Bahagia itu Sederhana

2.6K 116 3
                                    

Assalamualaikum...
Yuk kita lanjut.

Untuk nama Fatma aku ganti jadi Fatmatul Husna
Maaf loh kalo bingung.. Hehe

Okelah....

Happy reading my beloved reader

+++++

Mulut untuk berdakwah,
nafas untuk berzikir,
mata untuk memandang kerahmatan,
telinga untuk mendengar kebaikan,
hati berdoa dalam diam,
kaki untuk berjihad

***

Melihatnya lemah tak berdaya
Aku juga tak berdaya
Aku sudah janji pada Nisa untuk menikahinya
Namun sekarang aku bimbang..

Aku segera keluar dari rumah ayah ke rumah Nisa.

Tok...tok..tok
Aku malas mengucapkan salam.

Cklek
"Loh? Kak Gifar. Tumben kemari . ayo masuk." kata Nisa

"Iya." jawabku singkat.
"Ada apa kak?" kata Nisa.

"Maafkan aku Nisa aku tidak bisa menikahimu." kata Gifar

"APA?!! Kenapa bisa? Kakak gak bercandakan?" kata Nisa

"Maafkan aku Nis, aku tidak ingin mempermainkan janji pernikahan... Biarkan aku dan Fatma bahagia. Aku tak bisa membuatnya bahagia tapi aku ingin mencobanya.

Kau tahu? Aku baru mengatakan aku ingin menikahimu saja tubuhnya seperti shock berat. Aku tidak ingin wanita yang selama ini kucinta dan kusayangi tersakiti olehku. Kumohon Nis biarkan aku membahagiakan Fatma

Aku sadar sudah khilaf padamu. Tapi aku lega penyesalanku terlambat tapi belum akhir Nis. Aku minta maaf sudah mempermainkanmu.

Jadi aku pamit tidak pantas rasanya aku datang kerumahmu malam2 begini. Assalamualaikum. " kata Gifar

"Kak tunggu. Aku punya satu pertanyaan." kata Nisa

"Katakanlah.!" pinta Gifar

"Apakah garam bisa terbentuk lagi setelah dilarutkan?" kata Nisa

Gifar berpikir sejenak kemudian menjawab

"Garam yang telah larut dalam makanan maupun minuman tak akan bisa kembali tapi dia berubah menjadi masakan yang lezat karena garam dan air akan asin karena garam.

Kita harus tahu takaran yang pas dalam menggunakan garam." kata Gifar.

"Jadi maksud kakak aku masih punya kesempatan memperbaiki diri?" kata Nisa

GIFAR mengangguk.
" tetaplah Jadi dirimu sendiri. Ingatlah pesanku tadi. Garam akan tetap asin selamanya tapi jika takarannya sesuai dengan keinginan akan indah dan lezat rasanya.

Begitupun akhlak akan tetap sama tapi jika dirubah sebaik mungkin akan timbul sesuai kriteria. Muslimah yang taat dan menomor satukan Allah SWT." kata Gifar.

"Terima kasih kak.. Ucapkan maaf dariku kak. Aku sudah menyakitinya lahir dan batin. Sebenarnya aku sudah menikah dengan Luthfi teman kuliahku kak." kata Nisa.

"Selamat kalau begitu atas pernikahannya. Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam." Nisa sedih melihat Gifar marah karenanya. Bukan apa2 masalahnya karena dirinyalah penyebab Gifar seperti itu.

"Aku akan merubah segalanya." kata Nisa.

Diambilnya Handphone Nisa lalu dia mengetik sesuatu dan tak lama send pesan singkat itu.

Perjalanan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang