Bagian 17 (REVISI)

36K 1.6K 15
                                    


Flasback

"Raf, kakak mau tanya sama kamu. Apa benar yang di katakan sama Kanaya kalau kalian mengasingkannya ke Paris dan berbicara seperti itu" tanya Jhonatan menatap adiknya tajam.

"Benar kak" jawab Rafael sendu.

"Kenapa kamu bisa bicara seperti itu sama Kanaya hah" teriak Jhonatan murka.

"Maaf kak karna waktu itu Rafa melihat Kanaya yang sudah membunuh Mira sama Mauren" ucap Rafael menunduk.

"Tidak. Tidak mungkin Kanaya yang membunuh Mira sama Mauren, kamu pasti bohong kan, Raf" tanya Jhonatan tidak percaya.

"Itu benar kak, Rafa tidak bohong sama kakak, memang benar Kanaya yang sudah membunuh Mira sama Mauren" ucap Rafael meyakinkan kakaknya.

"Kalau benar Kanaya yang sudah membunuh Mira sama Mauren, apa buktinya" tanya Alexa yang juga menatap adik iparnya tajam.

"Kalian mau bukti??? Buktinya adalah pisau yang sudah berlumuran darah yang di gunakan oleh Kanaya untuk membunuh mereka" ucap Rafael lagi.

"Kamu memang benar Raf___" ucap Jhonatan menggantung.

"Pa, tidak mungkin Kanaya yang sudah membunuh om Mauren sama tante Mira, belum tentu Kanaya yang membunuhnya, Asuka tahu Kanaya itu bagaimana, Kanaya tidak mungkin melakukan itu semua. Tidak mungkin___" teriak Asuka berurai air mata.

"Kalau Kanaya yang membunuh om Mauren dan tante Mira, apa motif Kanaya membunuh mereka. Setahu Bryan bukannya Kanaya sangat menyayangi mereka, kenapa jadi Kanaya membunuh mereka dan apa motifnya" tanya Bryan yang mulai menggunakan otak cerdasnya.

"Paman dan bibi tidak tahu apa motif Kanaya membunuh mereka" ucap Rafael lagi.

"Nah, kamu sendiri saja tidak tahu apa motifnya jadi jangan asal menyimpulkan kalau Kanaya yang sudah membunuh Mira dan Mauren, bisa saja orang lain yang membunuh mereka dan menjebak Kanaya" ucap Alexa kesal.

Rafael yang mendengarkan ucapan mereka yang memojokkan mereka bertiga hanya bisa diam membisu.

"Kamu juga memang benar, Raf, sangat benar, saking benarnya kamu juga tidak tahu bagaimana sifat anak perempuan kamu sendiri. Aku tahu bagaimana sifat keponakan perempuanku itu, dia tidak akan melakukan tindakan pembunuhan itu, bahkan aku juga tahu kalau dari cara Kanaya bicara tadi, dia menunjukkan kalau dia itu hanyalah korban atau saksi mata, tapi kalian mendengarnya sendiri Kanaya bicara apa, dia tahu siapa pembunuh Mauren dan Mira yang sebenarnya tapi dia tidak mau kasih tahu karna apa, karna dia tidak ingin melihat kita semua membunuh orang yang sudah membunuh kedua sahabatmu itu" ucap Jhonatan tajam.

Mendengar ucapan tajam Jhonatan, Rafael hanya bisa diam membisu membayangkan ucapan putri kecilnya yang ia sia-siakan. Satu teka-teki yang diberikan oleh putrinya secara tidak langsung.

"Tapi tidak mungkin kalau Kanaya tidak membunuh mereka, jelas-jelas aku melihat sendiri Kanaya memegang pisau yang telah berlumuran darah yang ia gunakan untuk membunuh kedua sahabatku" ucap Rafael tidak yakin.

"Jadi kamu tidak tahu kronologi kejadian yang sebenarnya" ucap Alexa sinis dengan senyum miringnya.

"Tidak begitu kak, kita___" belum juga Rafael menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ucapannya sudah di potong oleh Jhonatan, kakaknya sendiri.

"Yes or No" ucap Jhonatan tajam.

"Ya mas, kami tidak melihat kronologi kejadian sebenarnya" Lirih Kania mengaku kesalahan mereka.

"Sumpah kami berempat kecewa sama kalian bahkan sama kamu Chris, kamu kakaknya yang paling dekat dengan Kanaya tapi kamu juga menuduhnya sebagai pelaku pembunuhan, kami kecewa punya keluarga seperti kalian kalau mama dan papa sampai tahu apa yang kalian lakukan terhadap cucu kesayangannya mungkin mereka akan kecewa" ucap Jhonatan yang memandang ketiga orang dihadapannya ini dengan kecewa.

The Nerd GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang