- 05 -

6.4K 695 69
                                    

"Kim Mingyu, apa kau sudah bangun?! Kita harus sekolah hari ini!"

Terlihat Park Juyeon sedang menggedor-gedor sebuah pintu bercat hitam di depannya dengan wajah setengah geram.

Pasalnya, ini sudah lima belas menit sejak ia mencoba membangunkan Mingyu dari tidurnya. Tapi, lelaki itu masih belum membuka pintu kamarnya. Menyahut saja tidak.

"YAK! KIM MINGYU!"

Gedoran Juyeon semakin keras. Menimbulkan bunyi berdebam yang menggema memenuhi apartemen mewah itu.

"KIM MINGYU! AYO BANGUN DASAR BODOH! KITA HARUS SEKOLAH HARI INI!"

Sungguh, ia sekarang terlihat seperti ibu yang sedang berusaha membangunkan anaknya.

pintupun terbuka tak lama kemudian, menampilkan sosok Mingyu yang sedang menggaruk-garuk kepalanya dengan wajah khas orang bangun tidur.

"Apa?" hanya itu yang keluar dari mulut Mingyu ketika lelaki tampan ini mendapati Juyeon tengah berdiri di depannya dengan wajah marah.

Juyeon mendecak. Lalu dengan cepat meraih telinga Mingyu dan menariknya mendekat menuju mulutnya.

"KAU SEBAIKNYA MANDI--"

Mingyu kaget bukan main ketika suara teriakan Juyeon menyambangi telinganya. Secepat kilat ia menarik kepalanya dan menggelengkannya pelan ketika tangan Juyeon tak lagi berada ditelinganya.

Kesadaran Mingyu kini benar-benar sudah kembali seutuhnya.

"Kenapa kau berteriak di telingaku, huh?" Mingyu bertanya dengan nada setengah kesal. Kepalanya sekarang terasa sedikit berdenyut akibat teriakan Juyeon barusan.

"Sebaiknya kau cepat mandi. Aku sudah menyiapkan sarapan," Juyeon membalik badannya, kemudian berjalan meninggalkan Mingyu yang malah mengekornya menuju dapur.

"Kenapa kau malah mengikutiku kesini?! Cepat mandi sana! Aku tak mau terlambat sekolah."

Mingyu yang kini berdiri di kusen pintu dapur diam. Lalu detik berikutnya, ia berjalan menghampiri Juyeon sebelum menatap lekat pada gadis cantik itu.

"Y-yak! Berhenti menatapku seperti itu! A-aku tidak akan mengasihanimu dengan mengijinkanmu membolos."

Lelaki ini masih menatap Juyeon.

"K-Kim Mingyu--"

Dan sebuah elusan lembut di pipinya membuat Juyeon menghentikan kata-katanya.

Itu tangan Mingyu, tentu saja.

"Kau ini bagaimana, seharusnya..."

Juyeon membeku. Kata-kata Mingyu terdengar mengambang ditelinganya, bahkan waktu pun serasa berjalan lebih lambat.

Jantung Juyeon mulai berdebar semakin cepat. Wajah Mingyu sudah terlalu dekat. Dan elusan lembut di pipinya membuat Juyeon candu.

"... Hei! Apa kau dengar yang aku katakan?"

Sebuah dorongan kecil pada hidungnya membuat Juyeon sadar dari lamunannya. Memperlihatkan sosok Mingyu yang kembali memasang wajah menyebalkannya.

"Yeon-ah, Yeon-ah, Yeon-ah.."

"Berhenti melakukan itu, pabo!"

Mingyu yang terus-terusan menoel hidungngya membuat Juyeon mengalihkan wajahnya.

Mingyu cengengesan. Lalu mengalihkan wajahnya ke arah pandang Juyeon. "Aku tahu yang kau pikirkan saat aku membersihkan pipimu tadi."

Bahu Juyeon menegang, matanya membelalak.

My Masternim ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang