Part 8

166 10 0
                                    

"maaf , kami tak berhasil menyelamat kan nya .. " ujar dokter lirih , membuat galang seketika lemas dunia terasa runtuh , waktu seakan berhenti berputar "gak , it tidak mungkin , it tidak mungkin " ujar galang menggeleng tak percaya "maafkan kami" ujar dokter it kmudian berlalu pergi meninggl kan galang yang terisak bahkan kini menjatuh kan dirinya kelantai .
.
Smentara it thea hanya terdiam menatap galang yang menangis pilu melepas kepergian ibunya "ibu ., ibu ., ibu " isak galang meraung raung penuh kesedihan.
.
Dengan langkah gontai dan penuh kepediian galang melangkah kan kaki nya memasuki kamar mayat , tampak tubuh dona kini tlah tebujur kaku tak bernyawa dengan kain putih "iii..ibu... " ujar galang pilu mengelus wajah dona "ibu ...,ibu ., ibu .. " panggil galang mengoyang kan tubuh dona .
.
Thea menatap galang lekat , entah mengapa tanpa ia sadari air matanya tumpah menatap kepedihan it "aq tau kepedihan mu , rasanya pasti sakit melepaskan ibumu , tapi kau harus ikhlas agar ìbumu dapat tenang " ujar thea pada galang yang hanya terisak .
.
Thea berlari tergesa2 memasuki rumah nya membuat lena dan nadira tampak bingung "ada apa ? " tanya nadira "bu, ada teman thea yang ibu nya meninggal dan harus dimakamin , ibu bisa bantu kan " ujar thea yang mash ngos2 an.
.
"siapa? " tanya lena namun thea malah terdiam sejenak "galang harun " ujar thea membuat lena dan nadira kaget "kau serius galang harun , pembunuh it ? " tanya lena tak percaya "iya boleh kan ibu ? Tolong lah ! Skalipun ia pembunuh tapi ia juga manusia ? Lagian apa ibu sejahat it tak mau menolong mereka , kasian mereka bu .. " ujar thea "thea .. "
" thea mohon.. " pinta thea memohon smbil menangkup kan ke2 tangan nya "baik lah !!" ucap lena membuat thea tersenyum senang dan memluk ibunya .
.
Galang terdiam dengan isak tangis nya menata pilu ketika meliat ibu nya kini di turun kan ke liang lahat air matanya kian tumpah ketika gundukan tanah it menimbun tubuh ibunya "ibu !! Ibu !!! Ibu ! " parau galang meraung penuh kepedihan menatap ibunya kini benar2 tiada .
.
Pemuda it kini terisak dan menangis sejadi2 nya memeluk nisan dona, thea yang menatap kepedihan it ingin mencoba menenang kan galang , namun nadira dan lena menahan nya "jangan mendekat padanya !! " ujar lena berbisik "ibu .. "
"ibu sdah menuruti permintaan mu sayang, mengurus sgala pemakaman nya jadi skarang kamu jauhi dia" ujar lena menarik thea "tapi ibu .. " ujar thea "udah pulang lah , the " seru nadira , thea pun mengikuti perintah lena dan nadira namun seblum ia pergi , gadis it menghampiri galang dan memberikan makanan .
.
"makan lah , kau pasti lapar , tubuh mu pasti lemas , jadi makan lah agar kau memiliki tenaga " ujar thea menyodorkan makanan it membuat galang menatap nya "thea ! Ayo pulang !! " seru nadira menarik thea meninggal kan galang hanya sendirian di makam it .
.
"thea jangan dekati orang it lagi , ibu gak suka kamu dekat dengan nya , apa lagi berteman " ujar lena saat makan malam "memang nya kenapa ? Kenapa sih kalian semua sangat membencinya?" tanya thea "karna dia it pembunuh , dia berbahaya dan ibu gak mau kamu kenapa2 " ujar lena "tapi ibu ,kejadian it 15 tahun yang lalukan ? Siapa tau dia sudah berubah , dan sepertinya dia orang baik bu , lagi pula dia juga punya hati bu , skalipun dia pembunuh atau apalah dia memliki perasaan " ujar thea panjang lebar "thea kau masih blum dapat memahami smuanya nak , lakukan saja apa yang ibu katan" ujar lena lembut "sudah lah , sbaik nya kita makan , dan thea minum obat mu sblum tidur , jangan memikir kan apa pun !! " ujar nadira.
.
"iya kak ,thea pasti minum obat nya " ujar thea tersenyum , mebuat lena dan nadira juga tersenyum .
.
Smentara it galang masih tetap duduk disamping makam ibunya "maafkan aq ibu.., maafkan galang " ujar galang terisak mengingat sgala kenangan tentang mereka , kini tak ada lg yg menenang kan nya .
Galang terus terisak dan tak pedulikan akan hujan yang mulai trun membsahi nya .
.
Berbaga obat kini tlah brada di tangan thea yang bersiap meminum nya, namun spontan saja obat2 it terjatuh ketika petir dan guntur menyambar "aissh , mengaget kan saja !!, untung jantung ku gak kumat ... ahh obat ku !! " gerutu thea menatap obat2 nya yg berhamburan "kok bisa hujan dras aja , perasaan tadi crah2 aja" gumam thea menatap langit "eh ,apa dia masih dimakam it , ah mungkin dia sudah pulang , tapi kan .. " fikir thea yg teringat galang "knapa aq kepikiran dia? Knapa aq mengkhawatir kan nya?" tanya nya bingung.
.
Hujan smakin deras guntur dan pertir kembli menyambar membuat thea smakin kefikiran pada galang tanpa alasan jelas "ah ! Aq gak tahan ! " pekik thea meletak kan botol obat nya yang blum ia minum dan malah mengambil payung , keluar dari rumah diam2 .
.
Galang masih tetap diam tak bergeming dari tempat nya , ia masih tetp di makam ibunya bhkan hujan dras pun tak ia pedulikan "ibu.. " lrih galang terisak kembli .
.
Thea berlari ditengah hujan dras it ..
.
Bersambung

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang