Seminggu berlalu, Tim A belum mendapat informasi apa-apa. Sebenarnya sudah, tapi setiap mereka ingin melakukan pergerakan, mereka selalu kalah langkah. Seolah apa yang akan disergap, sudah tahu dengan apa yang akan mereka lakukan.Terakhir dua hari yang lalu, Tim A berencana mendatangi salah satu bar kecil di kawasan Mapo, yang dicurigai sebagai markas kecil-—cabang-—dari Block Buster. Namun ketika mereka sampai sana, bar hampir kosong. Salah satu petugas yang melakukan pembersihkan mengatakan, bar tersebut bangkrut dan dijual ke bosnya yang merupakan seorang rentenir.
"Kita harus singkirkan 'tikus' keparat itu kalau langkah kita tidak mau tersandung," kata Dongwon. Selama ini mereka mengabaikan fakta jika ada mata-mata di kepolisian, yang selama ini menyandung langkah mereka.
"Tapi siapa? Tidak ada yang mencurigakan sama sekali." Berkali-kali berusaha mencari dengan mengamati satu-satu anggota yang ada di Kepolisian Seoul, Jimin tak juga menemukannya.
"Saring dulu, lalu kita akan menemukannya," kata Ketua Hwang. "Kita harus tahu siapa yang bisa kita percaya selain tim kita sendiri."
"Bagaimana dengan Kepala Divisi?" Taeyong mengusulkan seseorang.
"Kepala Divisi yang mengirim 'tikus' itu untuk mengawasiku selama ini." Hyunjung menyanggah usulan orang yang Taeyong berikan.
"Kalau direktur?" Jimin ikut-ikutan. Direktur yang dimaksud adalah Kepala Kepolisian Seoul. "Direktur dikenal sebagai polisi yang jujur selama ini. Dan ada rumor yang mengatakan jika putranya tewas saat tugas penyergapan dan penyebabnya adalah informasi yang bocor. Jadi kupikir direktur sangat membenci siapa pun yang jadi mata-mata."
"Bisa jadi. Cari informasi apapun dan langsung rencanakan penyergapan. Tapi nanti hanya beberapa saja yang kita beritahu. Jika informasi masih bocor, kita bisa mempersempit kemungkinan orang yang harus kita curigai."
"Yoongi ...," Hyunjung menggantungkan kalimatnya, berhenti pada satu nama yang baru disebutnya. Menarik perhatian seluruh anggota timnya.
"Saat ke Starlight, Yoongi melihat wajah orang yang dikirim Kepala Divisi untuk mengikutiku." Bagaimana Hyunjung melupakan hal sepenting itu?
"Baiklah. Hyunjung, kau cari tahu informasi tentang orang itu dari Yoongi. Selanjutnya, kita tetap laksanakan rencana kita." Itu strategi singkat Ketua Hwang.
"Kapan Yoongi keluar rumah sakit?"
"Hari ini."
***
Seringkali, dunia punya kejutan bagi siapa pun. Kali ini, kejutan itu ditujukan pada Hyunjung. Ia datang ke rumah sakit berniat menemui Yoongi yang katanya akan keluar hari ini-—baru nanti sore karena harus melakukan pemeriksaan akhir. Yang mengejutkan adalah, kehadiran ibunya di ruang rawat Yoongi.
Ada hubungan apa ibunya dengan Yoongi-—mungkin lebih tepatnya keluarga Yoongi?
"Hyunjung? Ini benar kau, Nak?" Hyunjung masih terbengong, ketika ibunya memeluknya dan melepas rindu dengan berlebihan di depan Yoongi dan Yoonra.
"Ibu kenapa ada di sini? Ibu kenal Yoongi?"
Tidak langsung menjawab pertanyaan putrinya, Han Yookyung-nama Ibu Hyunjung-—malah menatap Hyunjung dan Yoongi bergantian. "Harusnya Ibu yang bertanya seperti itu? Ibu Yoongi adalah teman kuliah Ibu. Tunggu. Kata ibu Yoongi ... ya ampun. Jangan bilang polisi wanita yang bersama Yoongi saat mendapat luka itu adalah kau."
Decakan pelan Hyunjung lolos. "Memang aku."
"Ya Tuhan. Bagaimana bisa? Kau selalu mengagungkan kemampuan berkelahimu. Tapi kenapa Yoongi bisa—-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Past Future [Complete]
Fiksi PenggemarTakdir memang tidak bisa dilawan. Dan takdir itulah yang kini melibatkan Hyunjung, Jaewon, dan Yoongi karena satu kasus besar yang tengah ditangani oleh tim detektif Hyunjung. Tidak ada yang akan tahu bagaimana akhirnya, namun dengan bekal apa yang...