10. Protect You

1.5K 253 27
                                    


Hyunjung kembali bekerja dengan perasaan gembira. Bebasnya Jaewon membuat semangatnya untuk menuntaskan kasus yang rumit itu bertambah berkali-kali lipat.

Setelah malam panjang yang dilaluinya bersama Jaewon pun, Hyunjung jadi tak sempat kembali ke flatnya sendiri, sehingga ia terpaksa meminjam pakaian Jaewon.

Hanya untuk kaus dan jaket saja, sisanya juga terpaksa memakai yang kemarin. Itu jorok, memang. Tapi di dunia kepolisian, apalagi yang sudah sampai tingkat detektif, hal itu sudah sangat wajar. Saat pengintaian, mereka bisa tidak mandi dan tidak ganti pakaian sampai beberapa hari.

"Ada yang sedang senang, sepertinya," sindir Taeyong di mejanya yang berhadapan dengan meja Hyunjung. Sementara yang disindir hanya merespon melalui juluran lidah. Dirinya memang sedang senang, semua bisa melihat itu.

Dak!

Hyunjung melirik sebal karena tendangan ringan yang baru saja diperolehnya dari Jimin, yang duduk di sampingnya. Karena berhubungan dengan Jaewon, bersiaplah untuk dirusak sedikit kesenangannya oleh Jimin. Pria yang mengaku sahabat itu memang tidak suka Jaewon.

"Apa?" tanya Hyunjung ketus.

"Semalam kau menginap di tempatnya?" Jimin balik bertanya.

"Dari mana kau tahu?" Hyunjung ingat jika dirinya belum memberitahu siapa-siapa perihal acara menginapnya di tempat Jaewon semalam.

"Jadi benar? Lepas kangen dengan tidur bersama?"

Dak!

Hyunjung balas menendang kaki Jimin, namun lebih keras hingga membuatnya kesakitan. Haruskah Jimin bicara frontal dengan nada yang cukup keras di situasi kantor yang masih tenang, namun sudah cukup banyak orang itu?

"Aku benar lagi, 'kan?" Jimin belum mau mengalah.

"Kalau benar, memangnya kenapa? Jaewon pacarku. Bukan orang asing yang tidak sengaja kutemui di jalan atau bar."

"Hanya tidak menyangka kau semudah itu setelah dia kabur enam tahun darimu."

"Jaewon punya alasan kenapa dia pergi dariku selama ini."

"Apa alasannya?"

Hyunjung bungkam. Baru ingat jika ia melupakan sesuatu. Mempertanyakan alasan Jaewon meninggalkannya selama ini. Jaewon bilang, ia baru mau bicara jika masalahnya sudah selesai, jika dirinya sudah bebas dari tuduhan dan dinyatakan tidak bersalah. Hyunjung terlalu senang bisa bertemu kembali dengan Jaewon, sampai lupa jika semua kunci untuk membuka mulut Jaewon sudah dimiliki semua.

"Kau tidak mendapatkannya, 'kan?"

"Ya. Aku lupa menanyakannya."

"Aku tidak yakin kau akan mendapatkannya bahkan setelah kau bertanya puluhan kali."

***

Hari menjelang siang, ketika Jaewon bangun dan tidak lagi mendapati Hyunjung di sampingnya. Pagi tadi, Hyunjung sengaja tidak membangunkan Jaewon, membiarkannya beristirahat lebih lama. Sebab Hyunjung pikir, mungkin selama beberapa hari mendekam dalam penjara, Jaewon tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Tidak tahu harus melakukan apa, Jaewon pun teringat tentang Yoongi yang katanya masuk rumah sakit karena tertusuk saat terlibat pengejaran kemarin. Yang memancing ingatan Jaewon adalah kaus dengan bercak darah milik Hyunjung yang tertinggal di kamar mandi.

Karena tidak tahu di mana lokasi rumah sakit tempat Yoongi di rawat, Jaewon pun menghubungi Hyunjung untuk menanyakannya.

ICU No. 201 Rumah Sakit Yongjin.
Hyunjung memberitahu ruang rawat Yoongi, dan kini Jaewon ada di depan pintu ruangan tersebut. Sempat ragu untuk beberapa saat, namun kemudian Jaewon memberanikan diri membuka pintu kayu bercat putih di hadapannya.

Past Future [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang