Part 6

173 10 0
                                    

Tak bisa dona pungkiri hantaman batu yang cukup keras it membuat nya pusing "ibu ... " lirih galang menyentuh kepala ibunya yang terluka "ibu tidak apa2 nak " lirih dona namun sesaat kemudian wanita paru baya it tumbang di pelukan galang , membuat thea , ilalang dan para warga terkejut "ibu .., ibu .. " isak galang mencoba membangun kan ibunya .
"ibu .., tolong , tolong ibu saya .,saya mohön!!" pinta galang memohon pada warga it namun nihil smua mata menatap nya jijik , tak ada warga pun yang berniat membantu , mereka mala menghina dan menggunjing galang .
Disisi lain thea yang menyaksikan pemandangan pilu it terus menatap galang dan para warga yang seakan tak memiliki hati it , dengan langkah mantap gadis remaja it pun melangkah mendekati galang menerobos kerumunan warga it "thea apa yang kau lakukan ? " tanya ilalang yg meliat sahabat nya memasuki kerumunan warga it .
.
Dengan langkah mantap thea memasuki kerumunan warga it dan langsung berjongkok di hadapan galang tanpa peduli warga2 it membuat galang menatap nya penuh harap agar thea menolong nya "hay !! thea apa yang kau lakukan ??,pergi menjauh dari nya ! Jangan dekati pembunuh bejat it ! " hujat seorang warga "thea , apa kau tak tau siapa dia ! Pergilah jangan pedulikan dia !!" ujar warga lain nya .
.
" lalu apakah , kita akan membiar kan bibi ini meninggal disini ? " tanya thea pada warga it "thea ! Sudahlah sebaik nya kau pulang saja ! Ibu mu sudah menunggu mu , jangan dekati pembunuh it " ujar warga it membuat thea menatap nya "pembunuh ?? Paman bilang dia pembunuh ??" tanya thea "sudahlah kau masih terlalu kecil u/ mengerti ini ! Pulang lah !! , ilalang bwa dia pulang ! " ujar warga lain nya seraya memerintah kan ilalang membawa thea pulang .
.
"sudah lah thea , sebaik nya kita pulang saja ! " ujar ilalang berbisik dan akan menarik tangan thea "lalu bagaimana dengan bibi ini ?? Apa kita akan membiarkan dia mati disini ? " tanya thea masih berdiri di tempat nya "aish anak ini benar2 keras kepala" gumam ilalang namun thea masìh tetap tak bergeming bahkan skalipun ilalang menarik nya "kata paman , dia adalah pembunuh kata kalian semua dia adalah bajingan , orang bejat dan mantan narapidana , apa karna it kalian memperlakukan dia layak nya sampah ? Apa karna it kalian melempari mereka layak nya binatang ? " tanya thea menatap warga it "thea .. " ujar ilalang mulai khawatir akan sikap sahabat nya it "thea ! Kau tak mengerti apa2 , kau masih belum memahami semuanya " ujar warga mulai kesal akan sikap remaja it .
.
"aq memang tidak mengerti dan memahami smuanya paman , terlebih sikap kalian , skalipun ia pembunuh ! Mereka tetap lah manusia , mreka memiliki hak u/ hidup " ujar thea membuat galang menatap gadis it "thea.." bentak seorang warga it mulai kesal "ilalang !! Bwa bibi it ke rumah sakit ! Senista apa pun mereka , mereka tetap lah manusia kan ? Aq mempelajari it diskolah pelajaran tentang arti menhargai satu sama lain , tentang hukum dan yang lain nya , dan aq yakin , paman2 dan bibi disini juga mempelajari nya, lalu kenapa seperti ini ? " ujar thea membuat para warga it terdiam dan menyesali perbuatan nya , ada rasa malu dalam hati mereka , terlebih malu saat orang yang mengatakan it adalah seorang anak remaja "paman , bibi dan smuanya tolong bantu mereka ! Bwa mereka kerumah sakit aq mohon ! " pinta thea menangkup kan tangan nya pada orang2 it .
.
"baik lah ! , tapi ingat thea kami melakukan ini bukan u/ menlong pembunuh it , tapi untk mu yang tlah menyadarkan kami agar tak jadi pembunuh seperti dia ! " ujar warga "trima kasih paman " ucap thea tersenyum manis .
.
Warga2 it pun membawa dona kerumah sakit bersama thea dan ilalang .
.
Galang terus menatap thea begitu pula thea yg tak pernah lepas menatap pemuda it "aish !! , kau ini benar2 !! Kau benar2 membuat ku ketakutan , bgaimana bila paman2 it geram dan malah memukul mu " ujar ilalang pada thea yang masih terus menatap galang yang menunggu dengan cemas didpan ruang ugd "woy ! Thea apa kau mendengar ku?" triak ilalang di tlingah thea membuat gadis it terlonjak kaget "ikhhh , ilalang ! " hardik thea kesal memukul lengan ilalang "loe kenapasih ? " tanya ilalang pada gadis it "apa laki2 it benar2 pembunuh ? " tanya thea yang kembli menatap galang "yah aq dengar begitu " ujar ilalang masih blum yakin "tapi mengapa aq merasa dia orang baik , tatapan matanya begtu sendu dan memendam luka , apa benar dia pembunuh ? " fikir btin thea "woy !!, mikirin apa an sih ? " tanya ilalang menyadarkan thea dari lamunan nya "pulang yuk , udah malam ibu kamu pasti nyariin , ingat loh kondisi kamu juga " ujar ilalang "iya, iya bawel bgt sih kamu , lgian aq udah sms ibu , dan tenang aja , obat nya aq bwa , dan kalau aq pingsan disni gak masalah , kan rumah sakit " ujar thea dengan senyum manis nya "yak , gadis ini pinter bgt yah ngomong nya ! Udah pulang , dah malam dan gak ada alasan " ujar ilalang tersenyum menarik thea , namun pandangan thea mash tertuju pada galang
.
Bersambung

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang