5. Help

1.7K 273 34
                                    

Hyunjung hampir tidak bisa tidur semalaman. Begitu pulang setelah menemui Jaewon di sel, Hyunjung terus berpikir. Ada beberapa hal yang membuatnya berpikir jika bukan Jaewon pelakunya.

Jangan berpikiran macam-macam. Hyunjung sepenuhnya profesional ketika memikirkan kemungkinan itu. Meski perlu usaha yang cukup sulit, Hyunjung mencoba mengesampingkan perasaan pribadi yang melibatkan dirinya dan Jaewon.

Tidak sabar ingin mendengar hasil interogasi semalam, serta ingin segera mengatakan kejanggalan yang dipikirkannya, Hyunjung berangkat lebih pagi dari yang seharusnya. Tiga puluh menit sebelum jam kerjanya dimulai, Hyunjung sudah berangkat dari flatnya. Padahal jarak gedung flat ke kantor polisi tidak begitu jauh. Tapi memang begitulah Hyunjung ketika tidak sabar akan suatu hal.

Namun begitu sampai di pelataran parkir depan kantor, Hyunjung dikejutkan dengam kerumunan berkamera yang sudah memenuhi teras kantor. Setelah memarkirkan mobilnya, Hyunjung bergegas masuk kantor, meski agak kesulitan untuk menembus kerumunan tersebut.

Hyunjung harus segera tahu, kenapa para wartawan pagi-pagi sudah berkerumun di sana.

Tidak disangka, ketika masuk, Hyunjung malah melihat sesuatu yang lebih mengejutkan lagi. Ada sekitar tiga orang sedang mengobrak-abrik meja kerja timnya. Mengambil berkas-berkas yang ada di sana, dan memindahkannya ke dalam kotak biru yang mereka bawa.

Hyunjung tahu siapa mereka. Bukan tim lain yang ingin mengambil alih kasusnya, tapi petugas dari Kejaksaan. Ada yang sudah menyerahkan kasus itu ke Kejaksaan, pikir Hyunjung.

Melihat bagaimana Ketua Hwang dan Kang Dongwon berdiam diri dengan wajah frustasi, Hyunjung yakin jika bukan mereka yang menghubungi pihak kejaksaan. Sudah pasti bukan. Jika mereka mau menyerahkan ke kejaksaan, pasti saat kasus sudah selesai diselidiki dan atas persetujuan anggota tim lainnya.

"Hyunjung, ada ap-—" Jimin yang baru saja datang sama sama terkejutnya dengan Hyunjung tadi. Sama-sama tidak bisa berbuat apa-apa juga. Sebab jika Kejaksaam sudah berbuat sesuatu terhadap suatu kasus, polisi tidak bisa berbuat apa-apa.
Ada hubungan yang kurang baik antara kepolisian dan kejaksaan. Semacam paradigma jika jaksa menganggap diri mereka di atas polisi. Hukum juga menguatkan hal tersebut. Di mana tidak peduli kapan pun waktunya, ketika jaksa minta dicarikan suatu bukti, polisi harus bergerak.

Jimin menyenggol lengan Hyunjung ketika sesuatu yang mungkin lebih menarik dari perampasan berkas itu muncul.

Diapit dua polisi, Jaewon yang sudah dipakaikan topi dan masker untuk menutupi identitasnya dibawa keluar sel. Dan mungkin karena ingin menunggu petugas kejaksaan yang belum selesai mengambil berkas kasus, mereka berhenti tidak jauh dari posisi Hyunjung dan Jimin berdiri.

Tatapan mereka bertemu. Hyunjung dan Jaewon. Ketika tatapan Hyunjung berubah sendu, Jaewon mengedipkan matanya sekali dan pelan. Mengisyaratkan jika semua akan baik-baik saja.

"Aku akan membebaskanmu. Aku janji."

Tidak sampai mengeluarkan suara, gerak bibir Hyunjung mengartikan kalimat itu. Jaewon pun mengerti. Di balik masker putih yang menutupi separuh wajahnya, Jaewon tersenyum. Tahu jika Hyunjung akan berkata seperti itu.

Tentu Jaewon tahu jika itu bukan semata-mata hubungan pribadi Hyunjung dengannya. Karena Jaewon yakin Hyunjung masih seperti dulu, tidak buta akan kebenaran yang sesungguhnya.

Selesai dengan mengambil alih berkas, petugas kejaksaan membawa keluar kotak yang kini bertambah bobotnya. Diikuti Jaewon dan dua polisi yang mendampinginya. Tidak mau kehilangan jejak selagi masih dalam jarak pandangnya, Hyunjung pun mengikuti di belakang.

Suasana di luar agak ricuh begitu Jaewon dibawa keluar. Wartawan memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang terdengar kurang jelas, karena terlalu bersahut-sahutam tidak teratur. Petugas kejaksaan memilih bungkam dan masuk ke dalam mobil. Dan begitu Jaewon dibawa masuk, mobil melaju meninggalkan kantor polisi.

Past Future [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang