4. Found You

2.1K 295 43
                                    

"Bisa kita bicara sebentar?"

Satu kalimat tanya itu yang menjadi alasan kenapa dua insan itu berada di sana sekarang. Min Yoongi dan Yoon Hyunjung, keduanya sedang duduk berhadapan di kafe seberang gedung Pengadilan Negeri Seoul, dengan dua Ice Americano di hadapan masing-masing. Yang meski sudah berada di sana selama lebih dari lima menit, namun tak tersentuh barang sekali.

"Jadi itu alasannya?" Yoongi menjadi orang pertama yang membuka konversasi, namun Hyunjung masih enggan untuk bicara. "Aku sempat berpikir kenapa kau menunjukkan reaksi seperti itu saat tahu aku adalah pengacara."

"Sebenarnya aku tidak ingin bersikap berbeda pada orang yang berprofesi sebagai pengacara," Hyunjung angkat bicara, "tapi ...." namun pada bagian ini ia tidak bisa melanjutkan dan memilih kembali bungkam.

"Tapi bagaimanapun kau berusaha, kau akan melihat mereka sama saja dengan ayahmu?" Yoongi melanjutkan kalimat tak tuntas Hyunjung dengan tepat. Hyunjung pun tidak berusaha mengelak, atau setidaknya ingin mengatakan sesuatu yang bisa membuat Yoongi mengerti.

"Bertahun-tahun aku berpikir seperti itu. Polisi dengan susah payah berkeliaran ke mana pun untuk menangkap pelaku kejahatan, bahkan ada yang sampai terluka dan kehilangan nyawa. Namun pengacara akan melakukan apa pun untuk membuat mereka kembali bebas. Itu tidak adil."

Hyunjung mengeluarkan semuanya. Menurutnya, tidak lagi ada gunanya untuk menyembunyikan apa yang menjadi alasannya begitu membenci pengacara. Meski tadinya hanya pada sang Ayah, namun lama-lama merambat ke orang-orang yang memiliki profesi serupa. Mereka sama saja, dibebaskan untuk membebaskan pelaku kejahatan yang sudah dengan susah payah ditangkap oleh polisi.

"Lalu bagaimana dengan kalian? Para polisi?" Yoongi seperti ingin memberikan serangan balasan. "Bukan sesuatu yang baru lagi polisi menangkap pelaku yang salah, memaksa mereka mengakui sesuatu yang tidak mereka lakukan, dan menjeratnya dengan hukum yang sama sekali tidak mereka langgar. Kami, para pengacara hanya ingin meluruskan apa yang telah polisi lakukan dengan jalan yang salah."

Hyunjung menunduk, menyembunyikan senyuman miris yang spontan muncul. Ia tidak memiliki pembelaan. Memang banyak polisi yang seperti itu-—tidak berguna menyampaikan dalih tidak semuanya. Apa lagi jika kasus menjadi sorotan publik. Polisi memang dituntut untuk menangkap pelaku secepat mungkin supaya terlihat bekerja.

"Kurasa hubungan ini takkan berhasil," kata Hyunjung setelah menegakkan kembali kepalanya. "Pada dasarnya kita berada di sisi yang sama, namun memiliki prinsip dan cara kerja yang berbeda. Akan sulit bagiku berhubungan dengan orang yang berbeda prinsip denganku."

"Begitu juga denganku," sahut Yoongi cukup cepat. "Tapi bagaimanapun juga, terima kasih sudah memberiku kesempatan untuk lebih mengenalmu selama seminggu ini. Senang bisa mengenal dan dekat denganmu."

"Aku juga. Terdengar canggung, mungkin. Tapi terima kasih sudah pernah merasa tertarik padaku."

Yoongi tersenyum tipis. "Ya. Jaga dirimu baik-baik. Jangan melukai tanganmu lagi."

Hyunjung mengambil nafas panjang, menghembuskannya pelan. "Kalau begitu aku permisi. Jimin sudah menunggu. Sekali lagi terima kasih."

***

"Ibu tidak mau tahu, besok kau harus datang."

Jika bisa, Yoongi ingin sekali menulikan telinga saat bersama ibunya. Mereka jarang bertatap muka seperti sekarang, tapi sekali bertemu yang dibahas selalu itu-itu saja, yang tidak akan jauh-jauh dari perjodohan dan kencan buta.

"Hei! Dengar apa yang Ibu bilang, tidak?" tanya sang Ibu ketika tak mendapat respon dari putra sulungnya. Yoongi pun tetap keras kepala. Terus melahap makan malamnya dan mengabaikan ibunya selama pembicaraan masih berkutat tentang kencan buta.

Past Future [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang