Eight

929 142 2
                                    


"Woah, ada apa dengan pipi kirimu?" Mingyu segera menghampiri Jungkook yang sedari tadi terus memegangi pipi kirinya yang bengkak. Pipi kirinya itu lebam akibat tinjuan dari Taehyung yang sangat keras semalam. Malas menjawab pertanyaan Mingyu, Jungkook memalingkan wajahnya.

"Biar kutebak, kau pasti dipukul oleh Kim Taehyung, kakak dari Yerim." tebakan Mingyu membuat Jungkook menoleh penasaran. "Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Jungkook dengan susah payah. Pipinya berdenyut tiap kali pria itu menggerakan mulutnya.

Mingyu mengangkat bahunya kemudian dengan jahil memencet pipi kiri Jungkook dan membuat pria itu mengaduh kesakitan. "Kau ini hanyalah anak baru. Sebaiknya kau tidak usah membuat kegaduhan sebelum kau mengetahui cerita – cerita yang ada disekolah ini." Mingyu menjelaskan.

"Memangnya kenapa? Kenapa dengan Yerim?"

"Kim Yerim. Gadis dari kelas 1 – 2 itu sangat terkenal diantara seluruh siswa pria di sekolah ini karna memiliki wajah yang cantik dan manis. Sikapnya pun juga sangat menggemaskan. Kau pasti berniat mengerjainya karna kau tertarik dengannya kan?" Jungkook mengabaikan pertanyaan Mingyu. Menurutnya gadis itu sama sekali tidak cantik dan juga jauh dari kata manis. Lihat saja mata pandanya itu.

Tidak mendapat respon dari Jungkook, Mingyu kembali melanjutkan. "Semua pria disini berusaha mendapatkan perhatiannya Yerim, termasuk aku." kalimat terakhir diucapkan Mingyu dengan malu – malu, membuat Jungkook ingin muntah melihatnya. "Tapi semua itu tidak bertahan lama karna kakaknya."

Kening Jungkook mengernyit. "Kenapa dengan kakaknya? Apa dia gila?"

Mingyu menggeleng. "Tidak, bukan gila tapi Taehyung over protective pada adik satu – satunya itu. Dulu pernah ada kejadian dimana seorang dari kelas 3 – 4 dihajar sampai babak belur karna berani merangkul Yerim."

Jungkook kembali mengernyitkan keningnya. Jadi Kim Taehyung itu tergila – gila pada adiknya? Dasar sinting.

"Dan sekarang, si bernadal kecil yang berani bermain – main dengan adiknya ini mendapat pukulan keras sebagai hadiah." Mingyu tertawa puas sambil memencet kembali pipi Jungkook yang kemudian dibalas Jungkook dengan memukul perut Mingyu.

**

Sudah lebih dari lima belas menit Yerim mondar – mandir di koridor kelas tiga. Matanya terus saja menelusuri koridor itu dengan teliti. Ditangannya, sebuah sapu tangan berwarna putih dengan pinggiran warna pink digenggam dengan sangat erat. Yerim berusaha mengabaikan setiap mata yang menatapnya heran atau para laki – laki yang terus menyapanya.

"Dimana dia? Apa dia tidak masuk?" Yerim bergumam sambil terus mencari. Yerim takut pria itu tidak masuk karena pukulan keras yang dilayangkan kakaknya itu. Setelah lama mencari – cari sosok Jungkook, Yerim menyerah. Seniornya itu sangat sulit untuk ditemui. Yerim sudah bertanya – tanya pada beberapa siswa laki – laki yang ada didekatnya, namun mereka berkata tidak mengenal Jungkook dan itu berarti Jeon Jungkook adalah siswa baru di sekolah ini. Yerim juga menanyakan keberadaan Jungkook pada sekelompok gadis yang ada disana, namun mereka malah menatap Yerim dengan sinis dan pergi. Yerim putus asa.

Baru saja gadis itu hendak pergi ke kelasnya, tiba – tiba sosok yang dicari – carinya muncul, dari kelas 3 – 3. Tanpa berpikir panjang, Yerim segera berlari mendekati Jungkook dan meraih lengannya. Pria itu menoleh lalu menaikkan alisnya.

Yerim tersenyum kikuk sebelum akhirnya berkata. "uhm.. hai?"

"Wah, halo Kim Yerim" bukan Jungkook yang membalas sapaannya, namun Mingyu yang membalasnya sambil tersenyum cerah. Mengetahui ada orang lain disamping Jungkook membuat Yerim dengan kikuk melepas genggaman tangannya dari Jungkook dan membungkuk, memberi salam pada Mingyu.

Jungkook menatap Yerim heran. "Ada apa kau mencariku?"

Yerim tertunduk malu. Dia belum pernah berlari – lari hanya untuk mengejar pria seperti sekarang ini. Tangannya sibuk meremas – remas sapu tangannya. "Uh begini, aku minta maaf atas kejadian kemarin yang menimpamu dan aku-" Yerim menghela napas sebelum akhirnya melanjutkan. "Berniat untuk mengobati lukamu." Yerim kemudian memperhatikan pipi kiri Jungkook yang lebam dan bengkak.

"Yah aku terima maafmu tapi maaf, aku tidak butuh bantuanmu." Jungkook kemudian berjalan membelakangi Yerim. Belum sempat pria itu melangkah jauh, Mingyu dengan kasar menariknya kembali. "Dasar bodoh, kenapa menolak tawaran dari gadis cantik? Apa kau sudah tidak waras?" bisikan Mingyu membuat Jungkook memutar bola matanya.

Dengan malas Jungkook kembali membalikkan badannya menghadap Yerim. Sekelebat ide cemerlang melintas di otaknya. "Kau serius ingin mengobatiku?" tanya Jungkook memastikan. Yerim mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah, ayo obati aku di ruang kesehatan. Kita akan membolos sampai semua mata pelajaran usai." Jungkook mengeluarkan cengiran lebarnya.

"Apa!? Tap- tapi-"

"Katanyakau serius untuk mengobatiku, kalau begitu kau juga harus menemaniku berbaringdi ruang kesehatan. Kepalaku sakit karna tonjokkan kakakmu kemarin." Jungkooksegera mendorong Yerim menuju ruang kesehatan. "Mingyu, tolong bilang padasemua guru yang hadir kalau aku izin ke ruang kesehatan." Jungkook mengedipkansebelah matanya.



**

First of all i wanna say thank you readers! makasih karna udah nyediain waktu untuk baca dan nge-vote ff ini. Berharap untuk kedepannya readers bisa memberikan saran dan kritikan untuk ff kacau balau ini :') once again thank you very much!

Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang