7. Night Club

1.8K 274 37
                                    

Hyunjung tiba di Sungai Han agak terlambat. Ia mengira mungkin itu kecelakaan biasa, makanya tadi ia memutuskan untuk menghabiskan sarapannya lebih dulu bersama Yoongi. Tapi nyatanya, dilihat dari cara Ketua Hwang menatapnya tajam saat ia datang--Ketua Hwang tidak suka keterlambatan anggotanya, kecelakaan yang terjadi bukanlah kecelakaan biasa.

Sebelum mendekati kerumunan polisi, di mana beberapa di antaranya adalah anggota timnya, Hyunjung memakai sarung tangan putih terlebih dahulu. Sudah menjadi salah satu kewajiban yang harus dilakukan ketika berada di TKP, supaya tidak meninggalkan sidik jari. Karena salah satu tanda yang ditinggalkan oleh bagian tubuh manusia itu memiliki pengaruh yang sangat penting dalam penyelidikan.

"Sebaiknya kau lihat mayatnya. Kami butuh kau memastikan sesuatu," kata Jimin. Ia memberi jalan supaya Hyunjung dapat mendekati mayat yang tengah mereka selidiki.

Taeyong yang berjongkok lebih dekat dengan kepala korban, membuka resleting kantong mayat itu lebih lebar. Memberi akses pada mata Hyunjung untuk meneliti mayat korban dan memastikan sesuatu.

Wajahnya sudah membengkak, mungkin sudah sejak semalam tenggelam di Sungai Han, tapi belum begitu parah sampai tidak bisa dikenali sama sekali. Hyunjung masih bisa mengenali siapa pemilik wajah itu. Meski belum pernah bertemu secara langsung, tapi Hyunjung sudah pernah melihat fotonya dengan seksama. Hingga setiap bagian wajahnya terekam jelas dalam ingatan Hyunjung.

"Dia Woo Jiho yang kau maksud kemarin, 'kan?" tanya Jimin yang langsung diiyakan oleh Hyunjung melalui anggukan. Hyunjung yakin, apalagi setelah melihat tato bintang di lehernya.

"Dia tewas karena kecelakaan tunggal semalam. Karena tidak bisa membebaskan diri, dia ikut tenggelam bersama mobilnya. Ada warga yang melapor tadi pagi, sehingga kita bisa menemukan bangkai mobilnya yang berada di dasar sungai."

Kang Dongwon memberikan penjelasan singkat yang tentu saja membuat Hyunjung kalang kabut, walau tidak ditunjukkan secara verbal. Jiho adalah satu-satunya saksi yang bisa dimintai mengenai tato bintang di lehernya. Jiho adalah satu-satunya harapan yang dimilikinya saat ini untuk membebaskan Jaewon.

Hyunjung berdiri, melangkah mundur menjauhi mayat, lalu ia mendudukkan diri di anak tangga yang tak jauh dari kerumunan. Hyunjung perlu menenangkan sedikit pikirannya yang kembali kacau karena mayat Jiho. Saat Jiho hidup saja, Hyunjung cukup bingung memikirkan cara menemukan Jiho, lalu menyelamatkan Jaewon. Kalau Jiho saja ikut mati begini, Hyunjung harus bagaimana?

Kepala yang semula tertunduk dengan tumpuan telapak tangan itu kembali terangkat, ketika ada seseorang yang duduk di sampingnya. Park Jimin, ia duduk sembari melepas sarung tangannya yang sudah basah.

"Semakin rumit saja, 'kan?" katanya. "Apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

Hyunjung menggeleng lemah. Rencana awal saja belum selesai disusun, apalagi rencana susulan yang harus ada setelah apa yang terjadi hari ini? Hyunjung adalah eksekutor yang sangat baik, tapi soal perencanaan, ia masih harus banyak belajar. Bahkan dari Taeyong yang notabene juniornya di tim.

"Kenapa hubunganku dengan Jaewon jadi semakin rumit saja? Apa tidak bisa semuanya cepat selesai dan aku bisa memperbaiki hubungan kami dengan segera?"

"Kau gila? Setelah apa yang telah terjadi, setelah kau tahu berapa nyawa yang terlibat dalam kasus ini, kau hanya memikirkan nasib hubunganmu dengan Jaewon?"

Jimin tidak habis pikir dengan isi kepala perempuan itu. Apa mata hatinya sudah dibutakan oleh cintanya pada Jaewon? Sampai lupa jika kasus yang melibatkan mereka bukanlah kasus yang sepele dan menjadi sorotan publik? Apa Hyunjung sama sekali tidak berpikir bagaimana jika hubungannya dengan Jaewon terkuak ke publik? Polisi memiliki hubungan istimewa dengan tersangkanya. Itu sama sekali bukan cerita yang manis.

Past Future [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang