DARI TATAPAN.

2.8K 141 3
                                    

Kawan..... Ayo kita lanjutkan
Sesudah baca jangan lupa tinggalkan jejak..
Voment kawan....

Kalo jelek jangan ngoment pedas yah... Saya jadi malas nulis nanti.
Kritik boleh tapi kritiklah yang membangkitkan

---(++)----

"Airi apa kau sudah siap?" teriak Gifar dari ruang tamu.

"Sudah kak." kata Airi yang sudah di tangga
"Lho. Mau pada kemana? Airi kamu masih sakit nak." kata Vita

"Aku sudah sehat bu, ayo kita berangkat kak. Pamit yah bu." keduanya berangkat dengan mobil pribadi. Gifar yang mengemudi dan disebelah kemudi Airi duduknya.

"Kak aku masuk duluan yah..."
Kata Airi.
"Memangnya kamu sudah tau kelasnya?" tanya Gifar.

"Belum." kata Airi nyengir kuda.
"Bareng aja. Yuk." ajak Gifar.
Keduanya berjalan bersisian. Tangan Gifar menggenggam tangan Airi erat. Airi tak mempermasalahkannya karena dia nyaman berada disebelah kakaknya ini.

"Nah ini kelasmu. Jangan nakal, yang rajin belajarnya. Kakak pergi yah." Gifar mengacak acak rambut Airi dan itu membuatnya cemberut sambil mengangguk kepala.

"Kak rusak rambut aku yang sudah aku tata tadi." kata Airi kesal Bukan merasa bersalah Gifar malah cekikikan.

"Gitu ajah marah sudah ah.. Kakak pergi yah." Gifar pergi menuju kelasnya.

Tak sengaja matanya melihqt punggung wanita dengan rambut kuncir kuda. Entah kenapa seperti ada daya magnet bagi Gifar. Gifar memperhatikan wanita itu lekat.

Tengok ke belakang. Terus menerus batinnya berkata begitu. Seperti sehati wanita itu berdiri dan berjalan ke arah Gifar. Gifar tersihir akan wajah manis gadis itu. Kulitnya putih, ada lesung pipi. Dan wajahnya terlihat cantik saat tersenyum ramah. Rambutnya diurai menambah imut dalam kategori wajahnya.

"Permisi. Kau menghalangi jalanku." kata wanita itu
Tetapi Gifar hanya menatapnya.

"Permisi." dengan keberanian wanita itu menggoyang lengan Gifar.
"Astagfirullah." gumam Gifar.

"Hei..  Kau melamun. Kau mengahalangi jalanku." kata wanita itu. Gifar segera melangkahkan kakinya meninggalkan wanita itu tanpa  menjawabnya. Wanita itu hanya cengo.

Gila.... batin wanita itu.
Tapi dia lucu juga, siapa dia? Ah... Lelaki itu bukan lucu tapi aneh. Batinnya lagi.

Kau manis... Kau lembut
Suaramu lembut
Wajahmu cantik dengan lesung dipipimu. Batin Gifar.

Ya allah.... Ampuni aku. Apa yang kau bicarakan Gifar? Kau bodoh.... Batin Gifar berkata lain.

Wanita itu.... Dia adalah FATMA AZZURA. Gadis muslimah, rajin beribadah namun lemah dalam menutup aurat. Dia berpikir untuk apa menutup aurat ketika akhlaknya tak terjaga. Dia sekarang kuliah semester lima.

Dia memiliki sahabat yaitu Anisa dan Zahra

"Ke kantin yuk." kata Zahra.
"Ayok." kata Fatma dan Anisa

"Mau pesen apa? Biar aku pesenin." kata Anisa
"Sekalian di bayarin gak?" goda Fatma.
"Teraktir... Teraktir." kata Zahra.
"Oke siapa takut... Karena aku baik aku teraktir kalian." kata Anisa.

Ketika asik makan, Gifar dan sahabatnya mendekati mereka.

"Hai... Cantik lagi pada ngapain nih?" tanya Lutfhi sambil mengerling genit.
"Heh.... Apa kamu gak lihat kita lagi makan." jelas Zahra

"Ishh... Judes banget sih." gerutu Luthfi
"Luthfi.... Udah buru mau makan gak sih?" kata Gifar.
"Mau lah... Lu yang teraktir." kata Luthfi

"Udah aku bilang jangan bilang lo gue lagi luthfi." kata Gifar tegas.
"Iya iya, maafkan aku pak ustadz." kata Luthfi.

"Eh... Kok pada berdiri katanya mau makan ayo duduk terus pesen makanannya dong jangan ribut kaya tom jerry." kata Fatma.

"Ciee... Perhatian sama aku yah." Luthfi menaik turunkan
"Ihh... Sama kalian berdua. Udah duduk." kata Fatma kesal.

Mereka berlima makan dan bercanda gurau. Namun tidak dengan Gifar yang terkenal dingin dia hanya tersenyum mendengar guyonan sahabatnya.

Melihat Fatma tertawa lepas membuat jantung Gifar berdetak kencang. Apa maksud dari perasaan ini? Apa aku menyukainya? Ya allah belum waktunya aku menyukai seseorang. Aku ingin sukses dulu. Batin Gifar sambil tersenyum

"Kenapa senyam senyum kak?" tanya Anisa
"Hah.. Ti-tidak kok. Lanjut saja makannya." kata Gifar canggung.
"Kita semua sudah habis kak. Tinggal kakak , kakak sih kebanyakan melamun. Kenapa sih kakak?" tanya Zahra penasaran. Gifar hanya membalas dengan senyum menawannya.

Melihat senyum Gifar ketiga wanita langsung memandang takjub. Tapi Fatma segera memasang wajah biasa saja. Hanya senyumannya saja kutatap kalau  tiap hari bisa jatuh cinta aku. Semua berawal dari tatap... Gumam Fatma.

"Hadeuhh... Gak usah tebar pesonanya deh.. Tar aku gak kebagian." kata Luthfi
"Apaan sih kak... Kita biasa aja kali melihat hal itu. Udah biasa orang tersenyum." gumam Fatma.

Ya ampun... Papah mamah. Aku tak bisa lepas menatapnya. Senyumnya begitu menawan dan memikat. Dia dingin tapi aku tahu hatinya lembut.

"Kakak." suara wanita melepaskan lamunan Fatma
"Airi?" gumam Gifar. Gifar berdiri menyambut Airi. Airi tersenyum dan memeluk Gifar didepan teman temannya. Keempat sahabatnya cengo melihat itu.

Apa dia kekasihnya? Tanya Zahra dibatinnya

Hhh... Gagal total. Ceweknya cantik begitu. Batin Anisa

Siapa gadis itu? Aku seperti pernah melihatnya. Apa dia kekasih Kak Gifar. Masa hanya kekasih pelukan didepan umum, memalukan. Batin Fatma.

Siapa tuh cewek. Gak biasanya Gifar mau bersentuhan dengan cewek. Batin Luthfi

Semuanya asyik dengan dunia lamunannya. Merasa didiamkan digebraknya lumayan keras meja kantin itu oleh Gifar. Semuanya terperanjat membuat Gifar tetawa pelan.
Lagi lagi semuanya terpana dengan tawa Gifar .

"Kenalkan dia Airi." kata Gifar.
"Airi ini Luthfi, Zahra, Fatma dan yang ini Anisa." kata gifar lagi. Semuanya mengguk tanda salam kenal. Begitupun Airi.

"Kak, yang mana cewek kakak." bisik Airi.
"Apaan sih kamu. Mau pulang sekarang." kata Gifar
"Ayo." kata Airi antusias.

"Hmm.... Kami pulang dulu. Oh iya ini biar aku yang teraktir." Gifar mengulurkan uang beberapa lembar kepada Luthfi.

"Kami pamit. Assalamualaikum." salam Gifar sambil merengkuh pundak Airi. Mereka seperti pasangan kekasih. Batin Fatma kecewa

Ya allah... Perasaan apa ini? Ampuni aku, menyukai lawan jenis yang belum waktu
Batin Fatma.

"Kakak wanita yang disukai kakak yang mana." tanya Airi penasaran sejak tadi melihat ketiga wanita bercanda dengan kakaknya yang dingin bila diluar rumah

"Kenapa kamu penasaran banget yah." tanya gifar sambil memencet hidung Airi gemas.

"Hhh... Kakak selalu membuatku terbang akan sikap kakak kepadaku seperti sikap pria deqasa kepada lelaki dewasa yang saling menyayangi. Tapi kita adik kakak." gumam Airi. Walaupun gumaman tapi suara Airi dapat terdengar jelas oleh Gifar.

"Lho... Kamu kok bicaranya kaya gitu?" tanya Gifar kaget.
"Eh..m entahlah kak kalo didekat kakak aku selalu gugup." kata Airi pelan

"Eh.." Mata Gifar membelalak mendengar itu.

Masa iya adik tiri satu ayah beda ibu memyukai kakaknya sendiri? Ngaco banget sih Airi batin Gifar.

"Itu bukan tanda menyukai dek, itu hanya menyukai kakak kepada adik atau sebaliknya. Kamu juga harus tegaskan kepada hatimu kalau diantara kita tidak boleh ada hubungan. Kita saudara dek. " kqta Gifar meyakinkan Airi.

"Aku tahu kak. Aku sesang mencoba membuang rasa itu." kata Airi antusias

"Nah itu baru adiknya kakak." kata Gifar sambil mengacak acak rambutku


Alhamdulillah part 2,selesai

Gimana selanjutnya?,tunggu tanggal mainnya yah wkwk
Jangan lupa vomentnya... Makasih.

Perjalanan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang