KERETAKAN

2.1K 108 8
                                    

Wowiw..... Ketemu lagi sama Fatma dan Gifar

Happy reading

***

Semalam setelah acara lamaran, hati Fatma masih dilema. Dia bingung harus memilih jalan yang mana. Dia istikaharah hampir setiap malam. Tapi tak kunjung ada jawaban.

Fatma berjalan di hamparan padang rumput yang luas, lalu dia menengok kearah kiri dan melohat ada seorang lelaki menggendong seorang anak kecil. Entah laki2 atau perempuan kedua wajah itu tak terlihat karena cahaya.

Lalu entah kenapa Fatma tersenyum kepada lelaki itu dan dibalas senyuman pula oleh lelaki itu.

Mereka terus menyusuri jalan, hingga ada cahaya, tapi mereka malah menembus cahaya itu dan hilang dalam sekelip mata bersama redupnya cahaya.

Fatma.... Bangun dari mimpinya. Entah apa arti dati mimpi yang baru saja dia mimpikan. Tapi mengingat mimpi itu hatinya tentram.

Fatma bangun dan segera melaksanakan shalat malam. Agar hatinya damai. Setelah selesai dia membuka buku yang berisi materi kuliah.

Pukul 02.00, dengan buku berserakan dikasur tapi sang empunya sudah masuk kedalam dunia mimpinya lagi.

Tok...tok.
"Fatma bangun nak, subuh dulu." kata Husna.

"Iya bu. Ini sudah bangun." kata Fatma sambil mengucek matanya yang masih terasa berat untuk terbuka. Fatma berjalan sempoyongan ke kamar mandi.

Fatma, Husna, dan Hisyam melaksanakan shalat subuh berjamaah dimusholla rumahnya. Hisyam menjadi imam. Salam penutup shalat dan doa pengakhir subuhannnya.

"Pah, mamah ke dapur ya. Ayo Fatma bantuin mamah." kata Husna.

"Iya mah." keduanya berjalan beriringan.

"Sekarang kamu belajar memasak. Supaya nanti suamimu mau makan di rumah. Sayang kalau makan diluar gak jamin halal dan sehatnya." kata Husna setelah keduanya ada di dapur.

Sebenarnya dirumahnya ini ada asisten rumah tangga namun Husna tetap memasak untuk sang suami juga putirnya.

"Kan sudah ada bibik, mah." kata Fatma

"Bibik hanya membantu pekerjaan mamah, nak. Jangan biasakan menggantungkan diri kepada orang lain." kata Husna tegas. Fatma hanya mengangguk malas.

"Sudah masak sana. Yang enak. Mamah mau keatas dulu." kata Husna dan melenggang pergi.

Fatma hanya diam saja, namun dia tiba2 teringat Gifar.
Aku harus masak, untuk menyenangkannya. Aku akan berbakti padanya. Aku akan belajar menjadi istri sholeha. Batin Fatma.

Lalu dia menanyakan bahan2 untuk memasak opor ayam. Lalu dia mulai memasak.

Sekitar setengah jam Fatma memasak, akhirnya selesai juga.

Entah rasanya seperti apa. Semoga enak. Amin . batin Fatma.

Disajikannya makanan itu di meja makan. Tak lama turun sepasang suami istri.

"Wah wangi banget. Siapa yang masak mah? Perasaan dari tadi mamah diatas." kata Hisyam pura2 tak tahu.

Husna tak menjawab, dia sangka Fatma akan menyombongkan diri bahwa fia yang memasak namun Fatma hanya diam.

"Ayo, kita makan pah. Fatma." ketiganya makan dengan lahap

"Ehmmm... Enak banget. Siapa sih yang masak mah?" kata Hisyam

"Gatau mamah juga. Siapa yang masak ini nak?" tanya Husna ke Fatma. Fatma mencebikkan bibir.

"Bibi yang masak. Aku mau siap2 dulu. Aku ke atas mah, pah." kata Husna dengan wajah ditekuk.

Perjalanan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang