"Audy mentari, perempuan, 18 tahun, anak pertama dari tiga bersaudara, tinggal dengan orangtuanya, setelah lulus sma belum kuliah, sedang cari perkerjaan, keluarga sedang krisis karna ayahnya baru di diagnosis kangker paru-paru langka"
"apa isi laporan dari Damian..."
"dia punya beberapa temen gak terlalu banyak, oh... salah satu kandidat itu temen smp nya"
"siapa temannya...."
"Awalina zulfa, dia yang perlu uang untuk sekolah adiknya"
"iya aku tau yang mana....."
"audy biasa ke rumah sakit sekitar jam 8 pagi.apa aku harus kirim seseorang... damian sangat ingin pergi sendiri kesana. tentu ku tahan dia"
"tidak perlu. biar aku datang sendiri untuk yang ini"
"tapi kau sudah tangani satu kandidat... ini pertama kalinya kau mau repot untuk dua anak"
"aku tidak bisa tahan.... mereka berdua menarik"
___________PILIHAN__________
Audy mentari, itu perempuan yang mungkin di mata beberapa orang beda dengan yang lain, dilihat dari rambutnya yang jauh lebih pendek dari perempuan lain, atau pakaiannya yang kebanyakan berwarna hitam atau gelap dengan rantai di jeans nya yang robek di lutut, dan tidak pernah memakai make up, bisa di mengerti beberapa orang juga mengira dia perempuan yang punk dengan kukunya di warnai hitam dan ia memakai empat cincin di jarinya, mungkin beberapa orang lain bilang dia agak mengintimidasi dengan posturnya yang atletik dan karna dia sangat tinggi untuk perempuan.
Audy membawa kotak makan berjalan ke rumah sakit, memikirkan hal-hal yang harus ia lakukan nanti, ia harus mencuci pakaian kotor terutama seragam sekolah adik-adik nya lalu buat resume untuk cari pekerjaan sementara, jangan lupa mandikan kucing.
Biasanya ia tidak seperti ini, tadinya audy seperti remaja lain yang menikmati hidup sekarang ia punya banyak tanggung jawab sebagai anak tertua.
Semenjak ayahnya di diagnosis kangker hidup mereka berubah. ayah yang biasanya kerja keras dan menghasilkan uang yang mencukupi kebutuhan, sekarang harus tergeletak di tempat tidur sepanjang hari, ibu yang biasanya mengurus rumah, berkerja setiap hari, dan dia harus mengurus rumah dan adik-adik nya. Menghela nafas audy masuk ke rumah sakit yang untungnya dekat dari rumah
Audy melambai pada ibu kantin yang sudah di kenal sejak ayahnya di rawat. Karna malas audy memilih naik lift, untungnya saat pagi jarang ada pengunjung, ia masuk ke dalam lift sendiri tapi sebelum pintu tertup seseorang menahannya dan masuk, audy melihat pria sekitar 40 an mungkin masuk dan berdiri di sampingnya pria itu tinggi bahkan audy harus melihat ke atas untuk melihat wajahnya, pria itu memiliki kulit yang pucat dan ia memakai jas yang terlihat seharga jika rumah keluarganya dan seisinya di jual. Mungkin ia orang asing, itu akan menjelaskan warna kulitnya mungkin orang ini pemilik rumah sakit
'dia gak keliatan kayak mau ngejenguk orang di sini' pikir audy
Sibuk dengan pikiranya sendiri audy kaget mendengar pria itu bicara padanya
"lantai berapa...."
Audy hampir loncat mendengar suaranya sangat dalam "oh...i-i..lima..." 'bagus banget audy kau kedengar kayak orang bodoh' pikirnya. Pria itu tertawa kecil mendengar audy bicara terbatah-batah "kau mengunjungi seseorang di sini?" tanya nya
"oh.. i-iya ayah di rawat..." sekarang pria itu menatapnya langsung
"apa yang terjadi?" audy merasa ia harus sopan tapi tetap waspada
" em... kangker..." audy dengan tidak sabar memperhatikan nomor lantai 'sebentar lagi...'
DING!!!
"permisi." audy langsung keluar dan jalan dengan langkah panjang menuju kamar ayahnya hingga ia melihat kosong
'kemana.....?' audy tidak perduli dengan aturan berlari ke meja depan menanyakan ayahnya.
-------------PILIHAN--------------
Itu adalah pengalaman yang mengerikan untuknya mendengar ayahnya dalam keadaan kritis dan mungkin memerlukan transplantasi karna ini bukan kangker biasa. Audy duduk sendiri kedua sikut bersender di lutut dan kepala di topang tangan rambut menutupi wajah yang basah karna air mata.
'gak... mungkin..... gak mungkin....' kata itu terus di ucapkan di kepalanya
audy bingun dia harus bilang apa pada ibunya, bilang apa ke adik-adiknya. Setelah beberapa saat audypun menyadari seseorang duduk di sebelahnya, dengan cepat audy menghapus air matanya walau jelas sekali ia habis menangis di lihat dari matanya yang merah dan bengkak.
"ceritakan padaku apa yang terjadi....."
Dengan kaget audy menengok ke sebelah nya melihat pria dari lift tadi. Setelah beberapa detik ia baru sadar pria itu bilang apa, audy sedang dalam keadaan emosional menceritakannya apa yang terjadi
"hhmm... itu memang di sayangkan.... ... tapi mungkin aku bisa bantu keluargamu"
Audy mulai merasa curiga mempersiapkan dirinya untuk pergi. Tapi di pikiranya 'mungkin orang ini bisa bantu' karna itu dia menanyakannya "apa?" pria itu tersenyum ke arahnya untuk beberapa orang mungkin senyuman itu tulus tapi audy melihatnya dari dekat melihat sesuatu di belakangnya, sesuatu yang gelap
"kau sedang beruntung aku adalah seorang millioner yang sedang mencariorang untuk sebuah event, sebuah kompetisi kecil berhadiah uang sejumlah 500 juta" audy mendengarnya dengan tidak percaya ia duduk dengan tegak " APA!!!! Ini gak lucu tau gak" pria itu hanya tertawa dan berkata
"tentu tidak nak aku hanya seorang pria tua yang memiliki terlalu banyak uang aku tidak tau untuk apa"
Tentu saja audy sangat curiga seorang pria semuruan ayahnya datang dan menawarkan ia melakukan sesutu berhadiah uang yang sangat ia butuhkan sekarang. Tapi ia sangat membutuhkan uang
audy dengan penasaran menanyakan " kompetisi apa? " orang itu tersenyum lagi
"hanya sebuah game yang aku yakin banyak anak muda suka mainkan jaman sekarang, ada banyak anak seumuranmu yang ikut event ini setiap tahun"
"kenapa aku gak pernah denger tentang event kayak gini, bukannya kalo dapet hadiah sebanyak itu banyak yang mau ikut? terus ini game apa?"
"untuk menjawab pertanyaan itu, hanya beberapa orang yang tau tentang ini aku tidak mau ada keributan saat banyak orang ingin ikut, dan soal game nya aku tidak bisa jelaskan secara langsung tapi game ini di mainkan saat makan malam di mulai, karna ini hanya game kecil yang bisa di mainkan sambil makan dan bersenang-senang bersama. kebetulan ada tempat kosong, aku menawarkan nya sekarang dan mungkin kau menang?"
Audy hanya diam dia harus berfikir 'ok masuk akal... ceritanya dia banyak lobang dan dia kalo ngomong selalu formal tapi ini Cuma game biasa, iyakan? Tapi hadiahnya.... uangnya... aku perlu uangnya kemungkinan yang dia lakukan ini ilegal tapi... ayah...' audy masih pikir ini ide buruk dia mengigit bibirnya dan masih curiga ia merasa ini kesempatan keluarganya bisa normal lagi jadi dengan setengah hati ia mengangkuk
"ok... aku ikut...."
Pria itu tersenyum lebar mengingatkan audy kepada kucing dari film alice in wonderland, pria itu berdiri dan mengeluarakan kartu
"bagus sekali ini kartu ku. kirim kan alamat mu ke nomor itu dan nanti sore akan ada mobil yang menjemput mu. Jangan makan dulu karna main event nya akan di adakan sambil makan bersama dan kuharap kau tidak keberatan anak ku selalu ikut di acara ini dan dia sangat bersemangat saat game di mulai"
Audy mendengarnya dengan kaget berdiri "TUNGGU sore ini! Acaranya malem ini!!!! Aku aja belum tau nama bapak!!!" pria itu tertawa lagi "ya tuhan... maaf aku lupa memperkenalkan diri panggil aku Dimitri. Aku harus pergi mempersiapkan rumah ku, oh kau boleh gunakan pakaian santai acara ini tidak formal dan mungkin lebih baik kau jangan ceritakan hal ini pada siapapun"dan sebelum audy bisa menanyakan apa pun orang itu pergi, meninggalkan audy dengan pikirannya
'sudah ku duga orang itu orang asing, ya ampun, gw ngapai sih....'
' ini ide buruk'
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN TERAKHIR
HorrorWARNING : +14, berdarah, kata-kata tidak baik, kesalahan tulis (author gak bisa ngeja) Audy berlari sekuat tenaga menuju pintu besar yang menuju ke ruang tamu tempat mereka semua berkumpul sebelumnya, mengabaikan sakit di sisi kanannya yang masi...