"Apa kau ingat pernah bertanya padaku tentang siapa yang di rawat disini?"
Pertanyaan Wonwoo membuat Juyeon menganggukkan kepalanya cepat. Dipandanginya nomor kamar rawat tersebut dengan lekat tanpa sebuah suarapun keluar dari mulutnya.
10728.
Tentu saja Juyeon masih mengingatnya. Bagaimana bisa ia melupakan kamar rawat yang telah membuatnya penasaran setengah mati? Bagaimana bisa ia melupakan kamar rawat yang sudah ia lewati sebanyak tiga kali tanpa tahu siapa yang dirawat di dalamnya? Dan bagaimana bisa Juyeon melupakan kamar rawat yang membuat Wonwoo maupun Mingyu merahasiakan siapa pasien yang dirawat dari Juyeon?
"Jadi... sunbae akan menunjukkan padaku siapa yang dirawat di kamar ini?" Tanya Juyeon setelah cukup lama terdiam karena sibuk meluapkan rasa kesalnya pada kamar tersebut. Keningnya berkerut.
Ia heran, kenapa tiba-tiba saja Wonwoo dengan sukarela mau menunjukkan pasien yang dirawat padahal sebelumnya ia begitu keukeuh merahasiakan pasien itu darinya.
Wonwoo mengangguk. "Kita sudah lumayan dekat sekarang," ucapnya. "Kurasa sekarang sudah tak masalah jika aku memberitahumu siapa yang dirawat di kamar ini," lanjutnya.
Merasa tak ada jawaban dari Juyeon, tangan Wonwoo bergerak menggapai knop pintu kamar VIP tersebut sebelum bersiap menggesernya.
Namun gerakannya tertahan ketika ia merasa lengannya di pegang oleh sepasang tangan yang lebih kecil. Mencegah Wonwoo untuk membuka pintu tersebut.
"Sebelum aku bertemu dengan pasien di dalam, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu," Juyeon berucap. Sepasang tangannya memegangi lengan Wonwoo erat.
"Bertanya apa?"
"Kenapa selama ini kau merahasiakan pasien ini dariku, sunbae?"
Wonwoo terdiam sesaat. Wajahnya nampak terlihat berfikir. "Aku..." ia menimang-nimang kalimat yang hendak diucapkan. "...Hanya tak ingin rasa sakitnya bertambah karena aku membawa orang yang salah kehadapannya."
Pegangan tangan Juyeon pada lengan Wonwoo melemas hingga akhirnya lepas. Menatap mata Wonwoo yang tiba-tiba saja dipenuhi kesedihan membuat dada Juyeon sedikit sesak. Ia tak pernah melihat Wonwoo seperti ini bahkan sejak dua tahun ia memperhatikan lelaki itu.
"Wonwoo sunbae..."
"Lupakan saja apa yang kukatakan tadi--"
"Apa pasien itu seseorang yang spesial... bagimu?"
Wonwoo menghela nafas. Lalu langsung saja menggeser pintu kamar rawat tersebut. Tanpa suara, tanpa sedikitpun menggerakkan bibirnya untuk menjawab pertanyaan Juyeon.
Pintu kamar pun rawat terbuka, yang pertama kali Juyeon lihat adalah seorang gadis cantik yang kini duduk di kasur rawat. Ia terlihat sedang memasukkan sesuatu ke dalam paperbag ditangannya dengan cepat.
Lalu setelahnya, sosok Kim Mingyu yang kini sedang duduk di kursi pengunjunglah yang menjadi fokus Juyeon. Dipandanginya Mingyu dengan tatapan terkejut seolah bertanya kenapa lelaki itu bisa disini.
"Juyeon-ah."
Panggilan Wonwoo membuat fokus Juyeon beralih sepenuhnya pada Wonwoo.
"Kenalkan, gadis itu Choi Arin--"
Kali ini pandangannya beralih menatap Arin yang sedang menundukkan kepalanya sebagai salam.
"-- dia kekasihku."
Juyeon seketika membeku. Pandangannya tertahan pada Arin yang masih betah tersenyum ke arahnya, sebelum menoleh kaku ke arah Wonwoo. "Dia-- siapa?" Juyeon bertanya dengan suara parau. Memastikan bahwa yang ia dengar adalah salah. Memastikan bahwa Wonwoo yang selama ini menjadi sosok yang ia suka masih sendiri, seperti harapan Juyeon sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Masternim ✔
FanfictionHanya sebuah cerita tentang Kim Mingyu dan kucing barunya, Yeon. -- Kim Mingyu's Fanfic Another cast; possible. Enjoy, ©2016 Sooyasauce_