17. Him and the gods II

4.6K 374 43
                                    

Warning! Typo Everywhere!

Warning! Mature Content! Read with your own risk! 😅😅

Happy Reading!

***

Gilgamesh P.O.V

"Apa maksud semua ini, Enkidu?" Aku menatap Enkidu dengan tajam, tanganku menghapus darah yang mengucur dari hidung dan mulutku. Aku berdiri, berhadapan dengan Enkidu yang manatap dengan serius. Sial! Apa yang terjadi dengannya!

Aku menghela napas pelan, "Baiklah. Aku minta maaf. Tapi aku tidak bisa-"

"Maaf?! Kau hanya meminta maaf?! Kau baru saja menghancurkan masa depan seorang gadis polos! Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu atau pada Arli?! Ingat, Gilgamesh, Arli bukannya berasal dari dunia kita, jika mau melangkahkan kakimu di jalan yang salah, itu akan mempengaruhi dunia kita dan masa depan! Bukan hanya kau! Tapi kita semua, manusia maupun dewa, semua makhluk yang ada di dunia ini sekarang maupun masa depan!" Ia mencengkeram tunik atasku dengan amarah yang membara. Aku tahu ... aku sudah tahu semua itu....

"Aku tahu semua itu...." Aku memegang tangannya, mencoba membuatnya tenang. Manik ruby milikku menatap manik emasnya yang telah berlinang air mata. Enkidu melepas cengkeramannya dan jatuh terduduk.

"Lalu mengapa ... Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu, saudaraku?! Ba-bagaimana jika nanti aku kehilanganmu?!" Aku mendengar nya, suara Enkidu yang bergetar. Satu-satunya teman dan juga saudaraku. Ia takut kehilangan diriku.

"Enkidu, berdirilah...." Dia masih menangis, aku menyentuh pundaknya dan dia menatapku dengan manik yang berkaca-kaca.
"Aku tidak akan pergi kemanapun, aku tidak akan kalah pada pada dewa atau sesuatu yang mereka sebut takdir."

"Gil...."

"Aku menyayangimu juga Arli. Aku menyayangi semua rakyatku. Aku akan melakukan apapun untuk melindungi apa yang menjadi milikku." Aku tersenyum lembut dan kembali ke kursiku.

"Jadi, berhentilah menangis. Aku harus mengerjakan tugasku." Aku kembali mengalihkan perhatian ke tablet yang sebelumnya aku baca. Enkidu berdiri dan melihat ke lantai marmer yangia pijak. Kedua matanya masih sembab. Namun ia mengatakan hal yang seketika membuatku tersentak.

"Apa yang akan kau lakukan jika kau harus memilih salah satu orang yang kau sayangi sebagai tumbal?"

Aku menghela napas kesal, "Hentikan, Enkidu. Aku sudah tidak tertarik dengan pembicaraan macam ini."

"Lalu apa yang akan kau lakukan jika dia ... mengandung darah dagingmu?"

Seketika aku membelalak lebar dan menatap Enkidu dengan tajam. Namun Enkidu masih nekat melanjutkan kata-katanya, "Kau harus memilih. Jika dia melahirkan anakmu, maka dia akan-"

Brakk!!
Seketika itu aku menggebrak mejaku dengan amarah yang membuncah, menatap tajam pada Enkidu. Bahkan tatapan ketakutannya pun tidak menggerakkan hatiku sama sekali.

"Aku bilang hentikan!" Dengan satu teriakan keras aku berhasil membungkam Enkidu. Namun aku segera tersadar, mengatur napas dan kembali duduk di kursiku. Aku menatap Enkidu yang melemparkan tatapan kekecewaannya padaku. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun, berbalik, ia berjalan ke pintu keluar dengan tatapan murung.

Aku menangkup wajahku dengan kedua tanganku. Seketika kepalaku berdenyut, memikirkan apa yang Enkidu katakan. Tentang semua kesalahan yang aku perbuat.

Aku benar-benar menginginkan Arli melahirkan darah dagingku, tapi aku tidak mau kehilangan dirinya....
Jika semua itu memang benar terjadi, maka aku akan menyelamatkan keduanya.
Baik Arli atau darah dagingku, aku akan melindungi mereka,
Walau semua itu mempertaruhkan semua yang aku punya, bahkan jika nyawaku yang menjadi taruhannya....

✔️Blooming Love for Eternity ( Bahasa Indonesia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang