2. Meet the King

8.2K 751 35
                                    

Warning : typo everywhere!
:)

Happy Reading!

***
Aku menatap ke kaca...

Tunik biru dengan selendang putih di pinggang ramping ku, dan juga bunga yang bertengger di kepalaku....
Kalung indah yang terbuat dari emas menggantung di leherku. Aku tidak pernah berpikir akan memakai semua ini. Tunik itu bahkan mengekspos bahu kiri ku yang tidak terbalut oleh sehelai benangpun. Aku menatap Ishia dengan wajah tidak nyaman, namun dia hanya balik memandangku dan tersenyum.

"Anda sangat cantik, Nona. Saya kagum dengan kulit Anda, sangat lembut dan tak ternoda. Apa yang Anda makan, Nona?? Apa ada perawatan khusus??

Aku melebarkan mataku dengan terkejut, lalu terkekeh geli. Ishia menampakkan wajahnya yang merona karena malu, sebelum ia menenggelamkan wajahnya di kedua tangan mungilnya.

"Ma-maafkan saya! Sa-saya hanya terlalu kagum.... Ja-jadi saya...uhh" dia terlihat kebingungan saat aku menatapnya lagi. Aku menghentikan kekehanku dan tersenyum lembut padanya.

"Tidak apa-apa. Haha. Kau sangat lucu. Ini warna kulit asliku, tidak ada hubungannya dengan makanan atau perawatan khusus. Warna kulitmu juga indah, tampak elegan." aku mengedipkan satu mata padanya dan dia merona lagi. Dia sangat lucu. Tapi ekspresinya langsung berganti menjadi cemas. Aku pun mengerutkan dahi dengan bingung.

"Nona, apa anda takut?"

Aku mengernyitkan alis dan menatapnya heran.
"Takut karena apa?"

Dia menggigit bibir bawahnya dengan cemas dan duduk di sebelahku.
"Pada.... Yang Mulia" dia berbisik pelan dengan wajah yang semakin ketakutan. Sang Raja? Apa yang dia maksud? Kalau dipikir-pikir kenapa aku harus takut dengannya? Bukankah dia hanya ingin berbicara denganku? Aku juga tidak membuat kesalahan apapun. Kenapa harus takut? Aku mulai bingung.

"Apa maksudmu?"

Tangannya yang rapuh menyentuh tanganku. Manik kelamnya menatap ke manik hazel milikku.
"Nona, saya tidak ingin Anda menderita, saya tahu Anda gadis yang baik, jadi.... Tolong, selagi anda sempat, cepatlah keluar dari istana ini, sekarang!"

Aku semakin bingung dengan ucapannya, aku menaikkan alisnya dengan tatapan bingung yang tergambar jelas.
"A-Aku tidak mengerti, apa yang kau bicarakan?"

Dia lalu memberiku sebilah pisau, yang membuat ku melebarkan mataku dengan terkejut.
"Tolonglah, Nona... Saya tidak ingin Anda seperti mereka...."

Ishia menunjuk ke arah sebuah bangunan dekat dengan istana pusat. Tentu saja, itu bangunan besar yang terbuat dari tanah liat juga. Sangat tinggi dan indah.
"Itu adalah Rumah Selir Raja, mereka semua adalah selir Raja. Jika dia sudah mengambil semua yang ia inginkan darimu, dia akan membuangnya seperti sampah." mata indah Ishia berkilat karena amarah. Ya, tentu saja aku tahu itu dari awal. Dia Raja, tidak ada yang berani menentangnya, bukan? Mereka tidak mau kepala mereka terbang dan jatuh ke lantai.

"Aku tahu, ibuku memberitahuku bahwa semua Raja itu serakah, baik urusan kekayaan ataupun wanita. Jadi, apa kau bekas selirnya juga?" aku bertanya dengan frontal. Aku tidak peduli dengan statusnya atau tingkah lakunya, tapi kalau dia memang benar seorang Raja, orang yang paling kuat di negara ini, dia pasti tahu bagaimana caranya aku kembali ke duniaku, ke tempat asalku.

Aku melihat ke Ishia lagi, matanya kini telah tergenang oleh air mata, dia memeluk tubuhnya sendiri dengan tangannya. Dia seperti..... Ketakutan.

"Dia.... Dia mengambil semuanya! Semuanya yang berharga dariku! Keluargaku! Temanku! Aku bisa mendengar jerit tangis kakakku ketika dia mengambil kakakku menjadi selirnya. Dia mengambil kakakku. Seseorang berkata padaku, kakakku tidak tidur ataupun makan beberapa Minggu setelah Yang Mulia Raja menidurinya. Dan dia dibuang di rumah para selir. Temanku terbunuh oleh pengawal Raja saat dia ingin menyelamatkan kakaku. Dia itu monster! Saya tidak mau gadis secantik dan sebaik Anda dimiliki olehnya! Saya tidak mau... Kejadian itu terulang lagi..."

✔️Blooming Love for Eternity ( Bahasa Indonesia )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang