bonus part

2.9K 127 13
                                    

Putra Fatma dan Gifar telah beranjak dewasa. Bahkan bisa dibilang sudah matang seperti buah.

Saat ini Putranya itu baru pulang setelah 4 tahun menempuh pendidikan di salah satu universitas yang ada di surabaya.

Kenapa tidak diluar negeri? Di Indonesia juga masih banyak universitas bagus. Bahkan sudah terbilang bagus berstandar A.

Indonesia juga bisa melahirkan pemuda dan pemudi yang memilki ilmu dan juga akhlak yang baik.

FATAH AL-FATIH itulah namanya sarjana kedokteran.
Tepatnya nanti profesinya akan menjadi dokter umum.

Entahlah dikeluarga Al-Fatih tidak ada yang mengambil kedokteran. Mungkin Fatma tapi setelah lulus kuliah dia hanya ingon menjadi IRT.

"Assalamualaikum." sapa seseorang dari luar rumah tak lupa dengan ketukan pintu.

"Abi siapa yang bertamu malam2 begini?" kata Fatma di ruang makan. Kebetulan mereka akan makan malam.

"Ini masih jam 19.00, jadi masih sore umi." kata Gifar

"Iya sebentar." Fatma setenfah berlari untuk membuka pintu

Cklek
Pintu dibuka Fatma

"Assalamualaikum." salam lelaki itu dan tak lupa dengan cengiran khasnya membuat Fatma terpaku

"Umi... Kenapa umi? Kaget yah melihat abang pulang?" kata Fatah

"Ya Allah... Abang? umi kaget abang ada didepan pintu sambil nyengir. umi kira khayalan umi atau hantu menyerupai kamu nak." cerocos Fatma

"Yarobbi... Umi aku ini Fatah asli no kw kw... Ini bukan khayalan ayalagi hantu." kesal Fatah

"Maafin Umi dak, hehe.. Ayo masuk. Kita makan malam dulu. Eh, kamu belum makan kan?" kata Fatma

"Alhamdulillah sudah tadi di terminal. Aku beli nasi padang, mi." kata Fatah sambil melangkah masuk disambut Gifar

"Ya Allah anak abi sudah pulang? Sini domg nak." Gifar merentangkan tangannya. Fatah melangkah mendelat dan memeluk Abinya

"Ya Allah... Abi bang sama kamu nak.. Sekatang kamu sudah sarjana kedokteran. Walaupun dikeluarga kita tidak ada yang dokter.. Tapi abi bersyukur kamu memilih mejafi dokter untuk menyembuhkan penyakit orang2.

Ingatlah, nak. Jangan melihat dari materiak seseorang. Bantulah sebisamu orang yang membutuhkan jasamu itu. Jika memang dia tak memilki material ikhlaslah nak. Insyallah Allah melipat gandakan pahalamu karena keikhlasanmu." nasehat Abinya Fatah dengar seksama dan akan ia jadikan tuntutan sekaligus pegangan dalam jasanya itu.

"Insyallah abi, Fatah akan berusaha sebaik mungkin tanpa melihat duniawi. Insyallah cita2 Fatah ini yang diridhoi Allah."

"Amiiin... Doa Umi akan selalu menyertai perjalanan dalam hidupmu."

"Umi Ayas kemana?" kata Fatah

"Hmm.. Ayas sudah menemuka keluarga yang sebenarnya. Nama keluarganya Karim. Mereka selama ini mencari keberadaan Ayas namun Umi dan Abi seperti menghalangi mereka." kata Fatma sedih

"Umi kan sudah abi jelaskan.. Kita tidak tahu apapun. Mereka pun tidak menuntut kita. Kita hanya merasa kasihan seorang anak kecil dijalanan kehujanan. Sekarang Ayas tinggal di Jakarta. Di perumahan ---- ." kata Gifar

"Baiklah.. Abi sama umi makan yah.. Fatah keatas mau istirahat. " kata Fatah.

"Jangan istirahat dulu.. Lrbih baik kamu mandi biar bunda siapkan air panasnya. Terus shalat ke masjid shalat isya nak." Fatma mengingatkan Fatah

"Umi aku capek aku istirahat sebentar yah?" pinta Fatah

"Nak,.. Allah hanya meminta kita luangkan waktu untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telaha Allah berikan selama ini." nasehat Fatma kembali mengalir

"Ya Allah... Ampuni hamba." gumam Fatah namun masih terdengar jelas oleh kedua orangtuanya

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjalanan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang