Audy berlari sekuat tenaga menuju pintu besar yang menuju ke ruang tamu tempat mereka semua berkumpul sebelumnya, mengabaikan sakit di sisi kanannya yang masih berdarah
BANG!!!!!! BANG!!!!
Suara tembakan bisa terdengar di belakang tapi ia tidak berani berhenti untuk mengecek yang lain. satu-satunya hal yang ada di otaknya hanya dia harus pergi dari tempat terkutuk ini dan kembali ke rumahsakit dimana ayahnya mungkin sudah bangun dan kawatir di mana putrinya
Audy sampai terlebih dulu dan langsung mendorong pintu itu terbuka. ia terus berlari melewati lorong gelap yang hanya di terangi cahaya bulan dari jendela besar yang pasti terkunci. sebelum ia mencapai ruang tamu secara tiba-tiba tubuh besar seseorang menghantamnya ke lantai, dunia berputar untuk sementara dan tanpa di ketahuninya ia sudah terbaring di lantai seseorang ada di atasnya. sisi sebelah kanannya terasa terbakar dan ia langsung tau luka tikamannya terbuka lagi
orang itu menaruh kakinya di antara tubuh audy memastikan ia tidak bisa bergerak. Audy secara panik coba memukul nya orang itu menangkap tangan kanan audy rasa sakit langsung menerjangnya karna orang itu menekan tangan kanannya yang kehilangan jari telunjuk
Teriakan audy bergema di lorong kosong air mata memburami matanya saat orang itu bisa menahan kedua tangannya hanya dengan tangan kirinya, audy melawan sekuat tenaga. Orang itu mengambil pistol dan menodongkannya ke wajahnya. audy berhenti bergerak, orang itu hanya tersenyum dengan kejam dan berkata
"sayang sekali, aku harus membunuh mu disini. Aku mengharapkan banyak hal dari mu, tapi sesuai peraturan kau harus di disfikualifikasi"
Orang itu mendekati wajahnya ke audy yang langsung mengumpulkan air liur di mulutnya dan meludahi wajah orang itu. Air liur dan darah bercampur di ludahkan ke wajahnya orang itu lasung mengelapnya
Audy melihat wajah orang itu yang memiliki ekspresi gelap dengan kesal ia berkata "LO PSIKOPAT!!! Lo bakal mati lo liat nanti lo ANJING!!! TAI!! SETAN!!!!" orang itu menodongkan senjatanya lagi ke wajah audy "sekarang aku sangat marah. Dan aku sudah menahan diri untuk membunuhmu dari awal, karna kau lakukan itu akan ku tangkap teman dekat mu itu. Aku ingin sekali ceritakan hal-hal yang ingin ku lakukan kepadanya, ku beritau sedikit"
orang itu mendekati audy lagi untuk membisikan sesuatu ke kupingnya. Nafasnya terasa panas di kuping audy, lalu dia membisikan sesuatu kekupingnya, audy berhenti bergerak. Ia tidak bisa bernafas. Dia tidak bisa melihat apapun selain merah amarah. Setelah orang itu selesai ia menjilat leher audy yang masih tidak bisa bergerak dan mundur dengan puas melihat ekspressi audy yang terkejut dan takut berubah menjadi marah
"lo sentuh temen gw. Gw bun-.." orang itu memukul wajah audy dengan senjatanya, dengan senyuman yang sinis ia tertawa kecil dan berkata
"... kau?... membunuh ku?....bagai mana kau melakukannya jika kau mati disini"
Audy mencoba melawan lagi, Tapi setelah semua hal yang ia alami dia tidak punya cukup tenaga, orang itu mengarahkan pistolnya di kepala audy lalu....
BANG!!!!!
______________PILIHAN_______________
Nama gw audy mentari... gw 18 tahun, gw anak pertama dari tiga bersaudara, sampai tadi siang semua hal itu normal, gw bikinin bekel buat ade-ade gw sekolah, beresin rumah sedikit dan langsung ke rumah sakit buat nengokin ayah, terus pastiin ibu udah makan atau belum.
Semuanya normal tapi sekarang....
Gw berurusan dengan keluarga psikopat yang kaya raya dan gak bakala ragu-ragu ngebunuh siapapun, terjebak di rumah besar ini seharusnya gw tau ini ide yang buruk
Setidaknya....
gw gak sendirian....
_________PILIHAN________
Author note :
Fic pertama yang bahasa indonesia. Gw janji chapter nya bakal lebih panjang dari ini dan kalo ada yang mau ngasih saran atau apapun. I'm open for suggestion, maaf kalo ada salah tanda baca atau salah istilah karna seperti yang sudah di bilang ini fic pertama bahasa indonesia gw. Biasanya gw bikin bahasa inggris, because i'm better at english even thought i'm indonessian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN TERAKHIR
HorrorWARNING : +14, berdarah, kata-kata tidak baik, kesalahan tulis (author gak bisa ngeja) Audy berlari sekuat tenaga menuju pintu besar yang menuju ke ruang tamu tempat mereka semua berkumpul sebelumnya, mengabaikan sakit di sisi kanannya yang masi...