak asing ditelinganya. Jungkook menyapukan pandangannya dan menemukan gadis dengan seragam sekolah yang sama dengannya dikepung oleh tiga orang pria. Yerim.

Tanpa berpikir panjang, Jungkook segera mengambil balok kayu besar yang saat itu ada didekatnya dan berlari kearah Yerim. Dengan cepat Jungkook memukul ketiga pria yang terus berusaha melepaskan kancing seragam Yerim. Saat ketiganya lengah, Jungkook dengan cepat meraih lengan Yerim dan menariknya menjauh. Balok yang digunakannya untuk memukul pria – pria tadi dilempar Jungkook jauh – jauh.

Sayangnya ketiga orang itu tidak menyerah dan kembali menarik paksa Yerim lalu menendang punggung Jungkook dengan keras. Jungkook tersungkur namun dia mencoba bangkit dan balas meninju pria yang tadi menenangnya. Pria kedua yang tidak rela temannya dihajar balas menghajar Jungkook hingga pria itu kembali tersungkur. Kesal, Jungkook menendang pria itu tepat ditengah hingga pria itu tidak dapat berkutik.

Melihat bahwa cara itu berhasil, Yerim dengan sekuat tenaga mencoba berontak dari pria yang menahannya. Saat mendapat kesempatan Yerim mencoba menendang pria itu tepat ditengah, namun sayangnya kaki Yerim ditangkap oleh pria itu. "Jangan coba – coba bermain kasar, sayang."

Yerim yang frustasi mencoba menarik kakinya agar terlepas. Kakinya terlepas dari sepatunya dan Yerim dengan cepat mencopot sepatunya yang satunya lagi lalu mengajar pria itu dengan sepatunya secara bertubi - tubi. Jungkook datang disaat yang tepat dan menghajar pria terakhir hingga pria itu terhuyung – huyung. Mendapat kesempatan untuk kabur, Jungkook menarik Yerim agar berlari menuju tempat yang ramai dan aman.

"Sebaiknya kita beristirahat dulu disini." Kata Jungkook sambil terengah – engah.

"Kenapa kau bisa ada disini?"

Jungkook merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sapu tangan milik Yerim. "Aku ingin mengembalikan ini. Tapi hanya karna sapu tangan ini, aku jadi mendapatkan dua lebam dipipi dan satu dipunggung. Hebat sekali, aku tidak mengerti apa yang mereka cari dari gadis bermata panda sepertimu."

Perkataan Jungkook direspon oleh isakan Yerim. Jungkook menoleh kearahnya dan mendapati gadis itu menangis. "Kau kenapa? Ada yang sakit?"

Yerim tertawa kecil sebelum menjawab, airmata masih membanjiri pipinya. "Aku kira kita akan mati. Aku benar – benar ketakutan setengah mati. Mereka gila, benar – benar gila. Aku pikir aku tidak akan hidup lama. Aku pikir aku tidak akan bisa melihat eomma sembuh. Aku pikir- " racauan Yerim terhenti saat Jungkook memeluknya. Pria itu lalu mengusap – usap puncak kepala Yerim hingga gadis itu tenang.

Setelah menyadari apa yang dilakukannya, Jungkook segera melepaskan pelukannya dan menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Uh.. sebaiknya kau harus segera pulang"

"Aku lebih baik menelepon oppa-ku kesini" jawab Yerim.

"Kenapa?"

Yerim tersenyum malu – malu, merutuki kebodohannya. "Sepatuku tertinggal ditempat itu dan aku tidak bisa lagi berjalan tanpa sepatu."

Jungkook menoleh kearah kedua kaki Yerim dan melihat noda darah di kaus kaki kanan gadis itu. "Kakimu terluka?" tanyanya lagi.

"Sepertinya aku tidak sengaja menginjak pecahan kaca disuatu tempat." Jawab gadis itu sambil mengangkat kaki kanannya dan melihat pecahan kaca yang menancap menembus kaus kakinya.

Dasargadis bodoh.

Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang