Semua kandidat di arahkan ke sebuah lorong gelap yang di sinari cahaya bulan dari jendela-jendela besar di sisi nya. Mereka melihat pintu besar di depan nya yang mengarah ke arah ruang makan, begitu pintunya di buka mereka melihat seluruh ruangan dengan kagum
Ruang makannya seperti rumah ini, sangat mewah. jendela yang besar di sisi kanan dan kiri di tutup hordeng yang menyentuh lantai, lampu hias yang megah terbuat dari cristal menyinari rungan, temboknya seperti gaun Regina berwarna merah dengan garis emas, di tengah terdapat meja lonjong berbentuk oval terbuat dari kayu mahagoni yang sudah di poles mengkilap, ada 2 kursi besar yang terlihat lebih mewah dari kursi lain di ujung meja dan 8 kursi lagi 4 di sisi kanan dan sisanya di sisi kiri.
Dimitri berdiri dari satu kursi mewahnya menyambut semua kandidat "selamat datang silakan duduk" Damian menghampiri ayahnya dan duduk di kursi mewah tepat di sebelahnya, reza duduk di sisi kiri tepat di sebelah Damian lalu audy di ikuti dengan awalina, di samping awalina utami duduk, di sisi kanan tepat di depan reza, ratu duduk di sebelah Dimitri di sisinya saddam duduk dan di sebelahnya bagas dan di ujung asti duduk.
Setelah semua duduk mereka baru melihat makanan di depan mereka. steak daging yang besar dan hangat dilengkapi saus barbeque dengan kentang penggang dan sayuran di sisinya, mulut mereka hampir berliur melihatnya. Dimitri terseyum dan mulai bicara "sebelum kita mulai mohon semua telfon genggam dan dompet kalian di titipkan terlebih dahulu" semua saling tengok, dengan ragu-ragu mengeluarkan hp dan dompetnya nya
"jangan kawatir setelah game ini berakhir barang kalian akan di kembalikan. Perlengkapan kalian akan di letakan di ruang tamu"
Ada dua pelayan yang muncul membawa nampan perak mengumpulkan hp dan dompet mereka lalu mereka pergi ke arah ruang tamu. Setelah dua pelayan itu pergi Dimitri menganguk "untuk sekarang nikmati makanan yang sudah di sediakan, jangan kawatir semua makanan dan minuman tidak mengandung alkohol atau bahan berbahaya lainnya"
Saat audy memakan potongan pertamannya daging itu seperti meleleh di mulutnya, rasanya tidak seperti daging yang biasanya di beli oleh keluarganya, rasanya meledak di mulut. Dari ekspresi yang lainnya mereka juga menikmatinya, setelah beberapa menit menikmati makanan mereka bagas berbicara "jadi.... gimana kita maen game ini?"
Dimitri menengok ke arahnya "tenang saja bagas, game ini sangat mudah aku menyebutnya 'pilihan' biasa di mainkan anak se umuran kalian, agak sulit menjelaskannya jadi akan ku berikan contoh seperti 'Bagas kau lebih memilih mencium reza atau asti'" wajah bagas, reza dan asti langsung memerah bagas terbata-bata menjawab "a.. as.. asti.......?" dimitri menganguk
"dan saat kau menjawabnya kau harus melakukannya. Aku akan jadi juri Damian hanya akan membatu kalian melaksaankan game ini dengan benar" bagas dengan kaget "apa... aku harus cium asti?" wajah asti makin memerah
"tidak bagas itu hanya contoh. Dan yang terakhir bisa mengerjakan pilihannya akan dinyatakan pemenang dan pulang dengan membawa hadiahnya. Kedengaran mudahkan... "
Semua saling menengok bingung kecuali ratu yang tersenyum puas. Menurut audy semua hal ini mencurigakan, orang ini akan memberikan uang yang begitu banyak untuk pemenang dari game yang begitu mudah dan biasa di mainkan anak-anak saat pesta. Dan saat audy melihat sekitar ada 8 orang pria berpakaian seperti bodyguard dengan tubuh besar tersebar di sekitar ruangan
"menurut lo kedengeran terlalu gampang gak?"
Audy hampir tidak mendengar suara bisikan di sampingnya, audy menengok ke arah reza dan ia berbisik lagi "menurut lo agak mencurigakan gak?" audy sangat setuju
"ini emang mencurigakan tapi gw gak bisa ngundurin diri"
"heh, gw juga gak bakal ngundurin diri" reza kembali makan, audy menyadari reza tidak akan mengatakan apapun lagi enengok ke arah awalina "lin... jadi gimana kabar keluarga lo.." audy dan awalina menghabiskan makanan mereka sambil berbincang kecil tentang hidup mereka setelah lulus smp.
Setelah mereka semua selesai makan pelayan datang dan mengambil piring kosong mereka lalu mengisi gelas mereka dengan air es. Dimitri berdiri dan mengangguk ke arah Regina yang sejak tadi ada di ujung ruangan tidak terlihat oleh yang lain, kemudian Dimitri menengok ke semua kandidat "sekarang gamenya akan di mulai, semua harap tenang dan tidak ada yang yang bangun dari tepat duduknya kecuali di izinkan oleh ku atau Damian, atau aku harus mendiskualifikasi kalian"
Karna semua perhatian kandidat di arahkan ke dimitri utami tidak memperhatikan saat seseorang menempelkan sesuatu ke kepalanya dan ia berteriak kaget. Semuanya dengan kaget menengok ke arah utami, dimitri dengan tenang duduk dan bicara "tenang ini bagian dari gamenya"
Seorang pelayan menempelkan 3 tempelan yang memiliki kabel menyambung ke suatu benda kotak besar di atas troli dan memberikan remot. lalu orang lain memakaikan hal yang sama di kepala reza yang langsung berteriak
"APA-APAN NIH!!!!!!" Dimitri hanya tersenyum dan membalas "tenang reza sekarang bukan giliran mu. Ini giliran utami" semua menengok kee arah utami "sekarang utami kau dan reza di sambungkan ke mesin yang di sebut defiblirator yang biasa di pakai unt-..." semua bisa lihat utami panik dan reza berteriak
"SEMUA TAU DEFIBLIRATOR ITU APA!!! KENAPA LO SAMBUNGIN KE GW SAMA UTAMI!!" dimitri masih santai "sabar reza!!!. Sekarang utami. di remot itu ada dua tombol yang merah untuk mu dan yang biru untuk reza. Kalu lebih memilih menyetrum dirimu sendiri atau reza...."
Semua langsung kaget bagas, reza dan audy berteriak kearah dimitri. utami dengan panik meneteskan air mata, asti dan awalina bingung apa yang harus mereka lakukan dan ratu hanya duduk di situ dengan ekspressi gelap. Saat itulah Damian bediri dan memukul meja dengan sangat keras mejanya bergetar dan semua diam. Dimitri juga berdiri dan sikapnya langsung berubah menjadi kejam dan mengerikan "kalian harus diam dan ikuti aturan!!! Kalian mengikuti event ini dengan sukarela dan aku sudah berikan kalian kesempatan untuk mengundurkan diri! Kalian masih ingin berartisipasi. Jadi kalian akan mengikuti semua aturan"
Bagas bicara balik kearahnya dengan marah "KITA GAK TAU KITA BAKAL IKUT ACARA KAYAK BEGINI" dimitri kembali tenang "sekarang kau harus diam bagas utami harus temtukan pilihannya"
Audy langsung menengok ke utami "jangan pencet tombolnya utami!!!" dimitri menatap audy "audy!!! Kendalikan dirimu" asti dan saddam ikut bicara "jangan utami!!!" "jangan ikuti kata orang itu, jangan pencet tombolnya!!" Reza menatap utami dengan ekspresi memohon dan utami menatap balik dengan ekspresi ketakutan dimitri pun membesarkan suaranya
"TENTUKAN PILIHANMU UTAMI!!!!"
Utami menunduk melihat dua tobol di remotnya dan menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil berkata "engak..engak... gak bisa! aku gak mau pilih..." reza tersenyum ke arah utami. saat dimitri bicara semua kandidat menegok ke arahnya
"ck...ck...ck... sayang sekali aku harus mendisfikualifikasi satu kandidat di awal permainan" utami menatapnya ingin bicara "ap-.."
BANG!!!!!
Semua hanya bisa menatap kaget melihat tubuh utami jatuh ke meja di kepalanya terdapat lubang dan di belakangnya regina memegang pistol yang berasap. Semua kandidat berteriak kaget. Lalu kembali diam saat sadar beberapa bodyguard mengarahkan senjatanya ke arah mereka dimitri tersenyum "sekarang kalian harus kendalikan diri. Tarik nafas dan coba untuk menikmati gamenya"
"LO UDAH GILA!!!!...." teriak reza
"GW GAK MAU IKUT GAME KAYAK GINI" teriak saddam
"LO BUNUH ORANG" teriak bagas
"LO NGEBUNUH DIA LO. DASAR ORANG GILA!!!!" teriak audy
Asti dan awalina dengan panik menangis dan ratu masih duduk di kursinya tapi kali ini ekspressinya ketakutan. Damian memukul mejanya lagi dan Dimitri mengatakan
"KALIAN AKAN MAIN GAME INI. DENGAN TENANG MENUNGGU GILIRAN KALIAN ATAU KALIAN SEMUA AKAN MATI DISINI"
Semua berusaha duduk dengan tenang, mereka semua masih gemetaran saat dua orang membawa tubuh utami keluar dari ruang makan.
Audy dengan panik berfikir 'ini emang ide yang buruk'
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN TERAKHIR
HorrorWARNING : +14, berdarah, kata-kata tidak baik, kesalahan tulis (author gak bisa ngeja) Audy berlari sekuat tenaga menuju pintu besar yang menuju ke ruang tamu tempat mereka semua berkumpul sebelumnya, mengabaikan sakit di sisi kanannya yang masi...