Twelve

856 119 0
                                    


"Apa kau yakin bahwa ini benar – benar buatan kakakmu? Menurutku dia terlalu kejam untuk membuat makanan seperti ini." Jungkook menyantap bento yang diberikan untuknya. Buatan Taehyung? Menurutnya bento ini terlalu imut jika dibuat oleh psikopat sepertinya. Lihatlah sosis berbentuk cumi – cumi dan juga bendera dengan lambang love ini.

Yerim tertawa singkat sebelum akhirnya memakan bento yang juga disiapkan untuknya. "Sebenarnya ini buatanku. Taehyung oppa hanya membantuku agar rasanya tidak aneh."

Jungkook menatap Yerim dengan wajah ketakutan yang didramatisir "Apa ini enak? Apa kau menaruh racun didalamnya?" Yerim hanya mengangkat bahunya sebelum menjawab "Tanyakan itu pada oppa­-ku."

Betul juga, Yerim tidak mungkin memasukkan racun. Jungkook kembali menyantap bentonya. Rasanya enak juga, ditambah lagi dengan bentuknya yang lucu menambah nafsu makan Jungkook. Walaupun Jungkook dijuluki sebagai playboy brengsek karna sering mengencani beberapa gadis sekaligus, namun baru kali ini dia menerima bekal berisi bento dengan nasi berbentuk kelinci dengan mata dan gigi kelinci yang dibuat dari rumput laut. Wait, kenapa harus kelinci? "Uh Yerim, kenapa kau menggambar kelinci di bentoku? Punyamu bukan gambar kelinci melainkan kura – kura."

Yerim kembali tertawa, seniornya ini benar – benar seperti anak kecil yang meributkan hal yang tidak penting. "Karna menurutku sunbae itu manis seperti kelinci. Lagipula gigimu itu juga mirip kelinci."

Jungkook menatap heran lalu kemudian tertawa. Manis katanya? Gadis ini terlalu polos karna menganggap pria brengsek ini manis. "Ya ya terima kasih. Terima kasih karn telah menyiapkan makan siang untukku."

"Sebenarnya aku membuat ini untuk sarapanmu, tapi kau malah menjadikannya sebagai makan siang."Yerim cemberut. Jungkook yang melihatnya tertawa sekilas. "Aku tidak akan mati hanya karna tidak sarapan. Lagipula bel berbunyi tepat saat aku masuk ke kelas, jadi tidak ada waktu untuk sarapan."

"Benar juga. Setidaknya kau sekarang sudah mengisi perutmu, itu sudah cukup." Yerim tersenyum tulus kepada Jungkook. Ini aneh, Jungkook ingat bahwa dulu dia mengatakan bahwa senyum gadis itu mengenaskan dan gadis itu sama sekali tidak manis. Namun sekarang siapa yang diam – diam mengakui bahwa senyum gadis itu begitu cerah dan terlihat menyenangkan. Kim Yerim merupakan gadis yang manis.

**

Yerim menyipitkan matanya. Gadis itu tidak salah lihat kan? Sedang apa Kim Taehyung disini? Apa karna Jungkook makanya kakaknya itu sekarang berniat untuk menjemputnya?

"Oppa ada apa?" Tanya Yerim seraya berlari – lari kecil menghampiri kakaknya.

"Yerim-a, ayo ikut oppa ke rumah sakit. Eomma merindukanmu." Pernyataan dari oppa–nya itu membuat Yerim spontan melangkah mundur. Dia tidak siap dan sangat tidak siap untuk bertemu Nyonya Kim. Gadis itu masih sakit hati akan perkataan Nyonya Kim. Bukan karna dia mengetahui bahwa dirinya adalah anak angkat, bukan. Tetapi fakta bahwa Nyoya Kim tidak pernah menginginkannya untuk menjadi anak angkatnya.

"Aku tidak bisa." Taehyung mengernyit heran mendengarnya. "Kenapa? Kau marah pada eomma?"

Yerim menggeleng. "Tidak.. aku hanya.. tidak siap." Yerim mencoba lari dari kakaknya namun lengannya ditahan. "Ikut oppa sekarang. Eomma membutuhkanmu." Taehyung terus menarik lengan Yerim agar adiknya itu ikut dengannya.

Yerim mencoba sekuat tenaga agar bisa lepas dari cengkraman kakaknya itu. Dia tidak siap untuk menemui Nyonya Kim, dan Taehyung harus mengerti akan kondisinya. "Lepaskan! Oppa, aku tidak mau menemui eomma sekarang ini, tolong mengertilah aku tidak siap." Tanpa disadarinya suara Yerim meninggi. Gadis itu terus berontak hingga akhirnya, sebuah lengan yang jauh lebih kuat darinya menarik lengan Yerim agar terlepas dari Taehyung.

Taehyung menatap kesal kearah Jeon Jungkook. "Kau tidak usah ikut campur."

"Adikmu menangis, dan dia bilang dia tidak siap bertemu eomma-nya jadi lepaskan saja. Aku tidak tahu permasalahan kalian tapi jika sesuatu dipaksakan hasilnya tidak akan baik." Jungkook kemudian menyerahkan kotak bekal milik Yerim. "Ini sudah ketiga kalinya kau beruntung karna selalu meninggalkan barang – barang."

Yerim mengambil kotak bekal miliknya, membungkuk pada Jungkook dan Taehyung sebelum akhirnya berlari menjauh. "Karna dia pergi, sebaiknya aku pergi juga sebelum kau memukulku lagi." Jungkook berjalan menjauhi Taehyung sebelum akhirnya membuntuti Yerim dari belakang.

**


"Hey, ini bukan bus menuju rumahmu." Jungkook duduk disamping Yerim yang sibuk menyeka airmatanya. "Ini buruk, mata bengkakmu akan muncul kembali dan setelah itu mata pandamu juga akan kembali." Yerim hanya bisa tertawa kecil sambil terus menangis.

"Kenapa kau disini?" Tanya Jungkook dengan lembut, entah kenapa dia bisa mengeluarkan nada itu namun yang pasti dia melakukannya secara spontan.

"Aku tidak ingin pulang. Jadi mungkin berjalan tanpa arah akan lebih baik." Yerim mencoba tersenyum namun gagal. "Kenapa sunbae disini?"

"Karna aku tidak mau melihat kau ketakutan dengan tiga orang pria jelek yang menggodamu." Jawaban spontan Jungkook membuat Yerim menaikkan alisnya. Mengetahui bahwa jawabannya itu terdengar aneh, Jungkook buru – buru memperbaikinya. "Sebenarnya ini arah kerumahku." Jawaban baru Jungkook mendapat respon dari Yerim berupa 'Ooh' singkat.

"Kau tidak punya tujuan kan? Kalau begitu biarkan aku membalas utang budiku kemarin."

Yerim mengernyit heran. "Hutang? Kau ingin membalasnya dengan apa?"

"Membiarkanmu menginap dirumahku."

"Oh, terima kasih tapi maaf aku tidak bisa."

"Itubukan pilihan, aku tidak menyuruhmu untuk memilih." Seringai Jungkook yangjahil membuat Yerim seketika menyesal karna memilih kabur dari oppa-nya. Taehyung oppa tolong aku.


Protect My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang