11. New Family

7.4K 459 81
                                    

Warning : Typo Everywhere!
😅

Happy Reading!

***

Gilgamesh P.O.V

Aku berjalan di lorong kastil, aku belum melihat Arli hari ini, apa dia masih marah padaku?? Aku menghela nafas dan terus berjalan sampai aku sampai di taman dan melihat seorang bocah dengan gadis cantik di sebelahya. Tentu saja aku kenal mereka, siapa lagi kalau bukan Arli dan Kausa? Aku pikir tidak ada salahnya juga membawa bocah itu kemari. Entahlah, dia terlihat seperti anak Arli. Dan mereka terlihat sangat dekat.

Aku melangkah dan menatap ke punggung rapuh mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melangkah dan menatap ke punggung rapuh mereka. Aku melangkah lebih dekat agar aku bisa mendengat apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kausa, menurutmu.... Apa dia benar-benar menyayangiku? Maksudku, peduli padaku?"
Nafasku tertahan saat Arli bertanya tentang semua itu. Jujur, hatiku panas mendengarnya. Bagaimana bisa ia mempertanyakan semua itu?! Lagipula kenapa juga ia bertanya dengan bocah??

"Kak- umm maksudku.... Ibu? Aku tahu dia memang.... Menyeramkan dan terlihat tidak mempunyai perasaan.... Tapi aku pikir.... Dia memang peduli pada Ibu...."

Aku langsung membelalak ketika bocah itu berkata. Menyeramkan?? Tidak punya perasaan?? Bocah itu.... Luar biasa!! Seringaiku pun terbentuk di bibirku, siapa yang dia maksud tadi?? Dia punya nyali juga ternyata. Setelah bocah itu selesai berkata Arli langsung tersentak.

"Kausa!! Jangan berkata seperti itu, jika dia tau dia pasti marah!!" Arli berterika dengan setengah berbisik. Sedang bocah itu malah menatap dengan tatapan polos nya. Ah, dasar bocah.

"A-aku hanya berkata yang sejujurnya." Bocah itu menjatuhkan pandangannya ke bawah dengan perasaan bersalah. Namun, Arli segera memeluknya dan membelai rambut bocah itu. Cih, enak sekali dia. Aku pun tidak pernah diperlakukan seperti itu. Entah mengapa aku iri dengan bocah itu, hah, bukankah itu konyol?

"Astaga, kau memang sangat polos dan jujur." Arli menghela nafas lalu tersenyum sebelum melanjutkan.

"Tapi aku rasa kau benar juga...."

Setelah itu Arli pun tertawa. Aku?? Mencengkeram pilar sampai retak. Bisa-bisanya dia mengataiku di belakangku?! Keterlaluan!! Awas saja kau nanti malam! Ah, tapi tugasku menumpuk.... Urgh! Mungkin lain kali.

"Ibu, itu tidak lucu. Kita harus meminta maaf pada Ay- maksudku, Yang Mulia."

Seketika itu juga aku melebarkan mataku.

"Kita harus meminta maaf pada Ay- maksudku, Yang Mulia."

Dia memanggil Arli "Ibu" dan sekarang dia memanggilku "Yang Mulia" ??

✔️Blooming Love for Eternity ( Bahasa Indonesia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang