Pandangan mata thea masih tertuju pada galang masìh menunggu dengan cmas tentang kondisi ibu nya , bahkan ketika ilalang menarik tangan nya agar pulang .
.
Pintu ruang ugd terbuka membuat galang yang sdari tadi cemas spontan berdiri dan membuat langkah thea dan ilalang terhenti "ayo thea !! " ujar ilalang menarik tangan thea "entar !! " ujar thea penasaran akan kondisi ibu2 yang ia tolong .
.
"bagaimana kondisi ibu saya dok ? " tanya galang penuh kecemasan "hantaman di kepalanya cukup keras , namun bukan it masalah nya .." ujar dokter menggantungkan ucapan nya "apa? Apa masalah nya ? " tanya galang "kondisi ibu anda cukup kritis dikarna kan usia nya yang sudah ckup tua dan penyakit ginjal yg didritanya smakin parah " penjelasan dokter membuat galang cukup terkejut tak percaya "ginjal ? Sejak kapan ibu..? " tanya galang "tampak nya penyakit nya it sejak 3 tahun yg lalu dan tak pernah ditangani dgn baik " ujar dokter seketika membuat galang lemas "lalu , bgaimana kondisinya ? " tanya galang lirih "kami akan melakukan yg terbaik " ujar dokter it sesaat kemudian pergi meninggal kan galang yang mulai terisak .
.
Thea menatap dan mendengar segalanya dengan jelas entah mengapa ia merasa begitu bersimpati pada galang , perlahan gadis it pun melangkah menuju galang "thea !! " seru ilalang menahan gadis it namun thea masih terus melangkah menuju galang.
.
Sbuah tangan lembut memegang pundak galang yang terisak , membuat pemuda it menatap nya , tanpa berkata apa pun gadis it menyodorkan sapu tangan nya .
.
Galang menatap thea lekat , menatap orang yang tlah membela nya di tengah orang2 yg membenci nya "thea , apa yang kau lakukan pulang lah , aku bisa dimarahi ibu mu ! " ujar ilalang menarik thea "iya sabar bwel , bgt sih " ucap thea "pakailah !! , semoga ibu mu cepat sembuh ! " ujar thea pada galang tersenyum manis menyerahkan sapu tangan it dan kemudian pergi meninggal kan galang .
.
"terima kasih" ujar galang sdikit berteriak pada thea yang berjalan pulang membuat gadis it berbalik dan tersenyum manis padanya .
.
"dari mana kau semalam?" tanya nadira kakak thea yang sdang menyiap kan makanan bersama ibunya "aq ada urusan kak " ujar thea duduk di kursi nya untk menyantap sarapan nya "jangan bilang kau melakukan hal aneh " selidik nadira "gak lah kak " ujar thea tersenyum "ibu dengar kmarin kamu menolong galang harun pembunuh yg bru keluar dari penjara it , apa karna it kau pulang malam ? " tanya lena menyelidik thea "ah , pasti para tetangga heboh yah , lagian merka it terlalu anarkis , masa smpe sgitu nya mengusir orang " ujar thea yang melahap sarapan nya "yak gadis ini , tapi yang kau tolong it adalah pembunuh , lagi pula knapa kau ikut campur" ucap nadira "sudalah jangan bicara lagi , makan lah , dan thea jangan dkati lgi orang it , bisa saja ia sangat berbahaya ! , dan ingat minum obat mu sehabis makan " ujar lena "yah , bu , siap !! " seru thea memberi hormat seraya tersenyum manis .
.
Thea memasuki kamar nya seraya memikir kan ucpan lena dan nadira "galang harun , pembunuh ?? Apa ia benar2 pembunuh ? " tanya nya tak percaya diraih nya laptop nya , dan jemari gadis it pun mengetik kan nama pemuda it dngan kasus pembunuhan , thea mulai mencari tahu hingga ia tercengang mendapati artikel mengenai kasus galang 15 tahun yang lalu.
.
Gadis it terbelalak dengan mulut menganga terkejut membaca artikel it "benarkah ini ?, jadi karna it smua membencinya ? " tanya btin thea tak percya , entah mengapa ia yakin bila galang adalah orang yg baik .
.
Smentara it galang menatap sendu wajah ibu nya yang terkulai lemas tak sadar kan diri "ibu ... " lirih galang menggengam tangan dona , namun tiba2 saja dona kejang2 dan kesulitan bernafas "ibu..!, dokter !" pekik galang panik .
.
Tak ingin ambil pusing atas apa yang tlah ia ketahui tentang galang thea malah menyiapkan makanan untuk pemuda it "dia pasti belum makan ,siapa yg akan membrinya makan jika smua membencinya" ujar thea sambil teringat sorot mata galang saat mereka pertama kali bertemu .
.
Galang mondar mandir didpan ruang ugd penuh ke khawatiran dan ketakutan akan kondisi ibunya .
.
Smentara it thea yang sdang membwa makanan memasuki rs it tersenyum meliat galang yang ada diruangan it "hey,kau blum makan kan ? " tanya thea membuat galang yang sdari tadi mondar mandir menatap nya "aq membwa kan makanan, makan lah kau pasti lapar " ucap thea " aq tidak lapar " ujar galang "benarkah?" tanya thea smakin mendkat pada galang "aq tidak lapar ! Pergilah" bentak galang mengusir membuat orang2 menatap nya "liat pembunuh tak tau diri it , dah ditolng malah gtu " ujar seseorang "pergilah ! , aq tak butuh it " ucp galang .
.
"apa kau bnar tidak lpar?"
"aq bilang tidak , yah tidak !! " bentak galang penuh emosi .
.
Pintu ugd pun kembli terbuka ckup merdakan emosi galang , thea menatap dokter it dan meliat ekspresi galang pun mulai memahami apa yang terjadi pada pemuda it "maaf , kami tak berhasil menyelamat kan nya " ujar dokter lirih
.
Bersambung