CHAPTER 9 : KEMATIAN

46 1 0
                                    

BANG!!!

Audy menutup erat matanya, menunggu kematian datang, tapi setelah beberapa detik ia merasakan Damian melepas tangannya, lalu berat tubuh damian lepas. Audy membuka matanya mengharapkan melihat salah satu temannya bahkan ratu juga tidak apa-apa, tapi ia melihat orang lain

seseorang di ujung lorong memgang pistol yang di arah kan ke damian masih ber asap

Laki-laki itu tinggi dan agak kurus, dia menggunakan kemeja dan jaket coklat, dia terlihat muda sekitar berumur 22. Laki-laki itu langsung membantu audy berdiri. Audy menengok ke damian yang terkapar di lantai lalu ke arah laki-laki tidak di kenal di sampingnya. Laki-laki itu menariknya berdiri

"maaf, namaku Lutfi aku... bisa di bilang pemenang tahun lalu, aku kesini buat ngeberentiin semua game ini. Apa kau bisa berjalan?!" audy dengan kesal melepas tangannya dari genggaman Lutfi dan menahan luka di sisi kanannya

"dan lo baru dateng sekarang! Dua temen gw udah MATI!" audy biasanya sopan tapi setelah semua yang terjadi malam ini, dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri

"maaf kalau aku datang terlambat. Aku juga beruaha keras buat ngeberentiin hal ini! Gak ada polisi yang percaya sama gw. Dan gw yakin dimitri nyuap polisi di daerah ini. Dimitri itu orang berengsek yang udah di cari polisi Interpol bertahun-tahun dan sekarang Cuma aku yang dapetin lokasi nya. Sumpah begitu ku liat mukanya aku bunuh dia. Bukan kau doang yang pengen banget bunuh dia. Selain itu siapa nama mu..." lutfi dengan kesal mengengam tangan audy dan menarik nya ke ruang tamu, audy mengikutinya "Audy. dan lo dateng kesini sendiri lo bawa bantuan gak?!... setidaknya ada orang lain yang tau... iya kan?..." lutfi tidak mengkonfirmasi pernyataan audy membuatnya takut.

Lalu audy menenyakan "lo menang tahun lalu? Jadi lo..." audy tidak bisa menyelesaikan pertanyaannya. Lutfi memiliki ekspressi yang terganggu "iya. Gw menang tahun lalu buat bayar pengobatan adik yang terlibat kecelakaan. dan semua kandidat lain mati mencoba" mereka memasuki ruang tamu dan menghentikan pembicaraan mereka untuk mengecek ruangan nya

Ruang itu kosong, audy melihat nampan yang menyimpan barang-barang mereka. Dan langsung mengambil hpnya melihat pangilan terputus dari ibu dan adiknya, dia harus menelfon seseorang. Dan audy merasa beruntung ayahnya meletakan pelacak di hpnya untuk hal emergency.

"... tinggal berapa orang yang tersisa..."

"pas kita kabur, termasuk gw tinggal ber enam..." audy memikirkan temannya, saat dia melarikan diri dia mendengar suara tembakan, dan ia kawatir bagaimana jika temannya tertembak, bagaimana jika salah satu temannya terbunuh, dan audy menyadari "... apa lo baru bunuh Dami-..."

"kau gak usah perduliin itu" ucap Lutfi dengan cepat memotong pertanyaan audy, dan mengecek peluru di pistolnya "dengerin dy. Kalian berenam kan? ok. Ini rencana ku" dia berdiri tepat di depan audy membuatnya melihat keatas karna Lutfi sangat tinggi "aku punya delapan peluru di dalem sini, jadi itu seharusnya cukup kan?" audy mengangguk dan Lutfi menggengam tangan nya dan menariknya kembali ke ruang makan

"tunggu!! Lo mau ngapain!?" tanya audy mencoba menarik tangannya dari genggaman lutfi. Lutfi menengok ke arahnya dengan ekspressi serius

" ok. Kau bakal masuk lagi ke dalam, coba ambil yang lain, dan keluar sebelum hal buruk terjadi. Dimitri bakal tau ada sesuatu yang salah kalo dia ngeliat ku. Aku bakal coba hubungin polisi interpol atau bantuan lain, karna itu kau harus bergerak cepat!"

Audy mengangguk lagi. Audy baru menyadari sakit di dada dan tangan nya, membuatnya hampir tidak bisa berdiri dan Lutfi memberinya beban yang berat dengan menyelamatkan teman-temannya. Audy juga menyadari dia baru bertemu semua orang ini dan sudah menganggap mereka teman. Dia harus fokus untuk mengeluarkan teman-temannya dari tempat ini, rencana ini mungkin berkerja, Lutfi itu pemenang tahun lalu dan dia terlihat berpengalaman, dia juga tau cara menangani pistol, dan lutfi juga membunuh tujuh pemain tahun lalu

Audy juga melihat Lutfi membunuh seseorang barusan. Mereka memasuki lorong dan langsug berhenti dengan kaget

Regina berdiri di sana dengan pistol yang di todongkan kearah mereka. Audy hampir lupa dengan wanita ini. Regina melihat mereka berdua sambil tersenyum kejam, lalu ia memperhatikan lutfi dengan terkejut

"Lutfi !? Oooohhhh.... ini kejutan yang menyenagkan! Kenapa kau tidak bergabung dengan kita? Ada tiga kursi kosong di meja saat ini. Kau tinggal pilih" ucap Regina dengan santai, lutfi mengangkat senjata di tangannya ke arah regina, yang melihatnya dengan sedikit terkejut

"gw gak disini buat maen game terkutuk lo" Regina menembak. Dan secara bersamaan Lutfi juga menembakanya


Dan Lutfi meleset.


Tapi tidak Regina.


 Audy melihatnya dengan horor begitu peluru melesat, mengenai tengorak Lutfi. sekali lagi semua seperti slow motion tubuh Lutfi terjatuh, lutfi yang masih menggengam tangan audy menarik tubuhnya, membuat audy terjatuh bersamanya.

"sayang sekali" ucap Regina mendekati audy yang masih di lantai, memperhatikan tubuh Lutfi "dulu dia itu pemain yang hebat dan kejam... membunuh semua kandidat lain tanpa ragu" audy menengok ke arah Regina dan mengatakan "... setidaknya dia balik buat nolongin kita..." Regina memperhatikan audy dengan sinis, dan tanpa kasihan menarik tangan audy dengan kencang, menariknya ke arah ruang makan

"aku akan mengantarmu ke ruang makan bersama ku audy. Kita sudah membuat yang lain menunggu cukup lama, dan kita juga akan memulai ronde tiga" audy tidak punya pilihan selain mengikutinya

"oh, dan aku ingin minta maaf atas apa yang terjadi dengan tuan Damian, kadang dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Aku yakin tuan Dimitri juga akan minta maaf atas apa yang terjadi. Jadi kau tidak perlu kawatir"

Otak audy tidak bekerja untuk saat ini. Dia sudah melihat cukup banyak kematian untuk malam ini, dan sekarang ia disuruh kembali ke permainan yang menyiksa dirinya dan teman-temannya dengan sangat santai seperti tidak ada yang salah di dunia ini. Lutfi satu-satunya orang yang tau situasi mereka dan ingin menolong sudah tidak ada. Belum lagi dia merasa sangat kotor karna Damian. Dan audy pikir dari semua hal yang sudah terjadi malam ini tidak mungkin bisa lebih buruk

Dan dia salah...

PILIHAN TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang