27. Born ( Bagian 2 )

303 35 4
                                    

Chapter 27

Born ( Bagian 2 )

Karena chapter ini tidak melalui tahap cek ulang, maka akan ada banyak typo. 
Terima kasih atas pengertiannya. ^^

***

Uruk, 7 tahun kemudian....

Setelah insiden di Sungai Eufrat, para dewa memberikan Enlil dan Ishtar hukuman. Enlil dikeluarkan dari aliansi dewa besar, semua kuil yang dibangun untuknya dihancurkan hingga tak tersisa dan ia pun harus angkat kaki dari rumah para dewa. Sedangkan Ishtar dipenjarakan oleh ayahnya sendiri di Kuil Barat dengan masa hukuman ratusan tahun penjara. Para dewa tidak memberikan Gilgamesh hukuman, kerena mereka yakin bahwa sang raja Uruk akan mendapatkan pembalasan dari takdir dan kehidupan.

"Mengapa kau tidak memberitahuku sejak awal?!" teriakan menggelegar terdengar. Sosok berambut pirang menatap geram pada sang kakak, menahan diri untuk tidak menumpahkan amarah.

Tujuh tahun ia menahan semua duka dan kesedihan, bahkan ia pun melupakan fakta bahwa kewarasannya kian hari kian menipis. Satu-satunya yang dapat membantunya keluar dari lingkaran kesedihan hanyalah tugasnya sebagai seorang raja. Ya, sehari-hari ia menanggelamkan diri dengan urusan kenegaraan untuk melupakan semua kesedihan, walau begitu semuanya hanya mampu membuatnya lebih baik untuk sementara. Bibirnya tak lagi bisa tersenyum, pandangan matanya pun terkunci pada Sungai Eufrat. Tak henti, ia berharap bahwa cintanya akan kembali dan menghabiskan seluruh sisa hidup bersamanya lagi. Semua orang yang melihat perubahan Gilgamesh pasti merasa sangat khawatir, bahkan Enkidu pun tak mampu berbuat apa-apa. Semua usahanya mengembalikan saudaranya sama sekali tidak membuahkan hasil.

Istana harem dibiarkan kosong. Serupa dengan hati sang raja. Bagi Gilgamesh, hati dan tubuhnya hanya untuk wanita yang ia cinta. Pikirannya pun tak berhenti untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi setelah perpisahan mereka. Apakah cintanya dan buah hatinya masih hidup? Apakah mereka bisa makan dengan teratur? Siapa yang akan melindungi mereka? Apakah mereka bisa tersenyum tanpa dirinya? Apakah malaikat kecilnya baik-baik saja? Seperti apa wajahnya? Apakah mereka merindukannya? Ia sangat merindukan cintanya dan malaikat kecilnya. Ingin rasanya menghancurkan dinding waktu dan berlari pada mereka. Ingin rasanya berlari dan memeluk erat mereka, membisikkan bahwa ia telah kembali dan mereka bisa hidup bersama, berbahagia. Namun, takdir tidak sebaik itu padanya.

Kembali, kini manik semerah darah masih menatap geram pada Dumuzi. Sedangkan Dumuzi hanya bisa menatap balik dan menghela napas pelan.

"Jika aku mengatakannya setelah insiden itu terjadi, kau pasti akan langsung menyusul mereka dan meninggalkan Urukh, bukan?"
Seketika Gilgamesh mengerang dan memukul meja hingga remuk berkeping-keping. Ia marah. Tidak, ia benar-benar marah! Ia marah pada para dewa, ia marah pada takdir yang mempermainkannya! Ia marah pada dunia yang membusuk dan menawarkannya sisa kesedihan yang membuatnya semakin gila!

"Aku hanya mencari saat yang tepat, Gil. Aku tidak bisa memberitahumu semua itu karena pewaris takhta Urukh masih begitu belia. Sekarang, Kausa sudah merayakan perayaan kedewasaan, kau sudah bisa melepaskan tanggung jawabmu sebagai seorang raja," jelas Dumuzi yang masih menadapat tatapan tajam dari sang adik.

"Aku tidak ingin mendengarkan alasanmu! Beritahu aku, apa yang harus aku bayarkan?"

Gilgamesh masih menyisakan kewarasan dalam benaknya. Walau dalam kondisi paling kacau pun, pria itu tahu apa yang harus ia hadapi. Menyadari keinginan kuat sang adik, Dumuzi hanya bisa menghela napas. Ia kalah. Ia sudah kalah dan ia tidak bisa menahan adiknya untuk tetap tinggal di Uruk.

"Bulan purnama di tengah malam. Seperti waktu itu. Hanya saja, Enki tidak ada di sini. Tidak ada yang akan mengontrol portal dan aku yakin portal yang akan terbuka pun tidak akan stabil, Aku tidak bisa memastikan tingkat keamanannya, semua kemungkinan bisa terjadi termasuk nyawamu yang akan mejadi taruhan. Apa kau ... baik-baik saja dengan semua kondisi itu?"

✔️Blooming Love for Eternity ( Bahasa Indonesia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang